Pada prinsipnya, ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar
siswa yaitu faktor internal dan eksternal.
Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam
diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Dalam membicarakan
faktor intern ini, terdapat dua faktor
yang mempengaruhi belajar, yaitu : faktor jasmaniah, dan faktor psikologis.
a) Faktor Jasmaniah
Kesehatan, Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah
mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan
ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan,
olahraga, rekreasi, dan ibadah.
Cacat tubuh, Keadaan cacat tubuh
juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal
ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau di usahakan
alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.
b)
Faktor Psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam
faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Yaitu sebagai berikut :
(1)
Intelegensi
Intelegensi merupakan satu kecerdasan yang di miliki manusia untuk merespon, mengadaptasi apa yang ada di sekelilingnya dengan cara berfikir, merasa dan bertindak.
(2)
Perhatian
Perhatian merupakan pemusatan tenaga psikis tertuju kepada
suatu obyek serta menampakkan adanya banyak atau sedikit kesadaran yang menyertai
aktivitas yang di lakukan.
Untuk
dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian
terhadap bahan yang di pelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi
perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar.
Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu
menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi
atau bakatnya.
(3) Minat
Secara sederhana, minat (interest) berarti
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu. Minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena memberi
pengaruh terhadap aktivitas belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan
tidak mau belajar. Mengenai minat
ini antara lain dapat di bangkitkan dengan cara-cara berikut sebagai berikut:
(a) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan
(b) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman
yang lampau
(c) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil
yang baik
(d) Menggunakan berbagai macam untuk mengajar.
(4) Motivasi Belajar
Motivasi merupakan perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang
yang di tandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Sadirman AM mengatakan bahwa seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada
dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa motivasi mendorong kelakuan dan
mempengaruhi serta mengubah kelakuan. Jadi, fungsi motivasi itu meliputi
berikut ini :
1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.
2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang di inginkan .
3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
(5) Bakat
Bakat merupakan kemampuan khusus yang menonjol di antara berbagai jenis yang di miliki seseorang, biasanya berbentuk keterampilan atau sesuatu bidang ilmu.
(6) Kematangan
Kematangan
merupakan suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana
alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Kematangan
belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus-menerus, untuk itu
di perlukan latihan-latihan dan pelajaran. Dengan kata lain anak yang sudah
siap (matang) belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar.
(7) Kesiapan
Kesiapan merupakan kesediaan baik fisik maupun mental untuk
melakukan sesuatu. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seeseorang dan juga
berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk
melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu di perhatikan dalam proses belajar,
karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya
akan lebih baik.
Faktor Eksternal
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat di golongkan
menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non
sosial.
a) Lingkungan Sosial
Ada tiga lingkungan sosial yang dapat mempengaruhi hasil belajar, yaitu sebagai berikut:
Lingkungan sosial sekolah
Lingkungan sosial sekolah meliputi: guru, administrasi, dan
teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan
yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar
lebih baik di sekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang
guru atau administrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar.
Lingkungan sosial masyarakat
Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan
mempengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran
dan anak terlantar juga dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa, paling
tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat
belajar yang kebetulan yang belum di milikinya.
Lingkungan sosial keluarga
Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar.
Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah),
pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar
siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang
harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.
Pernyataan di atas menyerupai hadits Rasulullah yang berbunyi :
عَنْ أبِي هُرَ يْرَ ةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَا
لَ قَالَ رَسُوْ لِ الله صلى الله عليه وسلم مَا مِنْ مَوْ لُوْ دٍ إِلَّايُو لَدُ
عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ أوْ
يُمَجِّسَاِنهِ كَمَا تُنْتَجُ
الْبَهِيْمَةُ بَهِيْمَةٌ جَمْعَاءَ هَلْ
تُحِسُّونَ فِيْهَا مِنْ جَدْ عَاءَ ثُمَّ يَقُوْ لُ أَبُو هُرَيْرَةَ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ فِطْرَةَ اللهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِ يْلَ لِخَلْقِ اللهِ
ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ (متفق عليه)
Dari abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW berbeda: “Tidak ada seorang anak (adam) melainkan dilahirkan atas fitrah (islam), maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya beragama Yahudi atau beragama nasrani atau beragama majusi. Bagaikan seekor binatang melahirkan seorang anak. Bagaimana pendapat mu apakah didapati kekurangan? Kemudian abu hurairah menbacakan firman Allah (Q.S. ar-rum:30). (tetaplah atas) firman Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah (agama Allah). (HR. Muttafaq’Alaih).
Hadis di atas menjelaskan tentang status fitrah
setiap anak, bahwa setatusnya bersih, dan Islam baik anak seorang Muslim
ataupun non-Muslim. Kemudian orang tuanya lah yang memelihara dan memperkuat
keislamannya atau bahkan mengubah menjadi tidak muslim, seperti Yahudi,
Nasrani, dan Majusi. Hadis ini memperkuat bahwa pengaruh orang tua sangat
dominan dalam membentuk kepribadian seorang dengan faktor-faktor pengaruh
pendidikan lain. Kedua orang tua mempunyai tanggung jawab yang lebih besar
dalam mendidik anaknya.
Dari penjelasan di atas maka jelaslah bahwasannya peran orang tua/keluarga sangatlah penting dalam mendidik anak. Oleh sebab itu orang tua mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dalam mendidik anak.
e) Lingkungan non sosial
Ada tiga lingkungan non sosial yang dapat mempengaruhi hasil
belajar, yaitu sebagai berikut:
(1) Lingkungan alamiah
kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin,
sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana
yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan
alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.
(2) Faktor instrumental
Perangkat belajar yang dapat di golongkan dua macam.
Pertama, hardware, seperti gedung
sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga, dan lain
sebagainya. Kedua, software, seperti
kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabus, dan lain
sebagainya.
(3)
Faktor materi pelajaran
Faktor ini hendaknya di sesuaikan dengan usia perkembangan siswa, begitu juga dengan metode mengajar guru, di sesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat di terapkan sesuai dengan kondisi siswa.
0 Post a Comment:
Posting Komentar