"Dengan membaca kamu mengenal dunia. Dengan Menulis kamu dikenal Dunia."

murevi18.blogspot.com

Selasa, 15 Agustus 2023

SEJARAH PEMELIHARAAN HADIS

Hadis memliki peran penting terhadap pengembangan disiplin keilmuan Islam lainnya seperti tafsir, fikih, tauhid dan akhlak. Al-Quran juga menginsyaratkan perintah merujuk kepada Nabi Muhammad Saw. ketika umat Islam memiliki berbagai persoalan. Hadis disepakati sebagai sumber ajaran Islam kedua setelah Al-Quran yang harus dipegang oleh kaum muslimin. Akan tetapi secara historis, perjalanan hadis tidak sama dengan perjalanan Al-Quran. Jika Al-Quran sejak awlanya sudah dilestarikan (melalui hapalan dan pencatatan) secara resmi atas petunjuk Nabi Muhammad Saw. otentisitas Al-Quran dijamin oleh Allah.

Berbeda dengan hadis, dalam sejarah awal Islam, pernah muncul pelarangan penulisan hadis, karena adanya kekhawatiran pencampuradukan antara Al-Quran dengan hadis. Bahkan pernah juga terjadi munculnya hadis-hadis palsu. Sehingga timbullah usaha-usaha verifikasi dan kritik dalam bentuk yang sederhana oleh para sahabat, serta usaha-usaha untuk menyeleksi hadis-hadis tersebut, menuliskannya dan kemudian mengkodifikasinya pada masa-masa berikutnya.

Hadis Pada Masa Rasul Saw.

        Sebagai Nabi dan Rasul Allah, Muhammad Saw dibekali berbagai keistimewaan diantaranya adalah mukjizat Al-Quran serta keluhuran akhlak. Selama bertugas sebagai Nabi dan Rasul, Muhammad Saw. mengajarkan nilai-nilai Islam sebagai dasar pembangunan peradaban Islam yang mulia. Selain itu, sebagai Nabi dan Rasul, Muhammad Saw. adalah sosok sentral, sosok panutan bagi umat Islam di saat itu dan di kemudian hari. apa yang Nabi Muhammad Saw katakana adalah perkataan yang bernilai yang dijalankan. Apa yang Muhammad Saw lakukan adalah sesuatu yang baik dan kemudian dicontoh. Dan apa yang Nabi Muhammad tetapkan adalah ketetapan yang baik dan kemudian dipatuhi.

Keluhuran akhlak Nabi Muhammad Saw dicatat dalam Al-Quran:

 وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٖ ٤

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung (QS AL-Qalam: 4)

Bahkan dalam suatu hadis disebutkan akhlak Nabi Muhammad Saw diidentikkan dengan Al-Quran. disamping itu, Allah telah mengajarkan kepada beliau segala sesuatu yang belum diketahuinya. Oleh karena itu, Nabi Muhammad Saw telah mencapai puncak keilmuan yang belum pernah dicapai oleh manusia lain sepanjang sejarah.

Metode Rasulullah Saw dalam menyampaikan ajaran-ajaran Islam adakalanya melalui perkataan, perbuatan, maupun ketetapan. Oleh karena nya apa yang dilihat oleh atau disaksikan oleh para sahabat baik berupa perkataan, perbuatan maupun taqrir Nabi merupakan landasan amaliyah sehari-hari mereka. Nabi Muhammad Saw. dimata para sahabatnya adalah idola yang paling sempurna. Rasulullah Saw merupakan sentral kehidupan keagamaan dan keduniawian.

Pada masa Rasulullah Saw. masih hidup, perhatian para sahabat lebih terkonsentrasikan pada Al-Quran. di antara para sahabat yang pandai menulis ditugasi beliau Saw untuk menulis Al-Quran. penulisan Al-Quran pada waktu itu masih sangat sederhana yakni ditulis di atas pelepah kurma, kulit binatang, dan batu-batuan. Sedangkan hadis pada saat itu secara umum tidak tercatat. Namun hadis yang diterima dengan mengandalkan hapalan para sahabat Nabi, dan hanya sebagian hadis yang ditulis oleh para sahabat Nabi.

Hal ini disebabkan, Nabi pernah melarang para sahabat untuk menulis hadis sebagaimana hadis berikut:

“Dari Abu Said Al-Khudri, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: Janganlah menulis dariku selain Al-Quran. Barang siapa yang menulis dari ku selain Al-Quran maka hapuslah (HR. Bukhari)

Namun perkembangannya, Nabi juga pernah menyuruh para sahabat untuk menulis hadis, sebagaimana hadis berikut:

“Dari Rafi’ Ibn Khudaij berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah bahwa sesungguhnya kami mendengarkan darimu segala sesuatu, kemudian kami menuliskannya. Kemudian Nabi bersabda: “Tulislah dan tidak ada masalah (HR. At-Thabrani)

Sejumlah sahabat Nabi telah menulis hadis Nabi, misalnya Abdullah bin ‘Amr bin Ash dengan catatan yang diberi nama al-Sadiqah, Abdullah bin Abbas, Ali bin Abi Thalib, Sumrah bin Jundab, Jabir bin Abdullah, dan Abdullah bin Abi Auf. Walaupun demikian  tidaklah  berarti bahwa seluruh hadis telah dihimpun dalam catatan para sahabat tersebut. catatan-catatan hadis tersebut disamping sebagai dokumen bahwa pada masa Nabi telah terjadi aktivitas penulisan hadis dapat digunakan sebagai sarana periwayatan hadis secara tertulis. Meskipun jarang, periwayatan hadis secara tertulis pada masa ini juga pernah dilakukan.

Menurut Said Aqil Husain al-Munawwar, penulisan hadis bersifat pribadi dan untuk kepentingan pribadi. Dengan demikian, hadis-hadis yang ada pada para sahabat, yang kemudian diterima oleh para tabi’in memungkinkan ditemukan adanya redaksi yang berbeda-beda. Sebab, ada yang meriwayatkannya sesuai atau sama benar dengan lafaz yang diterima dari Nabi da nada yang hanya sesuai makna atau maksudnya saja sedangkan redaksinya tidak sama.

Dengan demikian, hadis Nabi yang berkembang pada zaman Nabi (sumber aslinya) lebih banyak berlangsung secara hapalan ketimbang secara tulisan. Penyebabnya adalah Nabi sendiri melarang sahabat untuk menulis hadisnya, di samping orang-orang Arab sangat kuat hafalannya dan suka menghafal, da nada kekhawatiran bercampur dengan al-Quran. Dengan kenyataan ini, sangat logis sekali bahwa hadis Nabi terdokumentasi pada zaman Nabi secara keseluruhan.

 Sumber : Ilmu Hadis Kementerian Agama RI

 NB: (Untuk kalangan Siswa Madrasah Aliyah Kelas X)

 

 

Share:

0 Post a Comment:

Posting Komentar

Pengikut

Arsip Blog

Definition List

Unordered List

Support