Shalat
Idul Adha adalah shalat yang diadakan pada Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada
10 Dzulhijjah yang bertepatan dengan ibadah haji di Makkah Al-Mukarramah dan
kerena itu disebut juga dengan Hari Raya Haji atau Hari Raya Qurban kerena
disunnahkan berkurban bagi yang mampu. Dan hikmah disegerakan sholat idul adha
adalah supaya agar dapat menyembelih hewan kurban dan agar si yang bekurban
dapat memakan daging kurban yang dia kurbankan. Adapun dalil dasar idul adha
dijelaskan dalam ( QS Al-Kautsar :2)
.
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَر
Artinya:
“Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan
mendekatkan diri kepada allah)”.
Hadits Bukhari dan Muslim .
أُمِّ
عَطِيَّةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْها قَالَتْ : أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نُخْرِجَهُنَّ فِي الْفِطْرِ وَالأَضْحَى الْعَوَاتِقَ
وَالْحُيَّضَ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ ، فَأَمَّا الْحُيَّضُ فَيَعْتَزِلْنَ
الصَّلاةَ وَيَشْهَدْنَ الْخَيْرَ وَدَعْوَةَ الْمُسْلِمِينَ . قُلْتُ : يَا
رَسُولَ اللَّهِ ، إِحْدَانَا لا يَكُونُ لَهَا جِلْبَابٌ . قَالَ : لِتُلْبِسْهَا
أُخْتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا .
Artinya:
Ummu Atiyyah berkata: Rasulullah menyuruh kami perempuan untuk keluar di Idul
Fitri dan Idul Adha. Baik wanita yang baru balig, wanita` sedang haid dan wanita
perawan. Sementara orang yang haid dipisahkan dari (tempat) shalat. Agar mereka
dapat menyaksikan kebaikan dan doa umat Islam." Saya berkata, ‘Wahai
Rasulullah, ada di antara kami yang tidak mempunyai jilbab." Beliau
mengatakan, "Sebaiknya saudara perempuannya memberinya jilbab."
Hadits sahih dalam
kitab Sahihul Jamik:
أفضل أيام الدنيا أيام العشر
Artinya:
Sebaik-baik hari dunia adalah hari kesepuluh
Hadits sahih menurut Tirmidzi riwayat
ahlussunan:
أفضل الأيام عند الله يوم النحر ثم يوم القَرّ
Artinya:
Hari paling utama di sisi Allah adalah hari raya Qurban kemudian hari Qarr atau
hari kesebelas Dzulhijjah.
Adapun
keutamaan dari sholat idul adha adalah:
1. Bersegerahlah untuk mendatangi sholat idul
adha
2. Memakai pakaian yang baik tidak mesti baru
tetapi baju yang dipakai atau yang dikenakan adalah baju bagus dan bersih
3. Disunnahkan untuk membaca surah as-sajadah.
HUKUM MELAKSANAKAN SHALAT IDUL ADHA
Sunnah
tidak makan sebelum shalat idul adha. Pada hari raya Idul Adha, hukumnya sunnah
bagi setiap muslim untuk tidak makan sampai selesai shalat Idul Adha. Ini
merupakan kebalikan dari Idul Fitri yang disunnahkan makan sebelum berangkat ke
masjid untuk shalat. Berdasarkan pada hadits riwayat Ahmad :
عن عبد الله بن بريدة، عن أبيه قال: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ، وَلَا يَأْكُلُ
يَوْمَ الْأَضْحَى حَتَّى يَرْجِعَ فَيَأْكُلَ مِنْ أُضْحِيَّتِهِ
Artinya:
Dari Abdullah bin Buraidah dari ayahnya ia berkata: "Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam tidak keluar pagi pada hari Idul Fitri sehingga
beliau makan, dan beliau tidak makan pada hari Idul Adha sehingga beliau pulang
(dari shalatnya) kemudian memakan daging kurbannya"
Rukun
dan sunnat Shalat idul adha sama halnya dengan sholat-sholat lainnya, Namun ada
beberapa penambahan. Rukun dan sunnat sholat idul adha yaitu sebagai berikut:
1. Berjamaah
2. Takbir tujuh kali pada rakaat pertama dan
lima kali pada rakaat kedua
3. Mengangkat tangan setinggi bahu pada
setiap takbir
4. Setelah takbir yang kedua sampai takbir
yang terakhir membaca tasbih
5. Membaca surat pendek
6. Imam menyaringkan bacaannya
7. Khutbah dua kali setelah sholat
sebagaimana sholat jumat
8. Pada khutbah idul adha memaparkan tentang
hukum-hukum Qurban
9. Mandi, berhias, memakai pakaian
sebaik-baiknya
10. Makan terlebih dahulu sebelum sholat idul
adha
Untuk
jemaah haji beda, bedanya kita yang jemaah haji harus takbir berakhir mereka
lantunkan setelah mereka melempar jumroh dimina dan mereka harus bertakbir
berakhirnya setelah adzan setelah hari tasrik.
CARA MELAKSANAKAN SHOLAT HARI RAYA IDUL
ADHA
Dalam
Idul Adha dianjurkan untuk tidak makan terlebih dahulu kecuali setelah shalat
idul adha selesai, dianjurkan juga sholat idul adha dikerjakan lebih awal
dibanding dengan sholat idul fitri, agar dapat segera dilanjutkan dengan
prosesi penyembelihan kurban.
Adapun
Tata cara pelaksanaan sholat idul adha yaitu:
1. Ketika imam sampai dimesjid, muraqi segera berdiri untuk memberi aba-aba dimulainya sholat.
2. Imam segera menuju mihrab (tempat imam) lalu niat sholat disertai takbiratul ihram , yang niatnya
أصلي سنة عيد
الأضحي ركعتين إماما للة تعالي
Artinya: Niat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat sebagai imam karena Allah.
Sebagai
makmum:
أصلي سنة عيد
الأضحي ركعتين مأموما للة تعالي
Artinya: Niat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat sebagai makmum karena Allah.
1. Setelah takbiratul ihram, dilanjutkan membaca doa iftitah, kemudian melakukan takbir sebanyak tujuh kali pada Rakaat pertama, dan lima kali pada rakaat ke dua. Lalu membaca tasbih di sela-sela takbir.
سُبْحَانَ اللهْ وَالْحَمْدُ لِلهْ وَلآ اِلَهَ اِلَّا اللهْ
وَاللهُ اَكْبَرْ
(SubhanAllah
walhamdulillah walailaha illAllah wAllahu Akbar)
Artinya:
Mahasuci Allah dan segala puji bagi Allah dan tiada Tuhan selain Allah dan
Allah Mahabesar.
2. Setelah selesai melakukan takbir ketujuh, dilanjutkan membaca ta’awwudz, surat Al-Fatihah dan surat yang disunnahkan: seperti surat Qaf atau Al A’la pada rakaat pertama, dan surat Al-Qomar atau Al-Ghasiah pada rakaat kedua.
3. Selesai melaksanakan shalat, muraqi segera berdiri untuk memberi aba-aba dimulai nya khutbah.
4. Setelah itu, khotib menuju mimbar khutbah
5. Kemudian muraqi membaca doa
(Allahumma
qowwal islam minal mu’minina walmu’minat wayassirhum ala iqomatiddin wahtim
lana minka bilkhoiri waya khoirinnasirina birahmatika ya arhamarrohimin).
6. Selesai do’a, khotib menucapkan salam kemudian duduk
7. Lalu, muraqi membaca takbir sebanyak tiga kali
8. Kemudian, khotib melaksanakan khutbah pertama, khotib duduk sejenak, disusul muraqi membaca salawat
9. Selesai duduk, khotib melanjutkan dengan khutbah kedua sampai selesai
Setelah menyelesaikan sholat idul adha kemudian umat muslim menyembelih hewan qurban dari jamaah yang telah berkecukupan untuk dipotong dan dibagikan kepada fakir miskin disekitarnya.
KHUTBAH HARI
RAYA IDUL ADHA
Khutbah Idul Adha
1444 H: “Empat Pelajaran dari
Kisah Nabi Ibrahim AS dan Keluarganya”
اَلْحَمْدُ
لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اللهُ
فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ
اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ: اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي
بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى
الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَاَعْمَالِنَا مَنْ
يَهْدِ
Membaca Allahu Akbar sebanyak(3x) Walillahilhamdu
(MUQODDIMAH)
Kisah seorang kholilulloh kekasih
Allah SWT, nabi Ibrahim as yang Allah uji kecintaannya, antara cintanya
kepada keluarga ( nabi Ismail as dan Siti hajar ) dan cintanya kepada
Allah. Alhamdulillah cintanya kepada Allah melebihi dari segalanya, hal ini
membuat kita bahkan nabi Muhammad SAW harus mengambil pelajaran darinya.Allah
berfirman dalam (QS.Al-mumtahanah:4)
قَدْ كَانَتْ
لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ
Artinya: “Sesungguhnya telah ada contoh teladan yang baik
bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia.”(QS. Al-Mumtahanah: 4)
Ada Empat pelajaran yang terdapat dari kisah nabi
Ibrahim as dan keluarganya:
Berbaik
sangka kepada Allah SWT
Di dalam kitab; Anbiyaa Allah ( Nabi
– Nabi Allah) di karang oleh Ahmad
Bahjat beliau menjelaskan.
Pada suatu hari, Ibrahim as
terbangun dari tidurnya.Tiba-tiba dia memerintahkan kepada istrinya, Siti
Hajar, untuk mempersiapkan perjalanan dengan membawa bayinya.Perempuan itu
segera berkemas untuk melakukan perjalanan yang panjang.Pada saat itu nabi
Ismail masih bayi dan belum disapih.
Ibrahim as
melangkahkan kaki menyusuri bumi yang penuh dengan pepohonan dan rerumputan,
sampai akhirnya tiba di padang sahara. Beliau terus berjalan hingga mencapai
pegunungan, kemudian masuk ke daerah jazirah Arab. Ibrahim menuju ke
sebuah lembah yang tidak di tumbuhi tanaman, tidak ada buah-buahan, tidak ada
pepohonan, tidak ada makanan, tidak ada minuman, tempat itu menunjukkan tidak
ada kehidupan di dalamnya.
Di tempat
itu beliau turun dari punggung hewan tunggangannya, kemudian menurunkan istri
dan anaknya. Setelah itu tanpa berkata-kata beliau meninggalkan istri dan
anaknya di sana. Mereka berdua hanya dibekali sekantung makanan dan sedikit air
yang tidak cukup untuk dua hari.Setelah melihat kiri dan kanan beliau melangkah
meninggalkan tempat itu.
Tentu saja
Siti hajar terperangah diperlakukan demikian, dia membuntuti suaminya dari
belakang sambil bertanya“Ibrahim hendak pergi ke manakah engkau?” Apakah engkau
akan meninggalkan kami di lembah yang tidak ada sesuatu apapun ini?
Ibrahim as
tidak menjawab pertanyaan istrinya.Beliau terus saja berjalan, Siti hajar
kembali mengulangi pertanyaannya, tetapi Ibrahim as tetap membisu.Akhirnya Siti
hajar paham bahwa suaminya pergi bukan karena kemauannya sendiri.Dia mengerti
bahwa Allah memerintahkan suaminya untuk pergi. Maka kemudian dia
bertanya,“apakah Allah yang memerintahkanmu untuk pergi meninggalkan kami?
Ibrahim menjawab, “benar“. Kemudian istri yang shalihah dan beriman itu
berkata,” kami tidak akan tersia-siakan selagi Allah bersama kami. Dia-lah yang
telah memerintahkan engkau pergi.Kemudian Ibrahim terus berjalan meninggalkan
mereka.
Nabi Ibrahim
dan Siti hajar, mampu berbaik sangka kepada Allah SWT mereka meyakini bahwa
selagi mereka bersama Allah, maka tidak akan ada yang menyengsarakannya, tidak
akan ada yang dapat mencelakainya, tidak akan ada yang dapat melukainya.
Mencari rezeki yang halal
Setelah
Ibrahim as meninggalkan istri dan anaknya untuk kembali meneruskan
perjuangannya berdakwah kepada Allah.Siti hajar menyusui Ismail sementara dia
sendiri mulai merasa kehausan.Panas matahari saat itu menyengat sehingga terasa
begitu mengeringkan tenggorokan. Setelah dua hari, air yang di bawah habis, air
susunya pun kering. Siti hajar dan Ismail mulai kehausan.Pada waktu yang
bersamaan, makanan pun habis, kegelisahan dan kekhawatiran membayangi Siti
hajar.
Ismail mulai
menangis karena kehausan. Kemudian sang ibu meninggalkannya sendirian untuk
mencari air. Dengan berlari – lari kecil dia sampai di kaki bukit
Shafa.Kemudian dia naik ke atas bukit itu. Di taruhnya kedua telapak tangannya
di kening untuk melindungi pandangan matanya dari sinar matahari, kemudian dia
menengok ke sana kemari, mencari sumur, manusia, kafilah atau berita. Namun
tidak ada sesuatu pun yang tertangkap pandangan matanya.Maka dia bergegas turun
dari bukit Shafa dan berlari – lari kecil sampai di bukit Marwa. Dia naik ke
atas bukit itu, barangkali dari sana dia melihat seseorang, tetapi tidak ada
seorang pun.
Hajar turun
dari bukit Marwa untuk menengok bayinya. Dia mendapati Ismail terus menangis
.tampaknya sang bayi benar-benar kehausan. Melihat anaknya seperti itu, dengan
bingung dia kembali ke bukit Shafa dan naik ke atasnya.Kemudian dia ke bukit
Marwa dan naik ke atasnya, Siti hajar bolak – balik antara dua bukit, Shafa dan
Marwa, sebanyak tujuh kali.
Ada rahasia
yang jarang di kupas dari kejadian ini.Yaitu kesungguhan Siti hajar dalam
mencari air di keluarkan segala tenaganya bolak balik dari Shafa dan Marwa,
walaupun bolak balik dari Shafa dan Marwa belum mendapatkan air dia terus
berusaha.Walaupun akhirnya air itu ada di dekat anaknya sendiri.Ini memberikan
pelajaran kepada kita untuk bersungguh-sungguh dalam menjemput rezeki dengan
mengeluarkan segala kemampuan yang kita miliki karena Kita di perintahkan bukan
Cuma melihat hasil tapi juga usaha dan tenaga yang kita keluarkan, Rasulullah
SAW sangat mencintai orang-orang yang bekerja keras.
Berkorban
untuk Allah SWT
Ketika
Ismail bertambah besar, hati Ibrahim as tertambat kuat kepada putranya. Tidak
mengherankan karena Ismail hadir di kala usia Nabi Ibrahim sudah tua. Itulah
sebabnya beliau sangat mencintainya.Namun Allah hendak menguji kecintaan
Ibrahim as denganujian yang besar disebabkan cintanya itu.
فَلَمَّا
بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي
أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ
سَتَجِدُنِي إِن شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ﴿١٠٢﴾
“Maka
tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata: “Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” ia menjawab: “Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku
Termasuk orang-orang yang sabar”. (QS. Ash Shaaffat: 102 )
Ibrahim
mengambil jalan yang paling baik, yaitu berkata yang jujur dan lemah lembut
kepada putranya, ketimbang menyembelihnya secara paksa.
Mendidik Keluarga
Nabi Ismail tidak akan menjadi anak
yang penyabar jika tidak mendapat pendidikan dari ibunya dan Siti hajar tidak
akan menjadi seorang yang penyabar jika tidak di didik oleh nabi Ibrahim as. Dan
nabi Ibrahim as tidak akan dapat sabar jika tidak didikan dari Allah SWT
melalui wahyuNya.Seorang
anak dalam perkembangannya membutuhkan proses yang panjang, maka peran orang
tua dalam membentuk perilaku yang berakhlaq mulia sangat dibutuhkan, perhatian
sempurna kepada anak semenjak dari masa mengandung, melahirkan hingga sampai
masa Kewajiban ini diberikan di pundak orang tua oleh agama dan hukum
masyarakat. Karena
seseorang yang tidak mau memperhatikan pendidikan anak dianggap orang yang
mengkhianati amanah Allah.
0 Post a Comment:
Posting Komentar