Nama
lengkapnya adalah Abū Abdillah Muh ̣ammad bin Yazid bin Mājah al-Quzwini. Lahir
di Quzwini, Irak tahun 207 H/ 824 M. Sejak berusia 15 tahun, Ibnu Majah sudah
menekuni hadis dan belajar kepada tokoh-tokoh ulama pada zamannya. Ia pun merantau
ke berbagai kota di dunia Islam, sebagaimana tokoh-tokoh ulama besar lainnya.
Imam
Ibnu Majah, selain terkenal sebagai ulama hadis, juga ahli dalam tafsir
AlQur’an, dan sejarah kebudayaan Islam. Hal ini terlihat dari tiga karya
besarnya, Sunan Ibnu Mājah, Tafsir Al-Qur’an al-Karim, dan Sejarah perawi hadis
(at-Tarikh). Dalam buku yang terakhir ini, beliau mengambil para perawi hadis
sejak masa Nabi sampai pada masanya. Dari tiga karya Ibnu Majah tersebut yang
sampai ke tangan kita hanya yang pertama, yaitu Kitab Sunan Ibnu Mājah.
Kitab
Sunan Ibn Mājah yang disusun seperti bab fikih, jumlah hadisnya sebanyak 4.341
buah hadis. 3002 hadis di antaranya diriwayatkan oleh Aṣhāb al-Khamsah dan
1.339 buah hadis diriwayatkan oleh Ibn Majah. Di dalamnya terdapat hadis
ṣaḥiḥ, ḥasan dan ḍa`if
Ibnu
Kaśīr berkata : “Muhammad bin Yazid bin Majah pemilik kitab al-Sunan yang
terkenal. Kitab ini menunjukkan atas amal, ilmu, kedalaman, ketajaman dan
konsistensinya dalam mengikuti sunnah baik dalam masalah-masalah yang mendasar
(ushul) maupun masalah cabang (furu’).”
Para
ulama sebelum abad ke-6 H belum memasukkannya ke dalam Buku Induk Hadis Enam
(Ummahat al-Kutub al-Sittah) kemudian dimasukkannya setingkat (al-Muwatṭ̣,a’)
karya Imam Malik. Para ulama mendahulukan Sunan Ibnu Mājah daripada al-Muwatṭ̣,a’’
dalam gabungan Buku Induk Hadis Enam tersebut, karena di dalamnya terdapat
beberapa hadis yang tidak didapati dalam kitab lima, dan didapat lebih banyak
dari al-Muwatṭ̣,a' bukan berarti ia lebih unggul dari
al-Muwatṭ̣,a'.
Beliau meninggal dunia pada tanggal 22 Ramadhan 273 H.
Sumber
: Ilmu Hadis kementerian Agama RI
NB
: Untuk Kalangan Siswa Madrasah Aliyah Kelas X
0 Post a Comment:
Posting Komentar