Nama
lengkapnya adalah ‘Abdullah bin Abdurrah ̣man bin al-Fad ̣l bin Bahram bin Abd
as,-Ṣamad
ad-Dārimī. Adapun julukannya (kunyah)
adalah Abū Muhammad atau yang biasa dikenal dengan nama Imām ad-Dārimī. Nama
daerah yang dinisbahkan kepada beliau, yaitu Darim. Ia dilahirkan pada tahun
181 H, sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Ad-Dārimī sendiri, beliau
menuturkan bahwa “Aku dilahirkan pada tahun
meninggalnya Abdullah bin al-Mubārak”. Imām ad-Dārimī dianugerahi
kecerdasan, pikiran yang tajam dan daya hapal yang sangat kuat, teristimewa
lagi dalam menghapal hadis. Beliau berjumpa dengan para gurunya dan mendengar
ilmu dari mereka. Beliau adalah sosok yang tawadu’ dalam hal pengambilan ilmu,
mendengar hadis dari kibar al ‘ulama
(ulama senior) dan Ṣigār al-‘ulamā
(ulama yunior), sampai-sampai dia mendengar dari sekelompok ahli hadis dari
kalangan teman sejawatnya, akan tetapi beliau juga seorang yang sangat selektif
dan berhati-hati. Beliau selalu mendengar hadis dari orangorang yang terpercaya
dan śiqqah.
Pengembaraan
keilmuan Imam ad-Dārimī dalam rangka pencarian ilmu khususnya hadis,
sebagaimana para ulama hadis yang lain, dilakukan dengan mengunjungi berbagai
kawasan dunia Islam antara lain; Khurasan, Iraq, Baghdad, Syam, Kufah, Mekah
dan Madinah.
Beliau
berguru kepda para ulama besar di zamannya antara lain; Yazid bin Harun, Ya’la
bin ‘Ubaid, Ja’far bin ‘Aun, Basyr bin ‘Umar az Zahrani, ‘Ubaidullah bin Abdul
Hamid al Hanafi, Ahmad bin Hambal, Yahya bin Ma’in dan lain-lain.
Murid-murid
Imām ad-Dārimī antara lain; Imam Muslim bin Hajjaj, Imam Abū Dawūd, Imam Abu
‘Isā at-Tirmiżī, ‘Abd bin Humaid, Raja` bin Murji, Al-Hasan bin As ̣- Ṣabbah
al-Bazzār, Muh ̣ammad bin Yah ̣ya, Abū Ḥātim dan masih banyak lagi yang
lainya. Imām ad-Dārimī adalah ulama hadis yang sangat terkenal di bidang hadis,
maka banyak dari kalangan ulama yang memberikan sanjungan kepada Imām
ad-Dārimī, di antaranya adalah: Imam Ahmad bin Ḥanbal memuji beliau dan
menyebutnya dengan gelar “imam” dan berpesan agar menjadikannya rujukan (seraya
ucapannya diulang-ulang).
Muhammad
bin Basyar berkata: “Penghapal kaliber
dunia ada empat: Abu Zur’ah ar-Razi, Muslim an-Naisaburī, Abdullah bin Abdurrah
̣man dan Muh ̣ammad bin Ismail di Bukhari.”
Imām
ad-Dārimī merupakan ulama yang lumayan produktif yang menghasilkan beberapa
kitab yang jumlahnya cukup banyak. Di antaranya adalah: Sunan ad-Dārimī, Suluśiyāt
(kitab hadis), Al-Jāmī’, dan Tafsir.
Imām
ad-Dārimī wafat pada hari Kamis bertepatan dengan hari Tarwiyyah, 8 Dzulhijah,
setelah Ashar tahun 255 H, dalam usia 75 tahun. Dan dimakamkan keesokan
harinya, Jumat (hari Arafah).
Sumber
: Ilmu Hadis kementerian Agama RI
NB
: Untuk Kalangan Siswa Madrasah Aliyah Kelas X
0 Post a Comment:
Posting Komentar