Kebanyakan
ulama berpendapat bahwa orang-orang yang terhalang untuk mendatangi telaga
Rasulullah adalah orang-orang munafik yang menampakkan keislaman dan
menyembunyikan kekafiran. Demikian halnya dengan orang-orang murtad yang telah
masuk Islam kemudian kafir dan mati dalam keadaan kafir.
Para
ulama berkata,”Boleh jadi mereka dikumpulkan dalam keadaan putih berseri pada
wajah dan kaki mereka. Dengan anggapan bahwa orang-orang munafik itu termasuk
kaum muslimin secara lahir. Mereka mengerjakan sholat secara lahir. demikian
halnya dengan orang-orang murtad. Sebelumnya mereka masuk Islam dan mengerjakan
sholat. Lantas, Nabi menyeru mereka ke telaga disebabkan ciri yang ada pada
mereka. Lalu, dikatakan kepada beliau, “Mereka bukanlah termasuk golongan dari
orang-orang yang dijanjikan kepadamu (mereka lebih mengganti keislaman
sepeninggalanmu). Orang-orang munafik tidak meninggal diatas keislaman yang
mereka tampakkan secara lahir. Adapun orang-orang yang murtad, mereka telah
mengganti dengan kembali menjadi kafir setelah beriman.
Amalan
yang ditampakkan kepada beliau ialah amalan orang-orang beriman dengan
sebenar-benar keimanan. Supaya beliau mintakan ampun dan berdoa kepada Allah
untuk mereka. Adapun orang-orang kafir dari umat ini, termasuk orang-orang
munafik dan murtad, amalan mereka tidak di tampakkan kepada Nabi Saw. Karena
mereka tidak termasuk orang-orang yang pantas untuk di mintakan ampun atas
mereka, sehingga amalan mereka tidak bermanfaat sama sekali ketika di tampakkan
kepada Nabi Saw.
Para
ulama berkata, “Hikmah dari pencegahan Nabi terhadap sebagian umat untuk
mendatangin telaganya ialah untuk menunjukkan kepada setiap umat telaga Nabi
mereka. ini menunjukkan pada keadilan beliau dan pada penghormatan beliau
kepada para Nabi. Bukan berarti beliau mengusir mereka dari telaganya.
Rasulullah
Saw adalah orang yang paling dermawan, paling mulia atas seluruh makhluk Allah
yang lain. Sebagai bukti hal ini, At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa Samurah bin
Jundub r.a berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya setiap Nabi
memiliki telaga, dan sesungguhnya, mereka berbangga-bangga siapakah di antara
mereka yang paling banyak di datangi orang (pengikut), dan aku berharap akulah
Nabi yang paling banyak pengikutnya yang mendatangiku.”
Imam
al-Ghazali berkata: “Yaitu yang paling banyak pengikutnya juga mendatangi
telaganya yang mulia.” Telaga adalah rahmat Allah untuk Rasul-Nya Muhammad,
juga untuk umat beliau. Ia termasuk keutamaan Rasulullah Saw untuk memuliakan
umatnya.
Hudzaifah
bercerita:
“Pada
suatu hari Rasulullah Saw tidak keluar kepada kami. Kami mengira beliau tidak
akan keluar selamanya. Ketika keluar, beliau bersujud. Kami pun mengira jiwanya
telah di cabut ketika itu. Ketika beliau mengangkat kepalanya, beliau besabda,
“Sungguh, Rabbku meminta pendapatku mengenai umatku.” Apa yang Aku perbuat
terhadap mereka? Rabbku meminta pendapatku lagi untuk kedua kalinya. Aku pun
berkata kepada-Nya, “Terserah Engkau wahai Rabb, mereka adalah makhluk-Mu dan
hamba-hamba-Mu.”
Allah
berfirman, “Aku tidak akan menghinakanmu dama perkara umat. Allah memberiku
kabar gembira bahwa yang pertama kali masuk surga dari umatku berjumlah tujuh
puluh ribu orang. Bersama setiap seribu dari mereka terdapat tujuh puluh ribu
orang. Mereka masuk surga tanpa hisab.
Kemudian,
Dia mengutus utusan kepadaku dan berkata,”Berdoalah, doa mu akan dikabulkan,
dan mintalah, permintaanmu akan diberikan.” Aku bertanya, ‘Apakah Dia akan
memberi permintaanku?’ Dia berkata, “Tidaklah Allah mengutusku kepadamu
melainkan karena Dia ingin memberimu.”
Sungguh
rabbku telah memberiku (kenikmatan) tidak ada kesombongan. Dia mengampuni
dosa-dosaku yang telah lalu dan yang
akan datang, menjanjikan kepadaku bahwa umatku tidak akan merasakan lapar, dan
tidak dikalahkan. Allah memberiku Kautsar, yaitu sebuah sungai di surga yang
airnya mengalir ke telagaku. Dia mengaruniaiku ‘Izzah, kemenangan, rasa takut
yang hinggap pada musuh dalam jarak satu bulan. Allah menjanjikan kepadaku
bahwa akulah Nabi yang pertama kali masuk surga. Dihalalkan ghanimah (harta
rampasan perang) untuk ku dan umatku dan dihalalkan pula bagi kita banyak hal
yang dahulu di haramkan bagi umat sebelum kita.”
0 Post a Comment:
Posting Komentar