Sikap
kehati-hatian terhadap periwayatan hadis ditunjukkan oleh khalifah pertama, Abu
Bakar As-Siddiq. Khalifah pertama ini menunjukkan perhatian yang serius dalam
memelihara hadis. Abu Bakar as-Siddiq mengambil kebijakan memperketat
periwayatan hadis agar tidak disalah gunakan oleh orang-orang munafik.
Sikap
ketat dan kehati-hatian Abu Bakar tersebut juga ditunjukkan dengan tindakan
konkret, yakni dengan membakar catatan-catatan hadis yang beliau miliki. Hal ini
sebagaimana dinyatakan oleh ‘Aisyah, putri Abu Bakar, bahwa Abu Bakar telah
membakar catatan yang berisi sekitar lima ratus hadis. Tindakan Abu Bakar
tersebut lebih dilator belakangi oleh kekhawatiran beliau dalam meriwayatkan
hadis. Dilain kesempatan, Abu Bakar juga tidak serta menerima begitu saja
riwayat suatu hadis, sebelum meneliti terlebih dahulu periwayatnya.
Untuk
membuktikan suatu hadis benar-benar berasal dari Rasulullah, beliau meminta
kepada periwayat hadis untuk mendatangkan saksi. Sebagai konsekuensi sikap
kehati-hatian Abu Bakar ini, hadis-hadis yang diriwayatkan beliau relatif sedikit
jumlahnya meskipun beliau merupakan sahabat yang paling dekat dan paling akrab
dengan Nabi Saw. selain itu, ada beberapa hal yang menyebabkan sedikitnya
riwayat Abu Bakar antara lain, pertama,
beliau selalu sibuk ketika menjabat sebagai khalifah; kedua, kebutuhan akan hadis tidak sebanyak pada zaman sesudahnya;
dan ketiga, jarak antara meninggalnya
beliau dengan meninggalnya Nabi Muhammad Saw sangat singkat.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa aktivitas periwayatan hadis pada masa khalifah Abu Bakar as-Siddiq ra. Masih sangat terbatas dan belum menonjol. Pada masa ini pula umat Islam dihadapkan pada peristiwa-peristiwa yang sangat menyita waktu, seperti adanya berbagai pemberontakan yang dapat merongrong kewibawaan pemerintah sepeninggalan Rasulullah Saw. Namun akhirnya, kesemuanya itu dapat diatasi oleh Abu Bakar dengan baik.
Sumber : Ilmu Hadis Kementerian Agama RI
NB: (Untuk kalangan Siswa Madrasah Aliyah Kelas X)
0 Post a Comment:
Posting Komentar