Sikap kehati-hatian dalam
meriwayatkan hadis tetap menjadi prinsip utama yang dipegang oleh Ali bin Abi
Thalib artinya, Ali bin Abi Thalib tetap berhati-hati dalam meriwayatkan hadis
bahkan beliau baru bersedia menerima suatu riwayat apabila periwayat hadis
tersebut mengucapkan sumpah bahwa hadis tersebut benar-benar berasal dari Nabi
Muhammad Saw hanya saja, terhadap orang-orang yang benar-benar dipercayainya
Ali tidak memintanya untuk bersumpah. Dengan kata lain, fungsisumpah dalam
periwayatan hadis bagi Ali tidaklah menjadi syarat mutlak keabsahan periwayatan
suatu hadis. Ali bin Abi Thalib termasuk sahabat yang cukup banyak meriwayatkan
hadis nabi. Hadis yang beliau riwayatkan selain bentuk lisan, juga dalam bentuk
tulisan (catatan).
Hadis yang diriwayatkan Ali dalam
bentuk tulisan berkisar tentang hukuman denda (diyat), pembebasan orang Islam
yang ditawan orang kafir, dan larangan melakukan hukuman qisas terhadap orang
Islam yang membunuh orang kafir.
Ditinjau dari kebijakan pemerintah, kehati-hatian dalam kegiatan periwayatan hadis pada masa Ali bin Abi Thalib sama dengan periode sebelumnya. Akan tetapi situasi umat Islam pada masa Ali bin Abi Thalib telah berbeda dengan situasi sebelumnya. Pertentangan politik Umat Islam pada masa ini semakin menajam. Peperangang antara pendukung Ali dan Mu’awiyah telah terjadi. Kepentingan politik telah mendorong pihak-pihak tertentu melakukan pemalsuan hadis. Sehingga tidak semua periwayatan hadis dapat dipercaya.
Sumber : Ilmu Hadis Kementerian Agama RI
NB: (Untuk
kalangan Siswa Madrasah Aliyah Kelas X)
0 Post a Comment:
Posting Komentar