Ketika setiap orang duduk di atas
kuburannya, di antara mereka ada yang telanjang, yang berpakaian putih dan yang
hitam. Ada yang memiliki cahaya seperti lampu yang besar. Ada yang memiliki
cahaya seperti matahari. Hanya masing-masing dari mereka senantiasa
menuundukkan kepala sambil merenungkan apa yang diketahui dan diperbuat selama
seribu tahun sehingga muncul api yang bersuara dari arah barat menggiring
makhluk ke Mahsyar. Kepala makhluk itu dibuatnya bingung, baik manusia, jin,
binatang liar, maupun burung. Masing-masing mengambil amalannya dan
berkata,”Bangunlah dan pergilah ke Mahsyar.”
Barang siapa yang ketika itu
memiliki amalan yang baik, amalannya berubah menjadi baghal. Ada yang amalannya
berubah menjadi keledai dan ada yang menjadi biri-biri. Kadang-kadang amalan
itu membawanya dan kadang-kadang amalan itu melemparkannya. Bagi masing-masing
mereka dijadikan cahaya yang terpancar di hadapannya dan juga dari sebelah
kanannya. Cahaya itu berjalan di hadapannya dalam kegelapan. Inilah makna
firman Allah Swt.: “Cahaya mereka memancar di hadapan dan disebelah kanan
mereka” (QS al Tahrim: 8)
Sementara itu, disebelah kirinya
tidak ada cahaya, melainkan kegelapan pekat yang tidak ada orang pun yang dapat
melihat. Disitulah orang-orang kafir dan orang yang ragu tersesat. Orang Mukmin
memandang kekuatan kepekatannya, lalu memuji Allah atas limpahan cahaya yang
memberi petunjuk di dalam kesulitan itu. Ia berjalan di hadapan mereka sebab
Allah menyingkapkan kepada hamba Mukmin yang diberi nikmat itu ihwal
orang-orang sengsara yang disiksa untuk menjelaskan kepadanya jalan-jalan
faedah. Sebagaimana diperlihatkan kepadanya perbuatan penghuni surga dan
penghuni neraka.
Dalam hadis shahih disebutkan bahwa
seseorang bertanya kepada Rasulullah
Saw. “Bagaimana kami berkumpul di Mahsyar, wahai Rasulullah?” Beliau
menjawab,”Dua di atas unta, lima di atas unta, dan sepuluh di atas unta.” Makna
hadis ini, wallahu a’lam, adalah bahwa suatu suatu kaum saling bertemu di dalam
Islam, lalu Allah swt. merahmati mereka. Dari amalan mereka itu diciptakan
untuk seekor unta yang mereka kendarai. Hal itu disebabkan lemahnya amalan
mereka karena mereka itu bersekutu. Karenanya, mereka seperti kaum yang keluar
dalam perjalanan yang jauh, yang tidak ada yang orang lain bersama mereka.
Di antara mereka ada yang membeli
seekor binatang tunggangan yang membawanya, maka dua atau tiga bersekutu
didalam membayarnya. Mereka membeli seekor binatang tunggangan yang mereka
giring dijalan. Kadang-kadang untuk membeli seekor unta saja bersekutu sepuluh
orang. Hal itu disebabkan tangan mereka menggenggam harta, yakni mereka tidak
menggunakannya, tetapi mereka diberi keselamatan. Oleh karena itu, beramallah,
niscaya Allah menunjukkan kepadamu amalan yang akan menjadi seekor unta untuk
mu yang terhindar dari persekutuan. Ketahuilah bahwa hal itu merupakan
perniagaan yang menguntungkan.
Adapun orang-orang yang bertaqwa itu
adalah perutusan. Sebagaimana hal itu difirmankan Allah Swt: (Ingatlah) hari
(ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Pemurah sebagai perutusan yang terhormat (QS. Maryam: 85)
Didalam hadis gharib disebutkan
bahwa pada suatu hari Rasulullah Saw. bersabda kepada para sahabat,”Ada
seseorang dari Bani Israil yang mengerjakan banyak kebaikan sehingga ia
dikumpulkan bersama kalian.” Para sahabat bertanya, “Apa yang ia perbuat?”
Beliau menjawab,”Ia mewarisi harta yang banyak dari bapaknya. Lalu, ia membeli
sebidang kebun dan membagikannya kepada orang-orang miskin. Ia berkata,’Ini
adalah kebun saya di sisi Allah.’ Ia pun membagi-bagikan uang yang banyak
kepada orang-orang lemah. Ia berkata,’Dengan uang ini saya membeli budak
perempuan dan laki-laki dari Allah.’ Ia memerdekakan banyak budak. Ia berkata,’Mereka
adalah para pelayan saya disisi Allah.’ Lalu, pada suatu hari ia melihat orang
buta. Ia melihat kadang-kadang orang itu dapat berjalan dan kadang-kadang
tersungkur. Karenanya, ia membelikannya untuknya kendaraan yang dapat
membawanya ke tempat yang ia kehendaki. Ia berkata, ‘Ini adalah kendaraan saya
yang akan saya tunggangi disisi Allah Swt. Demi Zat yang diri saya dalam
kekeasaan-Nya, sungguh seakan-akan saya melihat kendaraan itu didatangkan
kepada saya lengkap dengan pelana dan tali kekangnya untuk saya kendarai menuju
tempat penantian.”
Di antara manusia ada yang
dikumpulkan dengan fitnah duniawinya. Karenanya, ada kaum yang diuji dengan
sepotong kayu dan dilakukan terus-menerus sehingga menjadi kebiasaan mereka.
Ketika salah seorang dari mereka bangkit dari kuburnya, ia mengambil sepotong
kayu itu dengan tangan kanannya, lalu melemparkannya. Ia berkata,”Semoga Allah
menjauhkanmu dari rahmat-Nya. engkau telah melalaikanku dari berzikir kepada
Allah.” Tetapi, kayu itu kembali kepadanya dan berkata,”Aku akan tetap
menemanimu hingga Allah memberikan keputusan di antara kita. Dia adalah
sebaik-baik Yang menghukumi.
Demikian pula pemabuk dibangkitkan
sebagai pemabuk, pengecut akan dibangkitkan sebagai pengecut, dan setiap orang
yang dibangkitkan menurut keadaan yang mencegahnya dari jalan Allah. Seperti
itu pula disebutkan dalam hadis shahih:”Peminum khamar dikumpulkan sementara
botol tergantung dileher mereka dan cawan tergenggam di tangan mereka. Tubuh
mereka lebih bau daripada setiap bangkai dimuka bumi. Setiap makhluk yang
melewati mereka pasti melaknat mereka.
0 Post a Comment:
Posting Komentar