PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan bimbingan dan pertolongan
secara sadar yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik sesuai dengan
perkembangan jasmaniah dan rohaniah ke arah kedewasaan. Peserta didik di dalam
mencari nilai-nilai hidup, harus dapat bimbingan sepenuhnya dari pendidik,
karena menurut ajaran Islam, saat anak dilahirkan dalam keadaan lemah dan
suci/fitrah sedangkan alam sekitarnya akan memberi corak warna terhadap nilai
hidup atas pendidikan agama peserta didik.
Dilihat dari segi kedudukannya, peserta didik adalah
makhluk yang sedang berada dalam proses pekembangan dan pertumbuhan menurut
fitrahnya masing-masing. Mereka memerlukan bimbingan dan pengarahan yang
konsisiten menuju ke arah titik optimal kemampuan fitrahnya. Dengan demikian,
maka agar pendidikan Islam dapat berhasil dengan sebaik-baiknya haruslah menempuh
jalan pendidikan yang sesuai dengan perkembangan fitrah peserta didik.
Berkaitan dengan hal di atas, maka peserta didik dalam
Hadist memiliki aspek-aspek penting yang perlu kita kaji dan kembangkan dalam
kajian pendidikan. Oleh karena itu, pada pembahasan kali ini kami akan
menjelaskan tentang pengertian peserta didik dalam Hadist , kebutuhan-kebutuhan
peserta didik dalam hadist.
Peserta didik juga anggota masyarakat yang berusaha pengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur , jenjang dan jenis pendidikan tertentu. UUD sisdiknas. Dalam pendidikan islam, yang menjadi peserta didik itu bukan hanaya anak – anak, melainkan juga orang dewasa yang masi berkembang, baik fisik maupun psikisnya. Perserta didik adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang baik fisik maupun psikis untuk mencapai tujuan pendidikan melalui lembaga pendidikan. Ini menunjukkan bahwa peserta didik anak yang dewasa yang memerlukan orang lain (pendidik, orang dewasa) untuk menjadi dewasa. Anak siapapun yang memerlukan pendidikan untuk menjadi dewasa disebut peserta didik, baik anak kandung sebagai peserta didik dalam keluarga, siswa sebagai peserta didik di sekolah, anak-anak penduduk sebagai peserta didik masyarakat sekitarnya, dan anak-anak umat beragama sebagai peserta didik rohaniawan agama.[1]
1.
Pengertian
peserta didik dalam hadist
2.
Tujuan
peserta didik dalam persfektif hadist
3.
Peran
dan Fungsi peserta didik
4.
Ciri-ciri
dan karakteristik peserta didik
5. Kebutuhan-kebutuhan peserta didik
1.
Agar
kita bisa dapat memahami peserta didik dalam konteks hadist dan dalam konteks
dalil
2.
Agar
kita dapat menerapkan hadist-hadist Nabi terhadap peserta didik yang
berkualitas dan berpendidikan
3.
Sebagai
landasan hidup untuk bekal menuju kesuksesan di dunia dan di akhirat dengan
memahami hadist-hadist beserta dalil Al-Qur’an.
PEMBAHASAN
Peserta didik adalah setiap orang yang meluangkan
waktunya untuk belajar kepada seorang pendidik. Peserta didik yaitu orang yang
berada dalam fase pertumbuhan dan perkembangan, baik secara fisik maupun
psikis. Rasulullah SAW, sangat memberikan perhatian terhadap pengembangan ilmu
pengetahuan. Sehingga di temukan banyak hadist-hadist Rasulullah SAW, yang
membicarakan tentang mencari ilmu pengetahuan. Begitu perhatianya Rasulullah
terhadap ilmu pengetahuan. Karena Rasulullah SAW, pun juga menyatakan bahwa
dirinya juga sebagai pendidik. Peserta didik sebagai
salah satu komponen pokok dalam pendidikan harus diketahui tingkat kemampuan,
karakteristik perbedaan, hak dan kewajibannya.[2]
Hadits memberikan gambaran tentang sosok peserta didik
yang ideal dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan yaitu
menjadi ulama yang basthotan fi ilmi dan basthotan fi rizqi. Pendidik, peserta
didik dan tujuan pendidikan memiliki kaitan yang saling mempengaruhi antara
komponen satu dengan komponen lainnya, sehingga proses pendidikan hendaknya
merupakan perpaduan yang integral dan harmonis untuk menghasilkan pendidikan
yang ideal. Oleh karena itu, kegiatan pendidikan harus mengantarkan peserta
didik mencapai suatu tujuan hidup yang telah digariskan dalam ajaran Islam.
Berdasarkan dalam tinjauan hadist untuk mewujudkan peserta
didik yang berkualitas dapat di
kemukakan sebagai berikut:
a. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa ilmu itu
hanya diperoleh dengan belajar. Artinya, seseorang tidak bisa hanya
bercita-cita, akan tetapi harus di iringi dengan ikhtiar. Orang-orang yang
berikhtiar untuk belajar, kelak akan dikaruniai kepahaman agama yang pada
akhirnya akan menghantarnya menuju kemuliaan dan kebaikan.
b. Peserta didik diperbolehkan iri hati
kepada orang lain yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas, sebagai cambuk
untuk rakus dalam menuntut ilmu pengetahuan, sehingga dengan semangat menuntut
ilmu itu, diharapkan akan menyebar ilmu pengetahuan di muka bumi.
c. Peserta didik hendaknya selalu menghafal
dan mengulangi pelajarannya, sehingga betul betul menguasai materi yang telah
disampaikan oleh pendidik. Hal ini bertujuan agar ia dapat menggunakan ilmu
tersebut kapanpun dibutuhkan, sesuai dengan kondisi yang ada.
d. Peserta didik yang hadir menuntut ilmu
tidak boleh kikir, untuk menyampaikan ilmu kepada orang-orang yang tidak hadir.
Hendaknya dengan hati yang tulus mengajarkan ilmu tersebut kepada orang yang
tidak sempat hadir.
e. Peserta didik hendaknya menuliskan, ilmu
yang disampaikan oleh pendidik, sehingga terjaga. Sekiranya terlupakan masih
bisa dilihat catatannya dan mengulangi kembali pelajaran yang telah diberikan
pendidik meskipun dalam jangka waktu yang lama.
f. Peserta didik hendaknya menyadari bahwa
dalam menuntut ilmu tersebut, ia berada dalam ridho Allah SWT, dan mempermudah
baginya jalan menuju syurga.
g. Peserta didik hendaknya berniat untuk
mengajarkan ilmu yang diperolehnya untuk disebarkan dan diajarkan kepada orang
lain agar bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang lain.
h. Peserta didik tidak boleh malu belajar,
karena orang yang malu dan sombong tidak akan dapat mempelajari ilmu agama.
Sebaikbaik pelajar adalah yang tidak malu bertanya, apabila sesuatu tiap
disiplin ilmu yang terpuji, agar dapat mengetahui tujuan masing-masing.
i.
Hendaknya
ia tidak melibatkan diri di dalam berbagai macam ilmu pengetahuan secara
bersamaan, melainkan melakukan dengan menjaga urutan posisinya, yakni melalui
ilmu yang paling penting.
j.
Hendaknya
ia tidak melibatkan diri dalam suatu bagian ilmu sebelum menguasai bagian yang
sebelumnya. Sebab, semua ilmu berurutan secara teratur.
k. Hendaknya ia berusaha mengetahui apa
kiranya yang menjadi sesuatu menjadi semulia-mulia ilmu. Hal ini dapat
diketahui dengan memperhatikan dua hal: 1). Kemuliaan buah dari ilmu tersebut.
2). Kemantapan dan kekuatan dalil yang menopangnya.
l.
Hendaknya
penuntut ilmu menjadikan tujuannya yang segera, demi menghiasi batinnya dengan
segala aspek kebijakan. Sedangkan tujuan selanjutnya, demi mendekatkan diri
kepada Allah.
m. Hendaknya ia mengetahui hubungan antara
suatu ilmu dengan tujuannya, agar yang demikian ia dapat mendahulukan yang
dekat dan perlu, sebelum yang jauh.
Adapun 10 Hadist tentang peserta didik dalam hadist
tarbawi sebagaimana yang disampaikan Rasulullah saw.
·
Pentingnya
menguasai ilmu pengetahuan
مَنْ أَرَادَ
الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَهَ فَعَلَيْهِ
بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ
"Barangsiapa yang hendak menginginkan dunia, maka
hendaklah ia menguasai ilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat, hendaklah ia
menguasai ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan keduanya (dunia dan
akhirat), hendaklah ia menguasai ilmu." (HR. Ahmad)
·
Menjadi pendidik yang baik
كُوْنـُـوْا
رَبَّانِيِّـْينَ حُلَمَاءَ فُقَهَاءَ عُلَمَاءَ وَيُقَالُ
اَلرَّبَّانِيُّ الَّذِى يُــرَبِــّى النَّاسَ بِصِغَارِ اْلعِلْمِ قَبْلَ
كِبَارِهِ
“Jadilah pendidik yang penyantun, ahli fikih, dan ulama.
Disebut pendidik apabila seseorang mendidik manudia dengan memberikan ilmu
sedikit-sedikit yang lama-lama menjadi banyak." (HR. Bukhari)
·
Kewajiban mendidik anak
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ
يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَثَلِ الْبَهِيمَةِ تُنْتَجُ الْبَهِيمَةَ
هَلْ تَرَى فِيهَا جَدْعَاءَ
"Setiap
anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Kemudian kedua orang tunyalah yang
akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi sebagaimana binatang
ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat
ada cacat padanya?" (HR. Bukhari)
·
Kewajiban menuntut ilmu
طَلَبُ الْعِلْمِ
فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
"Menuntut ilmu adalah kewajiban
bagi setiap muslim." (HR. Ibnu Majah)
·
Jaminan bagi para penuntut ilmu
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا
يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ
"Barangsiapa
yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah Swt akan memudahkan
baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)
·
Ilmu
lebih berharga dibandingkan uang
إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا
دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ أَخَذَ بِحَظٍّ
وَافِرٍ
“Sesungguhnya
para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, sesungguhnya mereka hanyalah
mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang telah mengambilnya, maka ia telah
mengambil bagian yang banyak.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
·
Pendidikan karakter
فْتَحُوْا عَلَى
صِبْيَانَكُمْ أَوَّلَ كَلِمَةٍ بِلاَ إِلَهَ اِلاَّ اللهُ
“Ajarkanlah
kalimat pertama kepada anak-anak kalian 'La ilaha
Illallah." (HR. Al-Hakim)
·
Menghormati guru
تَعَلّمُواالعِلْمَ وَتَعَلّمُوْا لِلْعِلْمِ
السّكِيْنَةَ وَالْوَقَا رَ وَتَوَاضَعُوْا لِمَنْ تَتَعَلّمُوانَ مِنْهُ
"Belajarlah kalian ilmu
untuk ketenteraman dan ketenangan, serta rendah hatilah pada orang yang kamu
belajar darinya." (HR. Ath-Thabrani)
·
Saling berbagi pengetahuan
لَا يَتْبَغِ لِلْجَاهِلِ اَنْ يَسْكُنَ عَلَى جَهْلِهِ وَلَا
لِلْعَالِمِ اَنْ يَسْكُنَ عَلَى عِلْمِهِ
"Tidak pantas
bagi orang yang bodoh itu mendiamkan kebodohannya dan tidak pantas pula orang
yang berilmu mendiamkan ilmunya." (HR. Ath-Thabrani)
·
Menghadirkan pendidikan yang baik
·
مَا
نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدًا مِنْ نَحْلٍ أَفْضَلَ مِنْ أَدَبٍ حَسَنٍ
"Tiada
suatu pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya selain
pendidikan yang baik. (HR. Al-Hakim)[3]
B.
TUJUAN PESERTA
DIDIK DALAM PERSFEKTIF HADIST
Tujuan peserta didik dalam
persfektif hadist adalah menjadikan manusia menyembah kepada Allah sebagaimana yang di pesankan Nabi saw kepada
Mua’dz. Tujuan pendidikan ini sangat relevan dengan tujuan pendidikan dalam
Qur’an yakni pengabdian kepada Allah.
Sementara itu, tujuan pendidikan
yang terpantul dalam hadist juga mempertegas dan mendukung tujuan pendidikan
dalam al- Qur’an. Kalimat dalam hadist yang menyatakan awwal ma taduhum ilah
ibadatuallah ( Ajakan pertama yang anda lakukan kepada mereka adalah menyembah
Allah ). Merupakan misi yang di perintahkan oleh Nabi saw kepada Mua’dz. Ibadah
( menyembah Allah sebagaimana yang disebut dalam hadist ), sebagai tujuan yang
akan dicapai, tidak dapat di gapai secara optimal kalau tidak tahu strategi
untuk mencapai tujuan tersebut, yaitu menyadarkan dan mendidik seseorang
menjadi hamba Allah.
Oleh karena itu, tujuan pendidikan
akan tercapai dalam konteks hadist bisa kita lihat melalui:
1.
Proses penyadaran terhadap orang
untuk mengakui dirinya sebagai hamba Allah yang memiliki kewajiban beribadah
kepadanya dalam bentuk praksis.
2.
Pendidikan dilakukan dengan
memberikan pengajaran atau pembelajaran materi secara bertahap.
3.
Pendidikan dilakukan untuk
memperoleh kesejahteraan, yang di dalam hadist di sebutkan bahwa Allah
mewajibkan zakat kepada yang kaya diantara mereka lalu diberikan kepada mereka
yang fakir. Tujuan yang demikian sangat relevan dengan tujuan pendidikan islam
lainya yaitu memperoleh kebaikan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Tujuan
umum atau tujuan akhir pendidikan dalam al-Qur’an dan hadist merupakan tujuan
yang ideal, dan masih bersifat sangat umum. Oleh karena itu, perlu dijabarkan
ke dalam berbagai tujuan khusus. Sayyid Quthb memberi keterangan tentang rambu-rambu tujuan pendidikan
khusus sebagai berikut :
a. Tujuan khusus merupakan pantulan dari filsafat al
Qur’an tentang masyarakat, serta dari tujuan umum/ akhir dari pendidikan
b. Tujuan khusus memelihara wadah
lingkungan masyarakat dan perekonomian.
c. Tujuan itu sejalan dengan jiwa masa
dan tujuan itu tidak akan membodohkan manusia pada masa tertentu.
d. Tujuan memelihara tahap-tahap
pertumbuhan manusia, kebutuhanya, dan potensi-potensi serta bakat-bakat khusus
setiap manusia.
e. Tujuan memelihara perkembangan
lapangan pendidikan dalam artimembuka perkembangan pemikiran manusia .
Sebagai penjabaran dari tujuan
akhir, lahirlah berbagai tujuan khusus yang di kalangan para ahli memiliki
pandangan yang berbeda antara satu dengan yang lainya. Namun , demikian
perbedaan tersebut bukan merupakan perbedaan prinsip karena pandangan yang
dikemukakan hanya berbeda dalam rincianya. Yang terpenting adalah tujuan-tujuan
yang dikemukakan merupakan pantulan dan jiwa dari tujuan pendidikan akhir.
Imam al-Ghazali sebagaimana dinukil
oleh Fathiyah Hasan Sulaiman menjelaskan bahwa tujuan pendidikan itu terbagi
menjadi dua arah : kesempurnaan kemanusiaan yang tujuan hidupnya mendekatkan
diri kepada Allah, dan kesempurnaan kemanusiaan yang objeknya kebahagiaan dunia
dan akhirat.
Adapun Al- jamali berpendapat bahwa
tujuan peserta didik dalam persfektif hadist tarbawi adalah :
a. Agar seseorang mengenal statusnya
diantara makhluk dan tanggung jawab masing-masing individu di dalam hidup
mereka di dunia
b. Agar seseorsng mengenal interaksinya
dalam masyarakat dan tanggung jawab mereka di tengah-tengah sistem
kemasyarakatan
c. Supaya manusia kenal dengan alam
semesta, dan membimbingnya untuk mencapai hikmah dari Allah
d. Agar manusia kenal akan adanya Allah
sebagai pencipta alam semesta beserta isinya
C.
PERAN DAN
FUNGSI PESERTA DIDIK
Peran
siswa adalah dimana keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran yang
disampaikan atau dibimbing oleh guru.Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan siswa dituntut terlibat aktif dan tidak hanya sebagai pendengar atau
penerima materi dari guru secara mentah-mentah. Peran siswa di
dalam kelas sangat penting karena pada dasarnya peserta didik adalah unsur
penentu dalam sebuah pembelajaran. Peserta didik adalah objek artinya
objek yang menerima pelajaran dan objek yang turut menentukan hasil
pembelajaran.
subyek
dan obyek. Sebagai subyek karena murid menentukan hasil belajaar dan sebagai ob
Fungsi peserta didik dalam interaksi
belajar mengajar adalah sebagai yek, karena muridlah yang menerima pelajaran
dari guru. Dengan dasar pandangan tersebut, maka tugas murid dapat dilihat dari
berebagai aspek, sejalan dengan aspek tugas guru, yaitu aspek yang berhubungan
dengan belajar, aspek yang berhubungan dengaan bimbingan, dan aspek yang berhubungan
dengan administrasi. Selain tiu murid pun bertugas pula menjaga hubungan baik
dengan guru maupun dengan sesama temannya dan untuk senantiasa meningkatkan
kefektifan belajra bagi kepentingan dirinya sendiri.
1. Aspek
Yang Berhubungan dengan Belajar
Hal-hal yang
harus diperhatikan murid agar belajar menjadi efektif dan produktif
diantaranya:
a. Murid harus menyadari sepenuhnya akan arah
tujuan belajarnya, sebagai ia senantiasa siap siaga untuk menerima dan
mencernakan bahan.
b. Murid harus memiliki motive yang murni
(instrinsik/niat). Niat yang benar adalah “karena Allah”, bukan karena sesuatu
yang entrinsik, sebagai terdapat keikhlasan dalam belajar.[4]
c. Harus belajar dengan “kepala penuh”
artinya murid memiliki pengetahuan dan pengalaman-pengalaman belajar sebelumnya
(appersepsi) sehingga memudahkan dirinya untuk menerima sesuatu yang baru.
d. Harus senantiasa memusatkan perhatian
(konsentrasi pikiran) terhadap apa yang sedang dipelajari dan berusaha
menjauhkan hal-hal yang mengganggu konsentrasi sehingga terbina suasana
ketertiban dan keamanan belajar bersama atau sendiri dan lain-lain.
2. Aspek yang berhubungan dengan
bimbingan
Dan
untuk itu menjadi tugas muridlah untuk berpartisipasi secara aktif, sehingga
bimbingan itu dapat dilaksanakan secara efektif. Keikut sertaan dibuktikan
diantaranya dengan:
a. Murid harus menyediakan dan merelakan diri
dibimbing, sehingga ia memahami akan potensi dan kemampuan dirinya dalam
belajar dan bersikap.
b. Menaruh kepercayaan kepada pembimbing dan
menjawab setiap pertanyaan dengan sebenarnya dan sejujurnya.
c. Secara jujur dan ikhlas mau menyampaikan
dan menjelaskan berbagai masalah yang diderita atau dialaminya, dalam rangka
mencari pemecahan atau memilih jalan keluar untuk
mengatasinya.
3. Aspek
yang berhubungan dengan administrasi
Tugas
murid sehubungan dengan aspek administrasi, meliputi:
a. Tugas
dan kewajiban terhadap sekolah, yaitu:
1. Mentaati
tatatertib sekolah
2. Membayar
SPP dan segala sesuatu yang dibebankan sekolah kepadanya.
3. Turut
membina suasana sekolah yang aman, tertib dan tentram
4. Menjaga
nama baik sekolah dimanapun ia berada.
b. Tugas
dan kewajiban terhadap kelas, yaitu:
1. Senantiasa
menjaga kebersihan kelas dan lingkungannya.
2. Memelihara
keamanan dan ketertiban kelas sehingga suasana belajar menjadi aman, tentram
dan nyaman.
3. Melakukan
kerja sama yang baik dengan teman sekelasnya
4. Memlihara
dan mengembangkan semangat dan solidaritas, kesatuan dan kebangsaan dan suasana
keagamaan dalam kelas
c. Tugas
dan kewajiban terhadap kelompok
1. Membentuk
kelompok belajar bersama untuk memperoleh berbagai pemahaman dan pengalaman
dalam mempelajari bahan pelajaran melalui penelaah dan diskusi kelompok.
2. Mengembangkan
pola sikap keagamaan dan mempergunakan waktu senggang untuk belajar bersama,
bersilaturrahmi dengan keluarga dari anggota kelompoknya dan saling membantu
sehingga terwujud ukhuwah islamiyah diantara mereka.
3. berusaha
untukmenemukan hal-hal atau pengalaman baru yang mengarah kepada dorongan untuk
melakukan penelitian yang mungkin dilakukan oleh kelompoknya.
4. Memelihara
semangat dan solidaritas kelompok, saling mempercayai dan saling menghargai
akan kemampuan masing-masing anggota kelompok, sehingga belajar menjadi lebih
terarah dan bermakna bagi diri msing-masing
4. Adab dalam
bergaul
a. Adab
terhadap guru
Guru
adalah orang yang telah memberikan ilmu atau pelajaran kepad murid, maka adalah
menjadi tugas murid untuk memulyakan guru dengan cara antara lain:
1. Ucapkanlah
salam terlebih dahulu bila berjumpa dengan guru.
2. Senantiasa
patuh dan horamat kepada kepada segala perintah guru, sepanjang tidak melanggar
ajaran agama dan undang-undang Negara.
3. Tunjukkan
perhatian guru ketika guru memberikan penjelasan.
4. Bersikap
merendahkan diri, sopan dan hormat dalam bergaul atau berhadapan dengan guru
5. Jangan
berjalan di muka atau berjalan mendahului guru, kecuali dengan izinnya
b. Adab
terhadap sesame murid
Untuk
itu hendaknya menjadi tugas murid, agar:
1. Senantiasa
menjaga “jarak” baik dalam arti yang sesungguhnya maupun dalam arti kiasan,
sehingga hubungan hanya berlangsung sesuai dengan kepentingan dan seperlunya.
2. Berpakaian
secara pantas, sopan dan memadai sehingga tidak mempunyai batas pandangan mata
dapat menimbulkan berbagai gairah yang menyesatkan.
3. Pelihara
diri dari ucapan dan tingkah laku yang saling memikat agar terhindar dari
pikiran dan perbuatan maksiat.
4. Saling
ingat mengingatkan diantara mereka kepada kehormatan dirinya, kepada tanggung
jawab yang terikul di atas pundaknya serta keselamatan dunia dan akhirat,
sehingga mereka terhindar dari keterlanjuran yang mungkin menjadi.
5. Secara
bersama-sama senantiasa berusaha membina pergaulan sesuai dengan norma-norma
agama dalam berbagai kaidah belajar diluar maupun di dalam kelas atau sekolah.
5. Meningkatkan
efektifitas belajar.
Syarat-syarat belajar
yang memadai adalah sebagai berikut:
a. Kesadaran
atas tanggung jawab belajar
b. Cara
Belajar yang efisien
c. Syarat-syarat
yang diperlukan:
Syarat-syarat
yang diperlukan meliputi unsur-unsur:
1. Kesehatan
jasmani.
2. Kesehatan
mental atau rohani.
3. Tempat
belajar yang menyenangkan
4. lingkungan
yang tenang
5. Tersedia
cukup bahan dan alat bantu yang diperlukan
6. Peranan
dan tugas murid dalam pembelajaran masteri:
a. Murid
perlu belajar dan bukan bertanding dengan rekan yang lain
b. Murid
mempunyai sifat berdikari
c. Murid
mengetahui hasil belajar yang perlu dikuasai
d. Murid
memberi tahu pada guru jika masih belum menguasai pembelajaran.
e. Murid
haruslah bermotifasi terarah dan tekun dalam menghadapi pembelajaran
D.
CIRI-CIRI DAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
Peserta didik memiliki sejumlah ciri-ciri karakteristik, diantaranya :
Peserta didik adalah individu yang memiliki potensi fisik dan psikis, sehingga
ia merupakan insan yang unik. Peserta didik merupakan individu yang sedang
berkembang, artinya peserta didik tengah mengalami perubahan-perubahan dalam
dirinya secara wajar, baik yang ditujukan kepada diri sendiri maupun yang
diarahkan pada penyesuaian dengan lingkungannya. Peserta didik adalah individu
yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi. Peserta didik
merupakan individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
Peserta didik secara formal adalah orang yang sedang berada pada fase
pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis, pertumbuhan dan
perkembangan merupakan ciri dari seseorang peserta didik yang perlu bimbingan
dari seorang pendidik. Pertumbuhan menyangkut fisik, perkembangan menyangkut
psikis.
Menurut Pasal 1 Ayat 4 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Syamsul Nizar mendeskripsikan ciri-ciri karakteristik peserta didik
diantaranya :
1. Peserta didik bukanlah miniatur orang dewasa tetapi memiliki dunianya sendiri.
2. Peserta didik memiliki perioditas perkembangan dan pertumbuhan.
3. Peserta didik adalah makhluk Tuhan yang memiliki perbedaan individu baik disebabkan oleh faktor bawaan maupun lingkungan dimana ia berada.
4. Peserta didik merupakan dua unsur utama jasmani dan rohani, unsur jasmani memiliki daya fisik, dan unsur rohani memiliki daya akan hati nurani dan nafsu.
5. Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi atau fitrah yang dapat dikembangkan dan berkembang secara dinamis
Peserta didik menurut sifatnya dapat dididik, karena mereka mempunyai bakat
dan disposisi-disposisi yang memungkinkan untuk diberi pendidikan, diantaranya
:
1. Tubuh anak sebagai peserta didik selalu berkembang sehingga semakin lama semakin dapat menjadi alat untuk menyatakan kepribadiannya.
2. Anak dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya. Keadaan ini menyebabkan dia terikat kepada pertolongan orang dewasa yang bertanggung jawab.
3. Anak membutuhkan pertolongan dan perlindungan serta membutuhkan pendidikan.
4. anak mempunyai daya eksplorasi. Anak mempunyai kekuatan untuk menemukan hal-hal yang baru di dalam lingkungannya dan menuntut kepada pendidik untuk diberi kesempatan.
5. Anak mempunyai dorongan untuk mencapai emansipasi dengan orang lain
Selain karakteristik diatas ada beberapa ciri-ciri karakteristik peserta didik lainnya yaitu :
1. Belum memiliki pribadi dewasa sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik.
2. Masih menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaannya sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik.
3. Sebagai manusia yang memiliki sifat-sifat dasar yang sedang ia kembangkan secara terpadu, menyangkut seperti kebutuhan biologis, rohani, sosial, intelegensi, emosi, kemampuan berbicara, perbedaan indivual dan sebagainya.[5
E. KEBUTUHAN-KEBUTUHAN PESERTA DIDIK
Tingkah laku individu
merupakan perwujudan dari dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Kebutuhan-kebutuhan
ini merupakan inti kodrat manusia. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa
kegiatan sekolah pada prinsipnya juga merupakan manifestasi pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan individu tersebut. Oleh sebab itu, seorang guru perlu
mengenal dan memahami tingkat kebutuhan peserta didiknya, sehingga dapat
membantu dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka melalui berbagai aktivitas
kependidikan, termasuk aktivitas pembelajaran. Di samping itu, dengan mengenal
kebutuhan-kebutuhan peserta didik, guru dapat memberikan pelajaran
setepat mungkin, sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya.
j
1.
Kebutuhan akan penghargaan
Kebutuhan akan penghargaan terlihat dari
kecenderungan peserta didik untuk diakui dan diperlakukan sebagai orang yang
berharga diri. Mereka ingin memiliki sesuatu, ingin dikenal dan ingin diakui
keberadaaannya di tengah-tengah orang lain. Mereka yang dihargai akan merasa
bangga dengan dirinya dan gembira, pandangan dan sikap mereka terhadap dirinya
dan orang lain akanpositif. Sebaliknya, apabila peserta didik merasa
diremehkan, kurang diperhatikan, atau tidak kurang mendapat tanggapan yang
positif atas sesuatu yang dikerjakannya, maka sikapnya terhadap dirinya dan
lingkungannya menjadi negatif.
2.
Kebutuhan akan rasa sukses
Peserta didik menginginkan agar setiap
usaha yang dilakukannya di sekolah, terutama dalam bidang akademis berhasil
dengan baik. Peserta didik akan merasa senang dan puas apabila pekerjaan yang
dilakukannya berhasil, dan merasa kecewa apabila tidak berhasil. Ini
menunjukkan bahwa rasa sukses merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi peserta
didik. Untuk itu, guru harus mendorong peserta didiknya untuk mencapai
keberhasilan dan prestasi yang tinggi, serta memberikan penghargaan atas
prestasi yang dicapai, betapapun kecilnya, baik berupa ungkapan verbal maupun
melalui ungkapan non-verba.
3.
Kebutuhan akan agama
Sejak lahir, manusia telah membutuhkan
agama. Ynag dimaksud agama dalam kehidupan adalh iman yang diyakini oleh
pikiran, diresapkan oleh perasaan dan dilaksanakan dalam tindakan, perbuatan,
perkataan dan sikap.
Kebutuhan peserta didik khususnya yang beranjak remaja kadang-kadang tidak dapat dipenuhii apabila telah berhadapan dengan agama, nilai-nilai sosial dan adat kebiasaan, terutama apabila pertumbuhan sosialnya telah matang, yang seringkali menguasai pikirannya. Pertentangan tersebut semakin mempertajam keadaan bila reaja tersebut berhadapan dengan berbagi situai, misalnya film di televise maupun di layar lebar yang menayangkan adegan-adegan tidak sopan, mode pakaian yang seronok, buku-buku bacaan serta Koran yang sering menyajikan gambar yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah moral dan agama. Semuanya itu menyebabkan kebingungan bagi remaja yang tidak mempunyai dasar keagamaan dan keimanan. Oleh sebab itu, sangat penting dilaksanakan penanaman nilai-nilai moral dan agama serta nilai-nilai social dan akhlak kepada manusia khususnya bagi remaja sejak usia dini.
PENUTUP
Berdasarkan penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa peserta didik dalam hadist merupakan orang yang berada dalam
fase pertumbuhan dan perkembangan, baik secara fisik maupun psikis. Hadits
memberikan gambaran tentang sosok peserta didik yang ideal dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan yaitu menjadi ulama yang basthotan
fi ilmi dan basthotan fi rizqi. Pendidik, peserta didik dan tujuan pendidikan
memiliki kaitan yang saling mempengaruhi antara komponen satu dengan komponen
lainnya, sehingga proses pendidikan hendaknya merupakan perpaduan yang integral
dan harmonis untuk menghasilkan pendidikan yang ideal. Oleh karena itu,
kegiatan pendidikan harus mengantarkan peserta didik mencapai suatu tujuan
hidup yang telah digariskan dalam ajaran Islam. Berdasarkan dalam tinjauan hadist untuk mewujudkan peserta didik yang
berkualitas dapat di kemukakan sebagai
berikut:
a. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa ilmu
itu hanya diperoleh dengan belajar. Artinya, seseorang tidak bisa hanya
bercita-cita, akan tetapi harus di iringi dengan ikhtiar. Orang-orang yang
berikhtiar untuk belajar, kelak akan dikaruniai kepahaman agama yang pada
akhirnya akan menghantarnya menuju kemuliaan dan kebaikan.
b. Peserta didik diperbolehkan iri hati
kepada orang lain yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas, sebagai cambuk
untuk rakus dalam menuntut ilmu pengetahuan, sehingga dengan semangat menuntut
ilmu itu, diharapkan akan menyebar ilmu pengetahuan di muka bumi.
c. Peserta didik hendaknya selalu
menghafal dan mengulangi pelajarannya, sehingga betul betul menguasai materi
yang telah disampaikan oleh pendidik. Hal ini bertujuan agar ia dapat
menggunakan ilmu tersebut kapanpun dibutuhkan, sesuai dengan kondisi yang ada.
Berdasarkan dari penjelasan yang telah kami sampaikan dalam makalah Hadist Tarbawi dengan judul Peserta Didik Dalam Hadist banyak hal yang dapat kita pelajari dalam pendidikan islam yang mungkin bisa kita terapkan di dalam kehidupan sesuai Hadist Nabi saw. Dalam penulisan yang kami buat, semoga menjadi motivasi bagi kita semua khusunya bagi penulis-penulis makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Al kutub AT- Tis’ah. 2000. Sembilan kitab hadist, CD Room,windows
98-2000-ME
Ahmad Tafsir.1999.Hadist Tarbawi.Bandung: program pasca sarjana IAIN Sunan
Gunung Djati Bandung.
Abudin nata. 1997. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: logos
Imam Nawawi. 2001. Syarah Hadist Arbain. Yogyakarta : Media Hidayah
Mph. Uzer Usman. 1990. Menjadi guru profesional. Bandung : Remaha
Rossdakariya
Penulis: Audio Tara, Muhammad
Afrizal dan Muhammad Hamdani
(Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama
Islam STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi)
0 Post a Comment:
Posting Komentar