Imam
Mālik bin Anas adalah pendiri mazhab Maliki. Nama lengkapnya adalah Mālik bin
Anas bin Malik bin Abī ‘Amir bin ‘Amr bin Ḥaris al-Asbahi al-Madani. Lahir di
kota Madinah pada tahun 93 H, bertepatan dengan tahun meninggalnya sahabat Anas
bin Mālik ra. Ia mendapat gelar (kunyah) Abū Abdillah.
Imam
Mālik tumbuh di tengah-tengah ilmu pengetahuan, hidup di lingkungan keluarga
yang mencintai ilmu, di kota sumber mata air sunnah dan kota rujukan para alim
ulama. Di usia yang masih sangat belia, beliau telah menghapal Al-Qur`an,
menghapal sunah Rasulullah SAW., menghadiri majelis para ulama dan berguru
kepada salah seorang ulama besar pada masanya yaitu Abdurrah ̣man bin Hurmuz.
Kakek dan ayahnya adalah ulama hadis terpandang di Madinah. Sejak kecil Imam
Malik tidak meninggalkan Madinah untuk mencari ilmu. Ia merasa Madinah adalah
kota dengan sumber ilmu yang berlimpah dengan kehadiran ulama-ulama besar.
Karena keluarganya ulama ahli hadis, maka Imam Malik pun menekuni pelajaran
hadis kepada ayah dan paman-pamannya. Di samping itu beliau pernah juga berguru
kepada para ulama terkenal lainnya.
Pada
usia belasan tahun Imam Malik mulai menuntut ilmu. Ketika berumur 21 tahun
beliau mulai mengajar dan berfatwa. Beliau berguru pada ulama terkenal di
antaranya Nafi’, Sa’id al-Maqburi, Amir bin Abdullah bin Zubair, Ibnu
al-Mukandir, az-Zuhri, Abdullah bin Dinār, dan sederet ulama-ulama besar
lainnya. Murid-murid Imam Malik banyak sekali, di antara mereka yang sangat
terkenal adalah Ishāq bin Abdullah bin Abū Ṭalh ̣ah, Ayyub bin Abu Tamimah
as-Sakhtiyāni, Ayyūb bin Habīb al-Juhani, Ibrahim bin ‘Uqbah, Isma’il bin Abī
Ḥakim, Ismail Ibnu Muh ̣ammad bin Sa’ad, dan Imam Asy-Syafi’i.
Meskipun
Imam Mālik memiliki kelebihan dalam hafalan dan kekuatan pengetahuannya, akan
tetapi beliau tidak mengadakan rihlah ilmiah dalam rangka mencari hadis, karena
beliau beranggapan cukup dengan ilmu yang ada di sekitar Hijaz. Meski beliau
tidak pernah mengadakan perjalanan ilmiyyah, tetapi beliau telah menyandang
gelar seorang ulama, yang dapat memberikan fatwa dalam permasalahan umat, dan
beliau pun membentuk satu majelis di masjid Nabawi. Semua itu agar dapat
mentransfer pengetahuannya kepada kaum muslimin serta kaum muslimin dapat
mengambil manfaat dari pelajaran yang di sampaikannya.
Imam
Malik merupakan seorang ulama yang produktif dalam menulis kitab. Salah satu
karya monumental beliau adalah kitab al-Muwatṭ̣,a’, berarti ‘yang
disepakati’ atau ‘panduan’ yang membahas tentang ilmu dan hukum-hukum agama
Islam.
Dalam
menyusunnya beliau menghabiskan waktu 40 tahun, dan selama waktu itu, beliau
menunjukkan kepada 70 ahli fikih di Madinah. Tentang Imam Malik, Imam
asySyafi’ī berkata:
“Imam Malik adalah Amirul
mukminin dalam (ilmu) hadis”
Yahya
bin Ma’in berkata: “Imam Malik adalah
hujjatullah atas makhluk-Nya setelah para tabi’in.”
Selain
al-Muwat,t,a’
Imam Malik juga menulis berbagai kitab antara lain; Risalah fī al-Qadar, Risalah fī an-Nujūm wa Manāzili al-Qamar, Risālah
fī al-Aqẓiyyah, Risālah ilā Abi Gassan Muḥammad bin Mut,arrif,
Risālah ilā al- Laiś bin Sa’d fī Ijma’i Ahli al Madīnah, Juz’un fī at-tafsir,
Kitabu as-Sir, dan Risālat ilā ar-Rāsyid. Beliau meninggal
dunia pada malam hari tanggal 14 safar 179 H pada usia yang ke 85 tahun dan
dimakamkan di Baqi`, Madinah al-Munawwarah.
Sumber
: Ilmu Hadis kementerian Agama RI
NB
: Untuk Kalangan Siswa Madrasah Aliyah Kelas X
0 Post a Comment:
Posting Komentar