"Dengan membaca kamu mengenal dunia. Dengan Menulis kamu dikenal Dunia."

murevi18.blogspot.com

Kamis, 31 Agustus 2023

MENGENAL KITAB-KITAB HADIS MU’TABARAH

Mengenal kitab-kitab hadis bagi umat Islam khususnya para calon sarjana muslim merupakan sebuah keharusan. Karena dengan mengenal dan mempelajari kitab-kitab hadis tersebut, baik mulai dari pengarangnya, sistematika penulisannya atau yang lain yang berhubungan dengan masalah studi hadis akan memudahkan proses pencarian hadis langsung dari sumbernya dengan melakukan penelitian ulang tentang kualitas hadis sehingga tidak ragu-ragu untuk berhujjah menggunakan hadis. Hadis atau sunnah, baik secara struktural ataupun fungsinya telah disepakati sebagai sumber ajaran agama setelah Al-Quran karena dengan adanya hadis itulah ajaran Islam semakin menjadi sempurna.

Kitab Ṣaḥīḥ al-Bukhārī

Kitab Ṣaḥīḥ al-Bukhārī memiliki judul lengkap Al-Jāmi al-Musnad aṣ-Ṣaḥīḥ alMukhtaṣar min Umūr Rasulillāh wa Sunanih wa Ayyamih.” Kitab ini disusun selama enam belas tahun, dimulai saat Imam al-Bukhari berada di Masjid al-Haram, Mekah, dan diselesaikan di Masjid Nabawi Madinah. Menurut Ibnu Ṣalāh ̣ dan an-Nawāwī, kitab ini berisi 7.275 hadis, dikarenakan banyak yang diulang dan jika tidak diulang, jumlah hadis yang ada di dalamnya sebanyak 4.000 buah hadis. Jumlah hadis sebanyak itu disusun oleh Imām al-Bukhārī dan gurunya Syaikh Ishāq yang merupakan hasil saringan dari satu juta hadis yang diriwayatkan oleh 80.000 orang rawi.

Imām al-Bukhārī terkenal memiliki daya hafal yang sangat tinggi. Semua hadis yang beliau koleksi dari berbagai kota dan dari puluhan ribu rawi tersebut mampu beliau hafal. Namun tidak semua hadis yang beliau hafal kemudian diriwayatkan dan dituangkan dalam kitabnya, melainkan diseleksi terlebih dahulu secara ketat dengan menetapkan syarat-syarat. Beliau sangat cermat dan teliti. Selain itu, setiap kali hendak menulis hadis dalam kitabnya, beliau mandi dan shalat istikharah dua rakaat terlebih dahulu untuk meyakinkan bahwa hadis yang akan ditulis benar-benar shahih.

Kitab Ṣaḥīḥ al-Bukhārī ditulis secara sistematis. Hadis-hadis di dalamnya dikelompokkan berdasarkan topik-topik yang lazim dipergunakan dalam sistematika penulisan kitab fikih. Hanya saja kitab hadis itu diawali dengan pembahasan tentang wahyu dan diakhiri dengan pembahasan tentang tauhid. Kitab ini dibagi dalam seratus bagian dan setiap bagiannya terdiri atas beberapa bab. Dalam setiap bab terhimpun hadishadis yang berbicara tentang topik yang sama. Hadis-hadis tersebut ditulis lengkap beserta sanadnya.

Imām al-Bukhārī menetapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah hadis untuk dapat disebut sebagai hadis shahih. Syarat-syarat yang ditetapkan oleh Imam al Bukhari sebagai berikut;

1.  Perawinya harus seorang muslim, ṣadiq (jujur), berakal sehat, tidak mudallis (berbohong), menipu dan mengada-ada, tidak mukhtaliṭ (mencampuradukkan hak dan batil), nilai-nilai utama dan nilai- nilai yang rendah, serta bergaul dengan orang-orang jahat pada satu kesempatan, dan orang-orang baik pada kesempatan lain, ‘adil, ẓabiṭ atau kuat daya ingatnya, sehat pancaindera, tidak suka ragu-ragu, dan memiliki i'tikad baik dalam meriwayatkan hadis.

2.      Sanadnya bersambung sampai kepada Nabi Saw.

3.  Matannya tidak syaż (menyimpang dari ajaran agama yang benar) dan tidak ber’illat (cacat secara aqli maupun hati nurani).

4.   Perawi hadis harus mu’aṣirah (satu masa), liqā (bertemu langsung/ bertatap muka), dan ṡubūt sima’ihi (mendengar langsung secara pasti dari gurunya).

Selain itu, Imām al-Bukhārī hanya berpegang kepada perawi-perawi hadis yang memiliki integritas kepribadian dan kualifikasi persyaratan yang tertinggi. Murid-murid Imam Ibnu Syihāb az-Zuhrī misalnya, oleh Imām al-Bukhārī dibagi ke dalam lima tingkatan (ṭabaqāt). Tingkatan pertama, mereka yang memiliki sifat adil, kuat hapalan, teliti, jujur, dan lama menyertai az-Zuhrī, seperti Mālik dan Sufyān bin Uyainah.

Tingkatan kedua, memiliki sifat yang sama dengan tingkatan pertama hanya saja tidak lama menyertai az-Zuhrī, seperti al-Auza’i, dan al-Laiś bin Sa’ad. Tingkatan ketiga, mereka yang memiliki kualifikasi di bawah tingkatan kedua, seperti Ja’fār bin Barqan dan Zam’ah bin Ṣālih. Tingkatan yang keempat dan kelima adalah mereka yang tercela atau majruh dan lemah. Dalam meriwayatkan hadis Imām al-Bukhārī hanya memilih perawi tingkatan pertama dan hanya sedikit dari tingkatan kedua. Beliau sama sekali tidak meriwayatkan hadis dari para perawi yang berada pada tingkatan ketiga, keempat, dan kelima.

Kitab Ṣaḥīḥ al-Bukhārī ini laksana cahaya yang terang benderang, melebihi terangnya sinar matahari. Kaum muslimin, bahkan para ulama menilai kitab ini sebagai kitab yang luar biasa. Imam Muslim misalnya, beliau banyak mengambil faedah dari karya agung ini. Beliau mengatakan bahwa karya ini tidak ada tandingannya dalam ilmu hadis. Imam al-Nawawi mengatakan dalam muqaddimah Syarh ̣ Ṣah ̣īh ̣ Muslim, “Para ulama sepakat bahwa buku yang paling sahih setelah Al-Qur’an adalah dua kitab ṣaḥīḥ, Ṣaḥīḥ alBukhārī dan Ṣaḥīḥ Muslim.”

Cukuplah pengakuan para imam ahli hadis ini menunjukkan keagungan kitab ini. Abu Ja’far Mah ̣mūd bin ‘Amr al-Uqaili mengisahkan ketika al-Bukhārī menulis kitab Ṣah ̣īh ̣ ini, beliau membacakannya kepada Imam Ah ̣mad, Imam Yahya bin Main, Imam Ali bin Al-Madini, juga selain mereka. Maka mereka mempersaksikan tentang keshahihan hadis-hadis yang ada.

Kitab Ṣaḥīḥ al-Bukhārī selain sangat berguna bagi umat Islam, ia mampu menginspirasi para ulama yang lain untuk berkarya. Sebagai bukti, banyak ulama-ulama ahli hadis yang juga menyusun kitab sejenis dengannya. Selain itu, ada pula ulama yang menyusun kitab-kitab syarh, sebagai pemapar dan penjelas, dari kitab Ṣaḥīḥ al-Bukhārī. Adapun kitab-kitab yang men-syarah (memaparkan dan menjelaskan) Ṣaḥīḥ al-Bukhārī ada 82 buah, antara lain:

Kitab ‘Umdatul Qari Syarh Ṣahῑh al-Bukhāri oleh al-Allamah Badruddin al-‘Aini. • Kitab at-Tanqῑh, karya Badruddin az-Zarkasyī. • Kitab At-Tausyῑh, karya Jalaluddin as-Suyūt ̣ī. • Kitab A’lamu as-Sunan, karya al-Khat ̣t ̣ābī. • Kitab Fatḥ al-Bāri Syarḥ Ṣaḥīḥ al-Bukhārī oleh al-Ḥafiz ̣ Ibnu Ḥajar al-Asqalānī. • Kitab Syarḥ al-Bukhāri oleh Ibnu Bat ̣t ̣āl dan lain-lain.

Yang merupakan induk dari kitab syarh ̣ dari Ṣaḥīḥ al-Bukhārī adalah Fatḥ al-Bāri karya Ibnu Ḥajar al-Asqalani. Sedangkan sebaik-baiknya ringkasan (mukhtaṣar) dari Ṣaḥīḥ al-Bukhārī adalah At-Tajrīdu aṣ-Ṣaḥīḥ yang disusun oleh Ḥusain ibn al-Mubarak.

Sumber : Hadis Ilmu Hadis Kementerian Agama RI

NB: Untuk Kalangan Siswa Madrasah Aliyah Kelas X 

Share:

0 Post a Comment:

Posting Komentar

Pengikut

Arsip Blog

Definition List

Unordered List

Support