Perhatian para sahabat Rasul Saw.
yang begitu besar terhadap Al-Quran, tidak membuat mereka surut memperhatikan
keberadaan hadis. Karena kecintaan mereka terhadap al-Quran sama besar
kecintaan terhadap Rasulullah, maka mereka pun berlomba-lomba melestarikan
hadis Nabi.
Berikut beberapa metode penyampaian
hadis yang disampaikan oleh Rasulullah Saw kepada para sahabatnya:
Melalui Majelis atau Pengajian-Pengajian
Para sahabat selalu mendatangi
pengajian-pengajian yang disampaikan oleh Rasulullah Saw. Rasulullah Saw selalu
menyediakan waktu bagi para sahabat untuk menyampaikan berbagai ajaran Islam.
Para sahabatpun selalu berusaha mengikuti berbagai majelis yang disampaikan
berbagai pesan-pesan keagamaan walaupun mereka mengikuti secara bergiliran.
Jika ada sahabat yang tidak bisa hadir maka disampaikan oleh sahabat-sahabat
yang hadir.
Melalui cara ini, para sahabat
mendapatkan peluang yang besar untuk menyerap sebanyak mungkin informasi dari
Nabi Muhammad Saw. Para sahabat memiliki semagat yang tinggi dan sangat haus
akan fatwa-fatwa dari Nabi Muhammad Saw.
Mereka selalu meluangkan waktu untuk
hadir ke majelis ilmu Rasulullah. Bahkan sebagian sahabat yang ada yang rela
melakukan perjalanan yang sangat jauh untuk meminta solusi atas permasalahan
yang mereka hadapi kepada Nabi Muhammad Saw.
Diantara sahabt ada yang sengaja
membagi tugas untuk mendapatkan informasi yang berasal dari Nabi Muhammad Saw.
Umar bin Khattab misalnya, membagi tugas dengan tetangganya untuk mendapatkan
hadis dari Nabi Muhammad Saw. Apabila tetangganya pada suatu saat menemui Nabi,
Umar ra pada keesokan harinya demikian seterusnya. Pihak yang bertugas menemui
Nabi dan memperoleh berita dari Nabi, mereka segera menyampaikan berita tersebut
kepada yang tidak bertugas. Pada saat demikian terjadi periwayatan hadis oleh
sahabat dari sahabat yang lain. Hadis tidak semata-mata diriwayatkan dari Nabi,
tetapi sebagian diriwayatkan oleh sahabat dari sahabat yang lain.
Peritiwa Yang dialami Rasulullah Saw sendiri
Dalam hal ini Rasul menyampaikan
hadis berkaitan dengan peristiwa yang dialaminya sendiri. Secara kebetulan
sahabat yang menyertai rasul bisa menyampaikan kepada yang lain.
Sahahat
Bertanya
Di antara para sahabat ada yang
mengalami berbagai persoalan kemudian mereka menanyakan langsung kepada
Rasulullah Saw tentang bagaimana hukumnya terhadap persoalan tersebut. kemudian
Rasulullah segera memberikan fatwa atau penjelasan hukum tentang peristiwa
tersebut. kasus yang dialami sahabat apakah kasus yang terjadi pada diri
sahabat itu sendiri maupun terjadi pada sahabat yang lain. Singkatnya, jika di
antara para sahabat mengalami suatu masalah, para sahabat tidak merasa malu
bertanya langsung kepada Rasulullah, maka sahabat tersebut mengutus sahabat lainnya
untuk bertanya kepada Rasulullah.
Sahabat Menyaksikan Langsung
Kadang-kadang ada juga sahabat yang
melihat secara langsung Rasulullah Saw melakukan satu-satu perbuatan, hal ini
berkaitan dengan ibadah seperti, sholat, zakat, puasa, dan ibadah haji serta
ibafdah-ibadah lainnya. Para sahabat yang menyaksikan hal tersebut segera
menyampaikan untuk sahabat lain atau generasi sesudahnya, diantaranya yaitu
peristiwa yang terjadi antara Rasulullah dengan malaikat Jibril mengenai iman,
Islam, Ihsan dan tanda-tanda hari kiamat.
Ceramah atau Pidato ditempat Umum
Melalui ceramah atau pidato ditempat yang terbuka sebagaimana ketika khutbah pada haji Wada’. Pada saat menunaikan haji pada tahun 10 H (631 H) Nabi menyampaikan khutbah yang sangat bersejarah di hadapan ribuan kaum muslimin yang menunaikan ibadah haji. Isi khutbah beliau banyak terkait dengan bidang mu’amalah, siyasah, jinayah, dan hak asasi manusia.
Perbedaan
Tingkat Penerimaan Hadis dikalangan Sahabat
Para sahabat memiliki dedikasi dan
loyalitas yang tinggi untuk menyampaikan sebanyak mungkin apa yang telah
diajarkan oleh Nabi. Situasi dan latar belakang sosio-historis mereka
amsing-masing menunjukkan keberagaman tingkat penerimaan hadis mereka. Sebagian
ada yang tinggal dikota, sebagian lagi ada yang dikampung. Jarak mempengaruhi
frekuensi pertemuan mereka dengan Nabi, sehingga juga berdampak pada banyak
sedikitnya hadis yang mereka dapatkan.
Pada periode ini, terjadi perbedaan
tingkat penerimaan hadis dikalangan sahabat. Sahabat satu dengan yang lain
tidak sama dalam hal perolehan dan penguasaan terhadap hadis Nabi Saw. diantara
mereka ada yang memiliki banyak hadis sedang yang lain hanya sedikit. hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
· Perbedaan
frekuensi kebersamaan dengan Rasulullah Saw
· Perbedaaan
tingkat kemampuan tulis-menulis dan kecerdasan yang dimiliki oleh masing-masing
sahabat
· Perbedaan waktu
masuk Islam. Ada yang masuk Islamnya lebih awal, ada pula yang belakangan.
Para sahabat yang tergolong banyak
menerima hadis dari Rasulullah terdapat beberapa kelompok, diantaranya:
pertama, mereka yang pertama kali masuk islam atau yanga dikenal dengan as-sabiqun
al-awwalun, seperti al-khulafaur-Rasyidin, yaitu Abu Bakar, Umar bin
Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib serta Abdullah bin Mas’ud.
Kedua, mereka senantiasa berada disamping Nabi dan bersungguh-sungguh
menghafal hadis, seperti Abu Hurairah, atau mereka yang mencatatnya, seperti
Abdullah bin Amr bin Ash ra. Ketiga, mereka memiliki usia panjang,
seperti Anas bin Malik, Abdullah bin Abbas ra. Keempat, mereka yang
secara pribadi erat hubungannya dengan Nabi Saw, seperti Aisyah dan Ummu
Salamah.
Sumber : Ilmu
Hadis Kementerian Agama RI
NB: (Untuk kalangan Siswa Madrasah Aliyah Kelas X)
0 Post a Comment:
Posting Komentar