"Dengan membaca kamu mengenal dunia. Dengan Menulis kamu dikenal Dunia."

murevi18.blogspot.com

Senin, 19 Juni 2023

PESERTA DIDIK DALAM HADITS

 

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bimbingan dan pertolongan secara sadar yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik sesuai dengan perkembangan jasmaniah dan rohaniah ke arah kedewasaan. Peserta didik di dalam mencari nilai-nilai hidup, harus dapat bimbingan sepenuhnya dari pendidik, karena menurut ajaran Islam, saat anak dilahirkan dalam keadaan lemah dan suci/fitrah sedangkan alam sekitarnya akan memberi corak warna terhadap nilai hidup atas pendidikan agama peserta didik.

Dilihat dari segi kedudukannya, peserta didik adalah makhluk yang sedang berada dalam proses pekembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing. Mereka memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisiten menuju ke arah titik optimal kemampuan fitrahnya. Dengan demikian, maka agar pendidikan Islam dapat berhasil dengan sebaik-baiknya haruslah menempuh jalan pendidikan yang sesuai dengan perkembangan fitrah peserta didik.

Berkaitan dengan hal di atas, maka peserta didik dalam Hadist memiliki aspek-aspek penting yang perlu kita kaji dan kembangkan dalam kajian pendidikan. Oleh karena itu, pada pembahasan kali ini kami akan menjelaskan tentang pengertian peserta didik dalam Hadist , kebutuhan-kebutuhan peserta didik dalam hadist.

 Peserta didik juga anggota masyarakat yang berusaha  pengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur , jenjang dan jenis pendidikan tertentu. UUD sisdiknas. Dalam pendidikan islam, yang menjadi peserta didik itu bukan hanaya anak – anak, melainkan juga orang dewasa yang masi berkembang, baik  fisik maupun psikisnya. Perserta didik adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang baik fisik maupun psikis untuk mencapai tujuan pendidikan melalui lembaga pendidikan. Ini menunjukkan bahwa peserta didik anak yang dewasa yang memerlukan orang lain (pendidik, orang dewasa) untuk menjadi dewasa. Anak siapapun yang memerlukan pendidikan untuk menjadi dewasa disebut peserta didik, baik anak kandung sebagai peserta didik dalam keluarga, siswa sebagai peserta didik di sekolah, anak-anak penduduk sebagai peserta didik masyarakat sekitarnya, dan anak-anak umat beragama sebagai peserta didik rohaniawan agama.[1]

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Pengertian peserta didik dalam hadist

2.      Tujuan peserta didik dalam persfektif hadist

3.      Peran dan Fungsi peserta didik

4.      Ciri-ciri dan karakteristik peserta didik

5.      Kebutuhan-kebutuhan peserta didik

C.    TUJUAN PENULISAN

1.      Agar kita bisa dapat memahami peserta didik dalam konteks hadist dan dalam konteks dalil

2.      Agar kita dapat menerapkan hadist-hadist Nabi terhadap peserta didik yang berkualitas dan berpendidikan

3.      Sebagai landasan hidup untuk bekal menuju kesuksesan di dunia dan di akhirat dengan memahami hadist-hadist beserta dalil Al-Qur’an.


PEMBAHASAN 

A.    PENGERTIAN PESERTA DIDIK DALAM HADIST

Peserta didik adalah setiap orang yang meluangkan waktunya untuk belajar kepada seorang pendidik. Peserta didik yaitu orang yang berada dalam fase pertumbuhan dan perkembangan, baik secara fisik maupun psikis. Rasulullah SAW, sangat memberikan perhatian terhadap pengembangan ilmu pengetahuan. Sehingga di temukan banyak hadist-hadist Rasulullah SAW, yang membicarakan tentang mencari ilmu pengetahuan. Begitu perhatianya Rasulullah terhadap ilmu pengetahuan. Karena Rasulullah SAW, pun juga menyatakan bahwa dirinya juga sebagai pendidik. Peserta didik sebagai salah satu komponen pokok dalam pendidikan harus diketahui tingkat kemampuan, karakteristik perbedaan, hak dan kewajibannya.[2]

Hadits memberikan gambaran tentang sosok peserta didik yang ideal dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan yaitu menjadi ulama yang basthotan fi ilmi dan basthotan fi rizqi. Pendidik, peserta didik dan tujuan pendidikan memiliki kaitan yang saling mempengaruhi antara komponen satu dengan komponen lainnya, sehingga proses pendidikan hendaknya merupakan perpaduan yang integral dan harmonis untuk menghasilkan pendidikan yang ideal. Oleh karena itu, kegiatan pendidikan harus mengantarkan peserta didik mencapai suatu tujuan hidup yang telah digariskan dalam ajaran Islam.

Berdasarkan dalam tinjauan hadist untuk mewujudkan peserta didik yang berkualitas dapat di  kemukakan sebagai berikut:

a.       Rasulullah SAW menjelaskan bahwa ilmu itu hanya diperoleh dengan belajar. Artinya, seseorang tidak bisa hanya bercita-cita, akan tetapi harus di iringi dengan ikhtiar. Orang-orang yang berikhtiar untuk belajar, kelak akan dikaruniai kepahaman agama yang pada akhirnya akan menghantarnya menuju kemuliaan dan kebaikan.

b.      Peserta didik diperbolehkan iri hati kepada orang lain yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas, sebagai cambuk untuk rakus dalam menuntut ilmu pengetahuan, sehingga dengan semangat menuntut ilmu itu, diharapkan akan menyebar ilmu pengetahuan di muka bumi.

c.       Peserta didik hendaknya selalu menghafal dan mengulangi pelajarannya, sehingga betul betul menguasai materi yang telah disampaikan oleh pendidik. Hal ini bertujuan agar ia dapat menggunakan ilmu tersebut kapanpun dibutuhkan, sesuai dengan kondisi yang ada.

d.      Peserta didik yang hadir menuntut ilmu tidak boleh kikir, untuk menyampaikan ilmu kepada orang-orang yang tidak hadir. Hendaknya dengan hati yang tulus mengajarkan ilmu tersebut kepada orang yang tidak sempat hadir.

e.       Peserta didik hendaknya menuliskan, ilmu yang disampaikan oleh pendidik, sehingga terjaga. Sekiranya terlupakan masih bisa dilihat catatannya dan mengulangi kembali pelajaran yang telah diberikan pendidik meskipun dalam jangka waktu yang lama.

f.       Peserta didik hendaknya menyadari bahwa dalam menuntut ilmu tersebut, ia berada dalam ridho Allah SWT, dan mempermudah baginya jalan menuju syurga.

g.      Peserta didik hendaknya berniat untuk mengajarkan ilmu yang diperolehnya untuk disebarkan dan diajarkan kepada orang lain agar bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang lain.

h.      Peserta didik tidak boleh malu belajar, karena orang yang malu dan sombong tidak akan dapat mempelajari ilmu agama. Sebaikbaik pelajar adalah yang tidak malu bertanya, apabila sesuatu tiap disiplin ilmu yang terpuji, agar dapat mengetahui tujuan masing-masing.

i.        Hendaknya ia tidak melibatkan diri di dalam berbagai macam ilmu pengetahuan secara bersamaan, melainkan melakukan dengan menjaga urutan posisinya, yakni melalui ilmu yang paling penting.

j.        Hendaknya ia tidak melibatkan diri dalam suatu bagian ilmu sebelum menguasai bagian yang sebelumnya. Sebab, semua ilmu berurutan secara teratur.

k.      Hendaknya ia berusaha mengetahui apa kiranya yang menjadi sesuatu menjadi semulia-mulia ilmu. Hal ini dapat diketahui dengan memperhatikan dua hal: 1). Kemuliaan buah dari ilmu tersebut. 2). Kemantapan dan kekuatan dalil yang menopangnya.

l.        Hendaknya penuntut ilmu menjadikan tujuannya yang segera, demi menghiasi batinnya dengan segala aspek kebijakan. Sedangkan tujuan selanjutnya, demi mendekatkan diri kepada Allah.

m.    Hendaknya ia mengetahui hubungan antara suatu ilmu dengan tujuannya, agar yang demikian ia dapat mendahulukan yang dekat dan perlu, sebelum yang jauh.

Adapun 10 Hadist tentang peserta didik dalam hadist tarbawi sebagaimana yang disampaikan Rasulullah saw.

·         Pentingnya menguasai ilmu pengetahuan

مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَهَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ

"Barangsiapa yang hendak menginginkan dunia, maka hendaklah ia menguasai ilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat, hendaklah ia menguasai ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan keduanya (dunia dan akhirat), hendaklah ia menguasai ilmu." (HR. Ahmad)

·                  Menjadi pendidik yang baik

كُوْنـُـوْا رَبَّانِيِّـْينَ حُلَمَاءَ فُقَهَاءَ عُلَمَاءَ وَيُقَالُ اَلرَّبَّانِيُّ الَّذِى يُــرَبِــّى النَّاسَ بِصِغَارِ اْلعِلْمِ قَبْلَ كِبَارِهِ

Jadilah pendidik yang penyantun, ahli fikih, dan ulama. Disebut pendidik apabila seseorang mendidik manudia dengan memberikan ilmu sedikit-sedikit yang lama-lama menjadi banyak." (HR. Bukhari)

·                  Kewajiban mendidik anak

كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَثَلِ الْبَهِيمَةِ تُنْتَجُ الْبَهِيمَةَ هَلْ تَرَى فِيهَا جَدْعَاءَ          

"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Kemudian kedua orang tunyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya?" (HR. Bukhari)

·                  Kewajiban menuntut ilmu

 

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

"Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim." (HR. Ibnu Majah)

·                  Jaminan bagi para penuntut ilmu

مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ

"Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah Swt akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

·         Ilmu lebih berharga dibandingkan uang

 

إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

“Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, sesungguhnya mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang telah mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).

·                 Pendidikan karakter

فْتَحُوْا عَلَى صِبْيَانَكُمْ أَوَّلَ كَلِمَةٍ بِلاَ إِلَهَ اِلاَّ اللهُ                                                                              

“Ajarkanlah kalimat pertama kepada anak-anak kalian 'La ilaha Illallah." (HR. Al-Hakim)

·                  Menghormati guru

 

 تَعَلّمُواالعِلْمَ وَتَعَلّمُوْا لِلْعِلْمِ السّكِيْنَةَ وَالْوَقَا رَ وَتَوَاضَعُوْا لِمَنْ تَتَعَلّمُوانَ مِنْهُ

"Belajarlah kalian ilmu untuk ketenteraman dan ketenangan, serta rendah hatilah pada orang yang kamu belajar darinya."  (HR. Ath-Thabrani)

·                  Saling berbagi pengetahuan

 لَا يَتْبَغِ لِلْجَاهِلِ اَنْ يَسْكُنَ عَلَى جَهْلِهِ وَلَا لِلْعَالِمِ اَنْ يَسْكُنَ عَلَى عِلْمِهِ

 "Tidak pantas bagi orang yang bodoh itu mendiamkan kebodohannya dan tidak pantas pula orang yang berilmu mendiamkan ilmunya." (HR. Ath-Thabrani)

·                  Menghadirkan pendidikan yang baik

·                  مَا نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدًا مِنْ نَحْلٍ أَفْضَلَ مِنْ أَدَبٍ حَسَنٍ

"Tiada suatu pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya selain pendidikan yang baik. (HR. Al-Hakim)[3]

 

B.           TUJUAN PESERTA DIDIK DALAM PERSFEKTIF HADIST

Tujuan peserta didik dalam persfektif hadist adalah menjadikan manusia menyembah kepada Allah  sebagaimana yang di pesankan Nabi saw kepada Mua’dz. Tujuan pendidikan ini sangat relevan dengan tujuan pendidikan dalam Qur’an yakni pengabdian kepada Allah.

Sementara itu, tujuan pendidikan yang terpantul dalam hadist juga mempertegas dan mendukung tujuan pendidikan dalam al- Qur’an. Kalimat dalam hadist yang menyatakan awwal ma taduhum ilah ibadatuallah ( Ajakan pertama yang anda lakukan kepada mereka adalah menyembah Allah ). Merupakan misi yang di perintahkan oleh Nabi saw kepada Mua’dz. Ibadah ( menyembah Allah sebagaimana yang disebut dalam hadist ), sebagai tujuan yang akan dicapai, tidak dapat di gapai secara optimal kalau tidak tahu strategi untuk mencapai tujuan tersebut, yaitu menyadarkan dan mendidik seseorang menjadi hamba Allah.

Oleh karena itu, tujuan pendidikan akan tercapai dalam konteks hadist bisa kita lihat melalui:

1.              Proses penyadaran terhadap orang untuk mengakui dirinya sebagai hamba Allah yang memiliki kewajiban beribadah kepadanya dalam bentuk praksis.

2.              Pendidikan dilakukan dengan memberikan pengajaran atau pembelajaran materi secara bertahap.

3.              Pendidikan dilakukan untuk memperoleh kesejahteraan, yang di dalam hadist di sebutkan bahwa Allah mewajibkan zakat kepada yang kaya diantara mereka lalu diberikan kepada mereka yang fakir. Tujuan yang demikian sangat relevan dengan tujuan pendidikan islam lainya yaitu memperoleh kebaikan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Tujuan umum atau tujuan akhir pendidikan dalam al-Qur’an dan hadist merupakan tujuan yang ideal, dan masih bersifat sangat umum. Oleh karena itu, perlu dijabarkan ke dalam berbagai tujuan khusus. Sayyid Quthb memberi keterangan tentang rambu-rambu tujuan pendidikan khusus sebagai berikut :

a.       Tujuan khusus merupakan pantulan dari filsafat al Qur’an tentang masyarakat, serta dari tujuan umum/ akhir dari pendidikan

b.        Tujuan khusus memelihara wadah lingkungan masyarakat dan perekonomian.

c.    Tujuan itu sejalan dengan jiwa masa dan tujuan itu tidak akan membodohkan manusia pada masa tertentu.

d.   Tujuan memelihara tahap-tahap pertumbuhan manusia, kebutuhanya, dan potensi-potensi serta bakat-bakat khusus setiap manusia.

e.       Tujuan memelihara perkembangan lapangan pendidikan dalam artimembuka perkembangan pemikiran manusia .

Sebagai penjabaran dari tujuan akhir, lahirlah berbagai tujuan khusus yang di kalangan para ahli memiliki pandangan yang berbeda antara satu dengan yang lainya. Namun , demikian perbedaan tersebut bukan merupakan perbedaan prinsip karena pandangan yang dikemukakan hanya berbeda dalam rincianya. Yang terpenting adalah tujuan-tujuan yang dikemukakan merupakan pantulan dan jiwa dari tujuan pendidikan akhir.

Imam al-Ghazali sebagaimana dinukil oleh Fathiyah Hasan Sulaiman menjelaskan bahwa tujuan pendidikan itu terbagi menjadi dua arah : kesempurnaan kemanusiaan yang tujuan hidupnya mendekatkan diri kepada Allah, dan kesempurnaan kemanusiaan yang objeknya kebahagiaan dunia dan akhirat.

Adapun Al- jamali berpendapat bahwa tujuan peserta didik dalam persfektif hadist tarbawi adalah :

a.     Agar seseorang mengenal statusnya diantara makhluk dan tanggung jawab masing-masing individu di dalam hidup mereka di dunia

b.         Agar seseorsng mengenal interaksinya dalam masyarakat dan tanggung jawab mereka di tengah-tengah sistem kemasyarakatan

c.           Supaya manusia kenal dengan alam semesta, dan membimbingnya untuk mencapai hikmah dari Allah

d.            Agar manusia kenal akan adanya Allah sebagai pencipta alam semesta beserta isinya

C.          PERAN DAN FUNGSI PESERTA DIDIK

Peran siswa adalah dimana keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran yang disampaikan atau dibimbing oleh guru.Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan siswa dituntut terlibat aktif dan tidak hanya sebagai pendengar atau penerima materi dari guru secara mentah-mentah. Peran siswa di dalam kelas sangat penting karena pada dasarnya peserta didik adalah unsur penentu dalam sebuah pembelajaran. Peserta didik adalah objek artinya objek yang menerima pelajaran dan objek yang turut menentukan hasil pembelajaran.

subyek dan obyek. Sebagai subyek karena murid menentukan hasil belajaar dan sebagai ob Fungsi peserta didik  dalam interaksi belajar mengajar adalah sebagai yek, karena muridlah yang menerima pelajaran dari guru. Dengan dasar pandangan tersebut, maka tugas murid dapat dilihat dari berebagai aspek, sejalan dengan aspek tugas guru, yaitu aspek yang berhubungan dengan belajar, aspek yang berhubungan dengaan bimbingan, dan aspek yang berhubungan dengan administrasi. Selain tiu murid pun bertugas pula menjaga hubungan baik dengan guru maupun dengan sesama temannya dan untuk senantiasa meningkatkan kefektifan belajra bagi kepentingan dirinya sendiri.

1. Aspek Yang Berhubungan dengan Belajar

Hal-hal yang harus diperhatikan murid agar belajar menjadi efektif dan produktif diantaranya:

a.      Murid harus menyadari sepenuhnya akan arah tujuan belajarnya, sebagai ia senantiasa siap siaga untuk menerima dan mencernakan bahan.

b.    Murid harus memiliki motive yang murni (instrinsik/niat). Niat yang benar adalah “karena Allah”, bukan karena sesuatu yang entrinsik, sebagai terdapat keikhlasan dalam belajar.[4]

c.  Harus belajar dengan “kepala penuh” artinya murid memiliki pengetahuan dan pengalaman-pengalaman belajar sebelumnya (appersepsi) sehingga memudahkan dirinya untuk menerima sesuatu yang baru.

d.      Harus senantiasa memusatkan perhatian (konsentrasi pikiran) terhadap apa yang sedang dipelajari dan berusaha menjauhkan hal-hal yang mengganggu konsentrasi sehingga terbina suasana ketertiban dan keamanan belajar bersama atau sendiri dan lain-lain.

2. Aspek yang berhubungan dengan bimbingan

Dan untuk itu menjadi tugas muridlah untuk berpartisipasi secara aktif, sehingga bimbingan itu dapat dilaksanakan secara efektif. Keikut sertaan dibuktikan diantaranya dengan:

a.     Murid harus menyediakan dan merelakan diri dibimbing, sehingga ia memahami akan potensi dan kemampuan dirinya dalam belajar dan bersikap.

b.    Menaruh kepercayaan kepada pembimbing dan menjawab setiap pertanyaan dengan sebenarnya dan sejujurnya.

c.       Secara jujur dan ikhlas mau menyampaikan dan menjelaskan berbagai masalah yang diderita atau dialaminya, dalam rangka mencari pemecahan atau memilih jalan keluar untuk mengatasinya.

3. Aspek yang berhubungan dengan administrasi

Tugas murid sehubungan dengan aspek administrasi, meliputi:

a. Tugas dan kewajiban terhadap sekolah, yaitu:

1. Mentaati tatatertib sekolah

2. Membayar SPP dan segala sesuatu yang dibebankan sekolah kepadanya.

3. Turut membina suasana sekolah yang aman, tertib dan tentram

4. Menjaga nama baik sekolah dimanapun ia berada.

b. Tugas dan kewajiban terhadap kelas, yaitu:

1. Senantiasa menjaga kebersihan kelas dan lingkungannya.

2. Memelihara keamanan dan ketertiban kelas sehingga suasana belajar menjadi aman, tentram dan nyaman.

3. Melakukan kerja sama yang baik dengan teman sekelasnya

4. Memlihara dan mengembangkan semangat dan solidaritas, kesatuan dan kebangsaan dan suasana keagamaan dalam kelas

 

c. Tugas dan kewajiban terhadap kelompok

1. Membentuk kelompok belajar bersama untuk memperoleh berbagai pemahaman dan pengalaman dalam mempelajari bahan pelajaran melalui penelaah dan diskusi kelompok.

2. Mengembangkan pola sikap keagamaan dan mempergunakan waktu senggang untuk belajar bersama, bersilaturrahmi dengan keluarga dari anggota kelompoknya dan saling membantu sehingga terwujud ukhuwah islamiyah diantara mereka.

3. berusaha untukmenemukan hal-hal atau pengalaman baru yang mengarah kepada dorongan untuk melakukan penelitian yang mungkin dilakukan oleh kelompoknya.

4. Memelihara semangat dan solidaritas kelompok, saling mempercayai dan saling menghargai akan kemampuan masing-masing anggota kelompok, sehingga belajar menjadi lebih terarah dan bermakna bagi diri msing-masing

4. Adab dalam bergaul

a. Adab terhadap guru

Guru adalah orang yang telah memberikan ilmu atau pelajaran kepad murid, maka adalah menjadi tugas murid untuk memulyakan guru dengan cara antara lain:

1. Ucapkanlah salam terlebih dahulu bila berjumpa dengan guru.

2. Senantiasa patuh dan horamat kepada kepada segala perintah guru, sepanjang tidak melanggar ajaran agama dan undang-undang Negara.

3. Tunjukkan perhatian guru ketika guru memberikan penjelasan.

4. Bersikap merendahkan diri, sopan dan hormat dalam bergaul atau berhadapan dengan guru

5. Jangan berjalan di muka atau berjalan mendahului guru, kecuali dengan izinnya

b. Adab terhadap sesame murid

Untuk itu hendaknya menjadi tugas murid, agar:

1. Senantiasa menjaga “jarak” baik dalam arti yang sesungguhnya maupun dalam arti kiasan, sehingga hubungan hanya berlangsung sesuai dengan kepentingan dan seperlunya.

2. Berpakaian secara pantas, sopan dan memadai sehingga tidak mempunyai batas pandangan mata dapat menimbulkan berbagai gairah yang menyesatkan.

3. Pelihara diri dari ucapan dan tingkah laku yang saling memikat agar terhindar dari pikiran dan perbuatan maksiat.

4. Saling ingat mengingatkan diantara mereka kepada kehormatan dirinya, kepada tanggung jawab yang terikul di atas pundaknya serta keselamatan dunia dan akhirat, sehingga mereka terhindar dari keterlanjuran yang mungkin menjadi.

5. Secara bersama-sama senantiasa berusaha membina pergaulan sesuai dengan norma-norma agama dalam berbagai kaidah belajar diluar maupun di dalam kelas atau sekolah.

5. Meningkatkan efektifitas belajar.

Syarat-syarat belajar yang memadai adalah sebagai berikut:

a. Kesadaran atas tanggung jawab belajar

b. Cara Belajar yang efisien

c. Syarat-syarat yang diperlukan:

Syarat-syarat yang diperlukan meliputi unsur-unsur:

1. Kesehatan jasmani.

2. Kesehatan mental atau rohani.

3. Tempat belajar yang menyenangkan

4. lingkungan yang tenang

5. Tersedia cukup bahan dan alat bantu yang diperlukan

6. Peranan dan tugas murid dalam pembelajaran masteri:

a. Murid perlu belajar dan bukan bertanding dengan rekan yang lain

b. Murid mempunyai sifat berdikari

c. Murid mengetahui hasil belajar yang perlu dikuasai

d. Murid memberi tahu pada guru jika masih belum menguasai pembelajaran.

e. Murid haruslah bermotifasi terarah dan tekun dalam menghadapi pembelajaran

D.    CIRI-CIRI DAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

 

Peserta didik memiliki sejumlah ciri-ciri karakteristik, diantaranya : Peserta didik adalah individu yang memiliki potensi fisik dan psikis, sehingga ia merupakan insan yang unik. Peserta didik merupakan individu yang sedang berkembang, artinya peserta didik tengah mengalami perubahan-perubahan dalam dirinya secara wajar, baik yang ditujukan kepada diri sendiri maupun yang diarahkan pada penyesuaian dengan lingkungannya. Peserta didik adalah individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi. Peserta didik merupakan individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.

Peserta didik secara formal adalah orang yang sedang berada pada fase pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis, pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri dari seseorang peserta didik yang perlu bimbingan dari seorang pendidik. Pertumbuhan menyangkut fisik, perkembangan menyangkut psikis.

Menurut Pasal 1 Ayat 4 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Syamsul Nizar mendeskripsikan ciri-ciri karakteristik peserta didik diantaranya :

1.      Peserta didik bukanlah miniatur orang dewasa tetapi memiliki dunianya sendiri.

2.      Peserta didik memiliki perioditas perkembangan dan pertumbuhan.

3.      Peserta didik adalah makhluk Tuhan yang memiliki perbedaan individu baik disebabkan oleh faktor bawaan maupun lingkungan dimana ia berada.

4.      Peserta didik merupakan dua unsur utama jasmani dan rohani, unsur jasmani memiliki daya fisik, dan unsur rohani memiliki daya akan hati nurani dan nafsu.

5.      Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi atau fitrah yang dapat dikembangkan dan berkembang secara dinamis

Peserta didik menurut sifatnya dapat dididik, karena mereka mempunyai bakat dan disposisi-disposisi yang memungkinkan untuk diberi pendidikan, diantaranya :

1.      Tubuh anak sebagai peserta didik selalu berkembang sehingga semakin lama semakin dapat menjadi alat untuk menyatakan kepribadiannya.

2.      Anak dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya. Keadaan ini menyebabkan dia terikat kepada pertolongan orang dewasa yang bertanggung jawab.

3.      Anak membutuhkan pertolongan dan perlindungan serta membutuhkan pendidikan.

4.      anak mempunyai daya eksplorasi. Anak mempunyai kekuatan untuk menemukan hal-hal yang baru di dalam lingkungannya dan menuntut kepada pendidik untuk diberi kesempatan.

5.      Anak mempunyai dorongan untuk mencapai emansipasi dengan orang lain

Selain karakteristik diatas ada beberapa ciri-ciri karakteristik peserta didik lainnya yaitu :

1.      Belum memiliki pribadi dewasa sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik.

2.      Masih menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaannya sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik.

3.      Sebagai manusia yang memiliki sifat-sifat dasar yang sedang ia kembangkan secara terpadu, menyangkut seperti kebutuhan biologis, rohani, sosial, intelegensi, emosi, kemampuan berbicara, perbedaan indivual dan sebagainya.[5

E.     KEBUTUHAN-KEBUTUHAN PESERTA DIDIK

Tingkah laku individu merupakan perwujudan dari dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Kebutuhan-kebutuhan ini merupakan inti kodrat manusia. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa kegiatan sekolah pada prinsipnya juga merupakan manifestasi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan individu tersebut. Oleh sebab itu, seorang guru perlu mengenal dan memahami tingkat kebutuhan peserta didiknya, sehingga dapat membantu dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka melalui berbagai aktivitas kependidikan, termasuk aktivitas pembelajaran. Di samping itu, dengan mengenal kebutuhan-kebutuhan peserta didik, guru dapat memberikan pelajaran  setepat mungkin, sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya.

j

1.      Kebutuhan akan penghargaan

Kebutuhan akan penghargaan terlihat dari kecenderungan peserta didik untuk diakui dan diperlakukan sebagai orang yang berharga diri. Mereka ingin memiliki sesuatu, ingin dikenal dan ingin diakui keberadaaannya di tengah-tengah orang lain. Mereka yang dihargai akan merasa bangga dengan dirinya dan gembira, pandangan dan sikap mereka terhadap dirinya dan orang lain akanpositif. Sebaliknya, apabila peserta didik merasa diremehkan, kurang diperhatikan, atau tidak kurang mendapat tanggapan yang positif atas sesuatu yang dikerjakannya, maka sikapnya terhadap dirinya dan lingkungannya menjadi negatif.

2.       Kebutuhan akan rasa sukses

Peserta didik menginginkan agar setiap usaha yang dilakukannya di sekolah, terutama dalam bidang akademis berhasil dengan baik. Peserta didik akan merasa senang dan puas apabila pekerjaan yang dilakukannya berhasil, dan merasa kecewa apabila tidak berhasil. Ini menunjukkan bahwa rasa sukses merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi peserta didik. Untuk itu, guru harus mendorong peserta didiknya untuk mencapai keberhasilan dan prestasi yang tinggi, serta memberikan penghargaan atas prestasi yang dicapai, betapapun kecilnya, baik berupa ungkapan verbal maupun melalui ungkapan non-verba.

3.       Kebutuhan akan agama

Sejak lahir, manusia telah membutuhkan agama. Ynag dimaksud agama dalam kehidupan adalh iman yang diyakini oleh pikiran, diresapkan oleh perasaan dan dilaksanakan dalam tindakan, perbuatan, perkataan dan sikap.

Kebutuhan peserta didik khususnya yang beranjak remaja kadang-kadang tidak dapat dipenuhii apabila telah berhadapan dengan agama, nilai-nilai sosial dan adat kebiasaan, terutama apabila pertumbuhan sosialnya telah matang, yang seringkali menguasai pikirannya. Pertentangan tersebut semakin mempertajam keadaan bila reaja tersebut berhadapan dengan berbagi situai, misalnya film di televise maupun di layar lebar yang menayangkan adegan-adegan tidak sopan, mode pakaian yang seronok, buku-buku bacaan serta Koran yang sering menyajikan gambar yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah moral dan agama. Semuanya itu menyebabkan kebingungan bagi remaja yang tidak mempunyai dasar keagamaan dan keimanan. Oleh sebab itu, sangat penting dilaksanakan penanaman nilai-nilai moral dan agama serta nilai-nilai social dan akhlak kepada manusia khususnya bagi remaja sejak usia dini.

PENUTUP

 

 KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peserta didik dalam hadist merupakan orang yang berada dalam fase pertumbuhan dan perkembangan, baik secara fisik maupun psikis. Hadits memberikan gambaran tentang sosok peserta didik yang ideal dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan yaitu menjadi ulama yang basthotan fi ilmi dan basthotan fi rizqi. Pendidik, peserta didik dan tujuan pendidikan memiliki kaitan yang saling mempengaruhi antara komponen satu dengan komponen lainnya, sehingga proses pendidikan hendaknya merupakan perpaduan yang integral dan harmonis untuk menghasilkan pendidikan yang ideal. Oleh karena itu, kegiatan pendidikan harus mengantarkan peserta didik mencapai suatu tujuan hidup yang telah digariskan dalam ajaran Islam. Berdasarkan dalam tinjauan hadist untuk mewujudkan peserta didik yang berkualitas dapat di  kemukakan sebagai berikut:

a. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa ilmu itu hanya diperoleh dengan belajar. Artinya, seseorang tidak bisa hanya bercita-cita, akan tetapi harus di iringi dengan ikhtiar. Orang-orang yang berikhtiar untuk belajar, kelak akan dikaruniai kepahaman agama yang pada akhirnya akan menghantarnya menuju kemuliaan dan kebaikan.

b. Peserta didik diperbolehkan iri hati kepada orang lain yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas, sebagai cambuk untuk rakus dalam menuntut ilmu pengetahuan, sehingga dengan semangat menuntut ilmu itu, diharapkan akan menyebar ilmu pengetahuan di muka bumi.

c. Peserta didik hendaknya selalu menghafal dan mengulangi pelajarannya, sehingga betul betul menguasai materi yang telah disampaikan oleh pendidik. Hal ini bertujuan agar ia dapat menggunakan ilmu tersebut kapanpun dibutuhkan, sesuai dengan kondisi yang ada.

 

 

 SARAN

Berdasarkan dari penjelasan yang telah kami sampaikan dalam makalah Hadist Tarbawi dengan judul Peserta Didik Dalam Hadist banyak hal yang dapat kita pelajari dalam pendidikan islam yang mungkin bisa kita terapkan di dalam kehidupan sesuai Hadist Nabi saw. Dalam penulisan yang kami buat, semoga menjadi motivasi bagi kita semua khusunya bagi penulis-penulis makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA

Al kutub AT- Tis’ah. 2000. Sembilan kitab hadist, CD Room,windows 98-2000-ME

Ahmad Tafsir.1999.Hadist Tarbawi.Bandung: program pasca sarjana IAIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Abudin nata. 1997. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: logos

Imam Nawawi. 2001. Syarah Hadist Arbain. Yogyakarta : Media Hidayah

Mph. Uzer Usman. 1990. Menjadi guru profesional. Bandung : Remaha Rossdakariya

 

Penulis: Audio Tara, Muhammad Afrizal dan Muhammad Hamdani

(Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi)

Share:

0 Post a Comment:

Posting Komentar

Pengikut

Arsip Blog

Definition List

Unordered List

Support