Untuk
melenyapkan cahaya Islam, kaum kafir Quraisy bersepakat untuk membunuh
Muhammad. Namun sebelum mengambil langkah lebih jauh, mereka menemui
pelindungnya, Abu Thalib.
Kepada
Abu Thalib mereka katakana, “Keponakan anda mencaci maki sesmbahan dan agama
kami, menyebut kami adalah orang jahil. Dia juga bilang bila nenek moyang kami
adalah orang sesat. Sekarang hokum dia atau biar kami yang melakukan. Kami
tidak bisa bersabar lagi menghadapinya.”
Abu
Thalib menyadari situasi gawat yang dihadapinya. Ia memanggil Muhammad dan
menceritakan semua yang dikatakan oleh pembesar Quraisy. Ia berkata, “Jagalah
dirimu dan diriku dan jangan membenaniku dengan sesuatu yang melebihi
kemampuanku.”
Dengan
tenang dan teguh hati, Muhammad menjawab, “Walaupun mereka meletakkan matahari
di tangan kananku dan rembulan ditangan kiriku agar aku berpaling dari risalah
yang aku bawa, aku tidak akan berhenti sampai Allah mengantarkan aku pada
kejayaan Islam atau aku binasa karenanya.”
Tersentuh
oleh nada tinggi dari jawaban keponakan tersayangnya, Abu Thalib menjawab,
“lakukanlah apa yang ingin kamu lakukan! Demi Tuhan pemelihara Ka’bah, aku
tidak akan menyerahkanmu pada mereka.”
(Sumber: The Prophet and Islam, A.
Hakim Khan)
0 Post a Comment:
Posting Komentar