Oleh: Ade Hamid Al-Faridho
Dalam hal kepemimpinan, ada empat
sifat wajib Rasulullah SAW yang merupakan pencerminan karakter beliau dalam
menjalankan tugasnya sebagai pemimpin ummat. Inilah yang mungkin dapat dicontoh
oleh seorang pemimpin agar ia di kategorikan sebagai pemimpin yang memiliki
integritas. Adapun sifat-sifat Rasulullah SAW tersebut, secara rinci penulis
bagi ke dalam beberapa bagian berikut:
1. Shiddiq
Shiddiq artinya
jujur dalam perkataan dan perbuatan. Rasulullah SAW sangat disukai oleh banyak
pihak karena memiliki sifat yang terpuji yakni benar secara lisan dan
perbuatan. Sewaktu mudanya, orang Quraisy menamakannya “Shiddiq” atau “amin”.
Sehingga beliau sangat dihormati dan dihargai oleh para pemimpin Mekkah, karena
Nabi SAW memiliki kepribadian dan ketakutan berbicara sehingga orang yang
bertemu dengan beliau akan meninggalkan kesan ketulusan dan kejujuran. Beliau
selalu memperlakukan orang dengan adil dan jujur. Beliau tidak hanya berkata
dengan kata-kata, akan tetapi juga dengan perbuatan dan keteladanan. Hal ini
menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW selalu konsisten, tidak ada perbedaan
antara perkataan dan perbuatan.
Dalam hal kejujuran, pasti ada
khabar (sahabat) yang menjelaskan seruan Nabi Muhammad kepada umatnya agar
selalu berlaku jujur di setiap keadaan, di manapun dan kapanpun. Ubaidillah Ibn
Shamit berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Jamin
untukku enam perkara dari kalian, aku akan menjamin untuk kalian surga, enam
perkara ini adalah: bila berbicara jujurlah, tepatilah janji apabila kalian
berjanji, apabila kalian dipercayai, tunaikanlah amanah, jagalah kemaluan kalian (dari kemaksiatan),
palingkanlah pandangan kalian (dari segala yang diharamkan melihatnya) dan
tahanlah tangan kalian (dari mengambil yang haram), (HR. Imam Ahmad).
Dalam Hadist yang lain, Rasulullah
SAW menekankan kepada umatnya untuk senantiasa berlaku jujur dan menjauhi dusta
dan bohong dalam pandangan Islam. Kejujuran tersebut bukan hanya dinilai dari
ketepatan kata-kata dengan perbuatannya, akan tetapi kejujuran itu dapat
dilihat dari komitmen seorang pemimpin terhadap melakukan sesuatu sebelum
mengucapkannya. Sehingga bagi dirinya
sendiri ia juga jujur karena telah melakukan apa yang ia katakan. Abdullah Ibn
Mas’ud menjelaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Hendaklah
kalian berkata jujur karena kejujuran mengantarkan kalian kepada kebaikan, dan
kebaikan mengantarkan ke Surga. Dan senantiasalah bersikap jujur dan terus
berupaya menjaga kejujurannya sampai di catat di sisi Allah SWT bahwa ia adalah
seseorang yang yang jujur. Janganlah sesekali kalian berdusta. Sebab, berdusta
akan mengantarkan kepada neraka. Sesungguhnya, seseorang yang berlaku dusta dan
terus ingin berlaku dusta sehingga di sisi Allah ia di catat sebagai seorang
pendusta, “(HR. Bukhori).
Berdasarkan hadist diatas, seorang
pemimpin harus melakukan upaya Good
Governance seperti transparansi, akuntabilitas, dan responsibilitas atas
aktivitas operasional institusi yang di pimpinnya. Dalam praktiknya,
pemerintahan yang bersih adalah pemerintah yang efektif, efisien, jujur,
transparan, dan bertanggung jawab. Demikian di simpulkan dari “Shiddiq” yang
tercermin pada diri Rasulullah SAW
2. Amanah
Karakter kepemimpinan Rasulullah SAW
yang kedua adalah amanah. Gelar amanag atau Al-amin (orang yang dapat
dipercaya), sudah disematkan pada diri Nabi Muhammad SAW jauh sebelum beliau
diangkat menjadi Rasul. Melalui sifat ini, posisi Nabi Muhammad dianggap lebih
tinggi dari pemimpin umat manapun dan Nabi-Nabi sebelumnya.
Pemimpin yang amanah adalah pemimpin
yang benar-benar bertanggung jawab pada tugas dan kepercayaan untuk mengelola
perekonomian, politik ataupun urusan agama. Hakikatnya, amanah masyarakat itu
adalah amanah Tuhan.
3. Tabligh
Diangkatnya Nabi Muhammad SAW
sebagai Rasul utusan Allah SWT pada usia 40 tahun membuktikan bahwa beliau
adalah seorang penyampai risalah Allah SWT. Diturunkannya wahyu pertama yang
dibawa oleh Malaikat jibril sebagai tanda bahwa Nabi Muhammad merupakan
utusannya. Dengan wahyu tersebut, Rasulullah SAW. Wahyu sebagai petunjuk bagi sekalian manusia yang menyertai Rasul dalam
mengajak manusia kepada kebaikan dan mencegah mereka dari kemungkaran.
Tabligh
merupakan sifat Rasul yang ketiga. Cara dan metodenya perlu ditiru. Sebagaimana
diketahui, sasaran dakwah pertama beliau adalah keluarga terdekatnya, setelah
itu baru disampaikan kepada orang lain. Selain itu, Rasulullah SAW lebih sering
menyampaikan pesan melalui tindakan beliau. Artinya, beliau melakukan terlebih
dahulu sebelum meminta orang lain untuk melakukannya. Seorang pemimpin harus
memaksakan dirinya untuk selesai dengan dirinya sendiri, keluarganya baru
kemudian berupaya menyelesaikan urusan orang lain. Banyak permasalahan yang
tidak mampu menguasai dirinya dan keluarganya, artinya ia tidak selesai dengan
persoalan dirinya sendiri. Misalnya, seorang pemimpin yang temperamental, ia
berarti tidak tidak menguasai dirinya. Pemimpin yang cacat moral dan karakter
buruk sulit menguasai dirinya sendiri.
4. Fathanah
Fathanah
merupakan sifat Rasul Allah yang ke empat, yaitu memiliki kecerdasan.
Kecerdasan beliau sangat terlihat dari metode dakwah yang beliau gunakan. Nabi
Muhammad dengan karunia Allah memiliki kecakapan luar biasa (Genius Abqariyah) dan kepemimpinan
yang agung (Genius Leadership atau qiyadoh abqoriyah). Beliau merupakan
seorang manajer yang sangat cerdas dan pandai melihat peluang.
Kesuksesan Nabi Muhammad sebagai seorang pemimpin karena dikarunia dengan kecerdasan oleh Allah. Kecerdasan yang dimilikinya tidak hanya dalam menyampaikan wahyu Allah, tetapi juga menjaga amanah Allah untuk memimpin umat dengan agama Islam yang diturunkan untuk seluruh manusia yang akan menjadi rahmatan lil ‘alamin.
0 Post a Comment:
Posting Komentar