"Dengan membaca kamu mengenal dunia. Dengan Menulis kamu dikenal Dunia."

murevi18.blogspot.com

Rabu, 21 Juni 2023

Apakah Kamu Termasuk Pemimpin Yang Disepakati? Simak Penjelasannya!

Oleh: Ade Hamid Al-Faridho

Dalam hal kepemimpinan, ada empat sifat wajib Rasulullah SAW yang merupakan pencerminan karakter beliau dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin ummat. Inilah yang mungkin dapat dicontoh oleh seorang pemimpin agar ia di kategorikan sebagai pemimpin yang memiliki integritas. Adapun sifat-sifat Rasulullah SAW tersebut, secara rinci penulis bagi ke dalam beberapa bagian berikut:

1. Shiddiq

            Shiddiq artinya jujur dalam perkataan dan perbuatan. Rasulullah SAW sangat disukai oleh banyak pihak karena memiliki sifat yang terpuji yakni benar secara lisan dan perbuatan. Sewaktu mudanya, orang Quraisy menamakannya “Shiddiq” atau “amin”. Sehingga beliau sangat dihormati dan dihargai oleh para pemimpin Mekkah, karena Nabi SAW memiliki kepribadian dan ketakutan berbicara sehingga orang yang bertemu dengan beliau akan meninggalkan kesan ketulusan dan kejujuran. Beliau selalu memperlakukan orang dengan adil dan jujur. Beliau tidak hanya berkata dengan kata-kata, akan tetapi juga dengan perbuatan dan keteladanan. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW selalu konsisten, tidak ada perbedaan antara perkataan dan perbuatan.

Dalam hal kejujuran, pasti ada khabar (sahabat) yang menjelaskan seruan Nabi Muhammad kepada umatnya agar selalu berlaku jujur di setiap keadaan, di manapun dan kapanpun. Ubaidillah Ibn Shamit berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Jamin untukku enam perkara dari kalian, aku akan menjamin untuk kalian surga, enam perkara ini adalah: bila berbicara jujurlah, tepatilah janji apabila kalian berjanji, apabila kalian dipercayai, tunaikanlah amanah,  jagalah kemaluan kalian (dari kemaksiatan), palingkanlah pandangan kalian (dari segala yang diharamkan melihatnya) dan tahanlah tangan kalian (dari mengambil yang haram), (HR. Imam Ahmad).

Dalam Hadist yang lain, Rasulullah SAW menekankan kepada umatnya untuk senantiasa berlaku jujur dan menjauhi dusta dan bohong dalam pandangan Islam. Kejujuran tersebut bukan hanya dinilai dari ketepatan kata-kata dengan perbuatannya, akan tetapi kejujuran itu dapat dilihat dari komitmen seorang pemimpin terhadap melakukan sesuatu sebelum mengucapkannya. Sehingga bagi dirinya sendiri ia juga jujur karena telah melakukan apa yang ia katakan. Abdullah Ibn Mas’ud menjelaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Hendaklah kalian berkata jujur karena kejujuran mengantarkan kalian kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan ke Surga. Dan senantiasalah bersikap jujur dan terus berupaya menjaga kejujurannya sampai di catat di sisi Allah SWT bahwa ia adalah seseorang yang yang jujur. Janganlah sesekali kalian berdusta. Sebab, berdusta akan mengantarkan kepada neraka. Sesungguhnya, seseorang yang berlaku dusta dan terus ingin berlaku dusta sehingga di sisi Allah ia di catat sebagai seorang pendusta, “(HR. Bukhori).

Berdasarkan hadist diatas, seorang pemimpin harus melakukan upaya Good Governance seperti transparansi, akuntabilitas, dan responsibilitas atas aktivitas operasional institusi yang di pimpinnya. Dalam praktiknya, pemerintahan yang bersih adalah pemerintah yang efektif, efisien, jujur, transparan, dan bertanggung jawab. Demikian di simpulkan dari “Shiddiq” yang tercermin pada diri Rasulullah SAW

2. Amanah

Karakter kepemimpinan Rasulullah SAW yang kedua adalah amanah. Gelar amanag atau Al-amin (orang yang dapat dipercaya), sudah disematkan pada diri Nabi Muhammad SAW jauh sebelum beliau diangkat menjadi Rasul. Melalui sifat ini, posisi Nabi Muhammad dianggap lebih tinggi dari pemimpin umat manapun dan Nabi-Nabi sebelumnya.

Pemimpin yang amanah adalah pemimpin yang benar-benar bertanggung jawab pada tugas dan kepercayaan untuk mengelola perekonomian, politik ataupun urusan agama. Hakikatnya, amanah masyarakat itu adalah amanah Tuhan.

3. Tabligh

Diangkatnya Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul utusan Allah SWT pada usia 40 tahun membuktikan bahwa beliau adalah seorang penyampai risalah Allah SWT. Diturunkannya wahyu pertama yang dibawa oleh Malaikat jibril sebagai tanda bahwa Nabi Muhammad merupakan utusannya. Dengan wahyu tersebut, Rasulullah SAW. Wahyu sebagai petunjuk bagi sekalian manusia yang menyertai Rasul dalam mengajak manusia kepada kebaikan dan mencegah mereka dari kemungkaran.

          Tabligh merupakan sifat Rasul yang ketiga. Cara dan metodenya perlu ditiru. Sebagaimana diketahui, sasaran dakwah pertama beliau adalah keluarga terdekatnya, setelah itu baru disampaikan kepada orang lain. Selain itu, Rasulullah SAW lebih sering menyampaikan pesan melalui tindakan beliau. Artinya, beliau melakukan terlebih dahulu sebelum meminta orang lain untuk melakukannya. Seorang pemimpin harus memaksakan dirinya untuk selesai dengan dirinya sendiri, keluarganya baru kemudian berupaya menyelesaikan urusan orang lain. Banyak permasalahan yang tidak mampu menguasai dirinya dan keluarganya, artinya ia tidak selesai dengan persoalan dirinya sendiri. Misalnya, seorang pemimpin yang temperamental, ia berarti tidak tidak menguasai dirinya. Pemimpin yang cacat moral dan karakter buruk sulit menguasai dirinya sendiri.

4. Fathanah

Fathanah merupakan sifat Rasul Allah yang ke empat, yaitu memiliki kecerdasan. Kecerdasan beliau sangat terlihat dari metode dakwah yang beliau gunakan. Nabi Muhammad dengan karunia Allah memiliki kecakapan luar biasa (Genius Abqariyah) dan kepemimpinan yang agung (Genius Leadership atau qiyadoh abqoriyah). Beliau merupakan seorang manajer yang sangat cerdas dan pandai melihat peluang.

 Kesuksesan Nabi Muhammad sebagai seorang pemimpin karena dikarunia dengan kecerdasan oleh Allah. Kecerdasan yang dimilikinya tidak hanya dalam menyampaikan wahyu Allah, tetapi juga menjaga amanah Allah untuk memimpin umat dengan agama Islam yang diturunkan untuk seluruh manusia yang akan menjadi rahmatan lil ‘alamin.

Share:

0 Post a Comment:

Posting Komentar

Pengikut

Arsip Blog

Definition List

Unordered List

Support