"Dengan membaca kamu mengenal dunia. Dengan Menulis kamu dikenal Dunia."

murevi18.blogspot.com

Selasa, 06 Juni 2023

BAGAIMANA KEADAAN ORANG MUKMIN MELINTASI SHIRATH?

           Keadaan orang-orang mukmin ketika mereka melintasi shirat berbeda-beda sesuai dengan perbedaan tingkat keimanan dan amal perbuatan mereka, atau kenifakan, kemaksiatan, dan dosa-dosa besar mereka. Di antara mereka ada yang selama, berlalu seperti hembusan angin, adapula yang tercabik-cabik dan akhirnya selamat, serta adapula yang disambar besi-besi berpengait kemudian jatuh ke dalam neraka Jahannam.

            Abu Hurairah meriwayatkan dalam sebuah hadits yang panjang bahwa Rasulullah bersabda,”Dibentangkan shirath di antara dua punggung Jahannam dan aku bersama umatku adalah yang pertama kali melewatinya, dan tidak ada seorangpun yang berbicara pada hari itu selain para rasul, dan do’a para rasul pada hari itu adalah ,”Ya Allah, selamatkanlah! Selamatkanlah! Dan dalam neraka Jahannam itu ada besi-besi yang berpengait seperti duri Sa’dan, ‘Apakah kalian pernah melihat duri Sa’dan? ‘Mereka menjawab, ‘Ya, wahai Rasulullah.’ Beliau bersabda,’Seperti itulah besi-besi dalam Jahannam hanya saja tidak ada yang mengetahui ukuran besarnya selain Allah, yang akan menyambar manusia karena amal perbuatan mereka.”

            Abu Hurairah menceritakan bahwa Rasulullah bersabda, “Kemudian diletakkanlah shirath di atas neraka Jahannam dan diperkenankanlah syafaat. Mereka berkata, ‘Ya Allah, selamatkanlah! Selamatkanlah!’ Lalu, ditanyakan kepada Rasulullah, ‘Wahai Rasulullah, apakah shirath itu? Beliau bersabda,’Tempat yang menggelincirkan, di dalamnya ada besi-besi yang berpengait serta duri-duri.

            Pada tempat yang paling tinggi ada duri kecil yang dinamakan dengan As-Sa’dan. Maka, orang-orang mukmin pun melewatinya, ada yang laksana kedipan mata, ada yang laksana kilat, ada yang laksana angina, ada yang laksana burung, ada yang laksana kuda yang berlari kencang juga ada yang laksana onta yang berjalan, maka ada yang selamat, ada yang tercabik-cabik lalu dilepaskan, da nada juga yang ditimbun dalam neraka Jahannam. Setalah orang-orang mukmin telah terbebas dari neraka, Sungguh demi Zat yang jiwaku ada di tangan-Nya, tidak seorang pun dari kalian yang lebih kuat sumpahnya kepada Allah Swt dari orang-orang mukmin di hari kiamat, dalam menyelidiki kebenaran (untuk memberi pembelaan) bagi saudara-saudara mereka yang berada di neraka.

            Mereka berkata, ‘Wahai Rabb kami, dahulu mereka melaksanakan puasa, sholat, dan haji.’ Maka, dikatakan kepada mereka, ‘Keluarkanlah siapa saja yang kalian kenal, telah diharamkan tubuh-tubuh meraka atas neraka.’ Maka, mereka pun mengeluarkan orang-orang dalam jumlah yang banyak yang telah dimakan api, sebagian diantara mereka hingga separuh kedua betisnya dan juga hingga kedua lututnya.

            Imam An-Nawawi dalam menjelaskan hadits yang mulia ini berkata, “Sesungguhnya manusia di atas shirath itu ada tiga kelompok:

1.      Satu kelompok di selamatkan, maka ia pada dasarnya tidak mendapatkan sesuatu pun.

2.      Satu kelompok di cabik-cabik, kemudian dilepaskan dan diselamatkan.

3.      Satu kelompok dibelenggu, dan dilemparkan hingga jatuh ke dalam Jahannam.

Maka, orang-orang mukmin yang benar akan melintasi di atas shirath dalam keadaan aman serta selamat dengan cahaya keimanan dan amal shalih yang menerangi mereka, memancar di hadapan dan disebelah kanan mereka. Allah Swt berfirman:

Pada hari ketika Allah menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama ia, sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan disebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan, ‘Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas Segala sesuatu.” (At-Tahrim: 8)

            Sahl bin Sa’ad menuturkan bahwa Rasulullah bersabda: “Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan menuju masjid-masjid dalam kegelapan dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat.”

            Di atas shirath, setiap mukmin akan berjalan di atas cahaya keimanannya yang sempurna, baik dalam perbuatan, keyakinan, dan perkataan. Kekuatan cahaya mereka itu tergantung pada kekuatan iman mereka.

            Qathadah mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, “Di antara orang-orang mukmin ada yang cahayanya lebih terang dari cahaya yang mampu menyinari dari Madinah hingga Aden dan Shan’a. Dan adapula yang kurang dari itu, hingga ada dari orang-orang mukmin yang cahayanya hanya menerangi tempat kedua kakinya.”

            Mengenai firman Allah, “Sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan disebelah kanan mereka,” Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Jarir telah meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, “Mereka melintas di atas shirath sesuai dengan kadar keimanan mereka. Di antara mereka ada yang cahaya seperti gunung, adapula yang cahayanya seperti pohon kurma, adapula yang cahayanya seperti orang yang berdiri. Dan cahaya mereka yang paling rendah adalah orang yang cahayanya ada di jari jempol nya sesekali menyala dan sesekali padam.

Share:

0 Post a Comment:

Posting Komentar

Pengikut

Arsip Blog

Definition List

Unordered List

Support