Apabila
seseorang bertanya, apakah mendatangi telaga terjadi sebelum menyebrangi
shirath ataukah setelahnya? jawabannya, apabila dilihat dari lahir
hadits-hadits yang telah disebutkan, hal itu terjadi sebelum menyebrangi shirath
karena sebagian umat ada yang terhalangi untuk mendatanginya. Dikatakan bahwa
mereka kembali murtad sejak Nabi meninggalkan mereka. Jika status mereka
sebagai orang kafir maka orang kafir tidak akan menyeberang di atas shirath.
Bahkan, mereka akan diseret ke neraka di atas wajah mereka sebelum dapat
menyeberanginya.
Jika
mereka orang-orang yang berbuat maksiat dari kaum muslimin, tidak mungkin
mereka di halangi dari mendatangi telaga Nabi, Terlebih lagi pada mereka
terdapat ciri dsari bekas wudhu. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Nabi Saw. “Aku mengenali
kalian puti bersinar karena bekas wudhu.”
Kemudian, orang yang menyeberangi
shirath, dialah orang yang selamat. Orang seperti ini tidak mungkin di halangi
dari mendatangi telaga. Maka, yang benar-benar mendatangi telaga terjadi
sebelum menyeberang di atas shirath.
Az-Zubaidi
menjelaskan dalam syarh Al-Ihya’ pada bab yang membahas tentang letak telaga,
Al-Qurthubi memaparkan dalam At-Tadzkirah, penulis kitab Al-Qut dan yang
lainnya berpendapat bahwa mendatangi telaga terjadi setelah shirath. Sedangkan
ulama-ulama yang lain berpendapat kebalikannya (telaga terjadi sebelum
shirath). Pendapat yang kuat ialah Nabi memiliki dua telaga, yang satu sebelum
shirath dan yang lain di dalam surga. Keduanya dinamakan dengan Kautsar.
Al-Hafidh
Ibnu Hajar menukil pendapat Az-Zubaidi dalam Fathul Bari: Kautsar ialah sebuah
sungai di dalam surga. Airnya mengalir ke dalam telaga Nabi dan telaga beliau
dinamakan dengan Kautsar karena airnya mengalir dari sungai Kautsar. Sebagai
ringkasan yang dapat diambil dari perkataan Imam Al-Qurthubi ialah telaga
terletak sebelum shirath karena seluruh manusia mendatangi Padang Mahsyar dalam
keadaan haus. Orang-orang beriman mendatangi telaga sementara orang-orang kafir
berjatuhan ke dalam neraka.
Mereka
berkata, “Wahai Rabb, kami haus.” Lantas neraka Jahannam diangkat ke hadapan
mereka bagaikan fatamorgana. Lalu dikatakan kepada mereka. “Mengapa kalian
tidak mendatanginya (untuk minum)? Mereka mengira yang ada di hadapan mereka
adalah air sehingga mereka berjatuhan ke dalam neraka. Saya berpendapat bahwa
pendapat yang paling kuat ialah telaga terletak sebelum shirath. Wallahu
a’lam.
0 Post a Comment:
Posting Komentar