"Dengan membaca kamu mengenal dunia. Dengan Menulis kamu dikenal Dunia."

murevi18.blogspot.com

Sabtu, 19 Agustus 2023

ABDULLAH BIN ABBAS SAHABAT YANG BANYAK MERIWAYATKAN HADIS NABI SAW

Sahabat Nabi saw kelima setelah ‘Aisyah ra. yang mendapat julukan “bendaharawan hadis” (al-mukśirūn fi al-ḥadīś) adalah 'Abdullah ibn Abbās ra. Nama beliau adalah Abdullah bin Abbās bin Abdul Mut ̣t ̣ālib bin Hasyim lahir di Mekah tiga tahun sebelum Hijrah. Ayahnya adalah Abbās, paman Rasulullah SAW., sedangkan ibunya bernama Lubabah binti Ḥariś yang dijuluki Ummu Fad ̣l, saudari dari Ummul Mukminin Maimunah, istri Rasulullah SAW. Abdullah bin Abbās dikenal dengan panggilan Ibnu Abbās atau juga disebut Abul Abbās. Ibnu Abbās adalah salah seorang dari empat pemuda yang dijuluki “Al- ‘Abadillah” (empat orang pemuda yang bernama Abdullah). Tiga dari al- Abadillah yang lain adalah ‘ Abdullah bin ‘ Umar (Ibnu ‘ Umar), Abdullah bin Zubair (Ibnu Zubair), dan Abdullah bin Amr ra. Mereka termasuk di antara tiga puluh orang yang menghapal dan menguasai Al-Qur’an pada saat Fathu Makkah (penaklukkan kota Mekah), serta merupakan bagian dari ulama yang dipercaya kaum muslimin untuk memberi fatwa saat itu. Ibnu Abbās adalah sahabat yang mempunyai kedudukan yang sangat terpandang, ia dijuluki sebagai informan umat Islam. Dari beliaulah asal silsilah khalifah Daulat Abbasiah. Ibnu Abbas senantiasa mengiringi Rasulullah SAW. Beliau menyiapkan air wudhu Nabi, berjamaah bersama Nabi, dan sering menghadiri majelis-majelis ilmu Nabi SAW. Oleh karena itulah, beliau banyak meriwayatkan hadis dari Nabi Muhammad SAW.. Nabi Muhammad SAW. pernah secara khusus pernah mendoakan beliau: “Ya Allah fahamkanlah ia tentang agama dan ajarilah ia ta`wil” (HR. Ahmad)

Berkat doa ini pulalah Ibnu Abbas memiliki berbagai keutamaan. Selain dalam hal penafsiran Al-Qur’an beliau juga pandai dalam hal ilmu nasab, sya’ir, fikih dan ilmu-ilmu agama Islam yang lain. Beliau dijadikan referensi oleh banyak sahabat sepeninggal Rasul saw. Murid Ibnu Abbās, At ̣ā` bin Abi Rabbah ̣ mengatakan, “Banyak orang mendatangi Ibnu Abbas untuk mempelajari syair dan nasab-nasab. Orang yang lain mendatangi Ibnu Abbās untuk mempelajari sejarah hari-hari peperangan. Dan kelompok lainnya mendatangi Ibnu Abbās untuk mempelajari ilmu agama dan fikih. Tidak ada satu golongan pun dari mereka kecuali mendapatkan apa yang mereka mau.” Ibnu Abbās baru berusia menginjak 15 atau 16 tahun ketika Nabi wafat. Setelah itu, pengejarannya terhadap ilmu tidaklah berhenti. Beliau berusaha menemui sahabatsahabat yang telah lama mengenal Nabi Saw. demi mempelajari apa-apa yang telah Nabi ajarkan kepada mereka semua. Dengan kesungguhannya mencari ilmu, baik di masa hidup Nabi maupun setelah Nabi wafat, Ibnu Abbās memperolah kebijaksanaan yang melebihi usianya. Karena kedalaman pengetahuan dan kedewasaannya, ‘Umar bin Khat ̣t ̣āb menyebutnya ‘pemuda yang tua' (matang). Khalifah Umar sering melibatkannya ke dalam pemecahan permasalahan-permasalahan penting negara. Bahkan sering mengedepankan pendapat IbnuAbbas daripada pendapat sahabat-sahabat senior lain.Argumennya yang cerdik dan cerdas, bijak, logis, lembut, serta mengarah pada perdamaian membuatnya handal dalam menyelesaikan perselisihan dan perdebatan. Beliau menggunakan debat hanya untuk mendapatkan dan mengetahui kebenaran, bukan untuk pamer kepintaran atau menjatuhkan lawan debat. Hatinya bersih dan jiwanya suci, bebas dari dendam, serta selalu mengharapkan kebaikan bagi setiap orang, baik yang dikenal maupun tidak. Umar pernah berkata, “Sebaik-baik tafsir Al-Qur’an ialah dari Ibnu Abbās. Apabila umurku masih lanjut, aku akan selalu bergaul dengan Abdullah bin Abbās.” Sa`ad bin Abī Waqqās menerangkan, “Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih cepat dalam memahami sesuatu, yang lebih berilmu dan lebih bijaksana daripada Ibnu Abbas.” Ibnu Abbas tidak hanya dikenal karena pemikiran yang tajam dan ingatan yang kuat, tapi juga dikenal murah hati. Teman-temannya mengatakan, “Kami tidak pernah melihat sebuah rumah penuh dengan makanan, minuman, dan ilmu yang melebihi rumah Ibnu Abbās.” ‘Ubaidullah bin ‘Abdullah bin Utbah berkata, “Tak pernah aku melihat seseorang yang lebih mengerti tentang hadis Nabi serta keputusan-keputusan yang dibuat Abu Bakar, Umar, dan Utsman, daripada Ibnu Abbas.” Sebagaimana lazimnya pada saat itu, pejabat pemerintahan adalah orang-orang alim. Ibnu Abbās pun pernah menduduki posisi gubernur di Bashrah pada masa kekhalifahan ‘Ali bin Abi Ṭālib. Penduduknya bertutur tentang sepak terjang beliau, “Ia mengambil tiga perkara dan meninggalkan tiga perkara. Apabila ia berbicara, ia mengambil hati pendengarnya; Apabila ia mendengarkan orang, ia mengambil telinganya (memperhatikan orang tersebut); Apabila ia memutuskan, ia mengambil yang termudah. Sebaliknya, ia menjauhi sifat mencari muka, menjauhi orang berbudi buruk, dan menjauhi setiap perbuatan dosa.” Ibnu Abbas meriwayatkan sekitar 1.660 hadis Beliau juga aktif menyambut jihad di Perang Hunain, Tha`if, Fathu Makkah dan Haji Wada`. Selepas masa Rasul, Ia juga menyaksikan penaklukkan Afrika bersama Ibnu Abū As-Sarah, Perang Jamal dan Perang Ṣiffin bersama ‘Ali bin Abi Ṭālib. Pada akhir masa hidupnya, Ibnu Abbās mengalami kebutaan. Beliau menetap di Ṭa`if hingga wafat pada tahun 68H di usia 71 tahun.

Sumber : Ilmu Hadis Kementerian Agama RI

NB: (Untuk kalangan Siswa Madrasah Aliyah Kelas X)

 

Share:

0 Post a Comment:

Posting Komentar

Pengikut

Arsip Blog

Definition List

Unordered List

Support