"Dengan membaca kamu mengenal dunia. Dengan Menulis kamu dikenal Dunia."

murevi18.blogspot.com

Sabtu, 17 Juni 2023

PERKEMBANGAN JIWA BERAGAMA PADA REMAJA

Istilah remaja berasal dari kata latin adolescere (kata bendanya adolescantia yang berarti remaja) yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Kata tersebut mengandung aneka kesan, ada yang berkata bahwa remaja merupakan kelompok yang potensinya dapat dimanfaatkan dan kelompok bertanggung jawab terhadap bangsa dan masa depan. Masa remaja merupakan masa perkembangan menuju kematangan jasmani, seksualitas, pikiran dan emosional. Masa remaja kadang panjang kadang pendek tergantung lingkungan dan budaya dimana remaja itu hidup.

Kehidupan remaja itu sendiri merupakan salah satu fase perkembangan dari diri manusia. Fase ini adalah masa transisi dari kanak-kanak dalam menggapai kedewasaan. Disebut masa transisi ksrena terjadi saling pengaruh antara aspek jiwa dengan aspek yang lain, yang kesemuanya akan mempengaruhi keadaan kehidupan remaja.

Neidahart berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dan ketergantungan pada masa anak-anak kemasa dewasa, dan pada masa ini remaja dituntut untuk mandiri. Pendapat ini hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Ottorank bahwa masa remaja merupakan masa perubahan yang drastis dari keadaan tergantung menjadi keadaan mandiri, bahkan Daradjat mengatakan masa remaja adalah masa munculnya berbagi kebutuhan dan emosi serta tumbuhnya kekuatan dan kemampuan fisik yang lebih jelas dan daya fikir yang matang. (Psikologi Agama, Jalaluddin, hal 30) 

A.    Perkembangan Agama Pada Masa Remaja

Masa remaja merupakan masa pencapaian identitas bahkan bisa dikatakan perjuangan pokok pada masa remaja adalah antara identitas dan kekacauan peran. Pada waktu orang remaja menumukan siapa dirinya  yang sebenarnya atau identitas diri, tumbuhlah kemampuan untuk mengikat kesetiaan kepada  suatu pandangan atau ideologi.

Pada usia remaja, sering kali kita melihat mereka mengalami kegoncangan dan ketidakstabilan dalam beragama misalnya, mereka kadang-kadang sangat tekun sekali menjalankan ibadah, tetapi pada waktu lain enggan melaksanakannya. Bahkan menunjukkan sikap seolah-olah anti agama. Hal tersebut karena perkembangan jasmani dan rohani yang terjadi pada masa remaja turut mempengaruhi perkembangan agamanya. Dengan pengertian bahwa penghayatan terhadap ajaran dan tindak keagamaan yang tampak pada para remaja banyak berkaitan dengan factor perkembangan jasmani dan mereka.

Zakiah Dradjat, starbuch dan William James sependapat bahwa pada garis besarnya perkembangan penghayatan keagamaan itu dapat dibagi dalam tiga tahapan yang secara kualitatif menunjukkan karakteristik yang berbeda.

Adapun penghayatan keagamaan remaja adalah sebagai berikut :

1.  Masa awal remaja (13-18 tahun)  dapat dibagi dalam tiga sub tahapan sebagai berikut:

Pertama: Sikap negative (meskipun tidak terang-terangan) disebabkan alam pikirannya kritis melihat kenyataan orang-orang beragama hipocrit (pura-pura) yang pengakuan dan ucapannya tidak selalu selaras dengan perbuatanya. Mereka meragukan agama bukan karena igin menjadi agnostic atau atheis, melainkan karena ingin menerima agama sebagai sesuatu yang bermakna berdasarkan keinginan mereka untuk mandiri dan bebas menentukan keputusan-keputusan mereka sendiri.

Kedua: Pandangan dalam ketuhanannya menjadi kacau karena ia banyak membaca atau mendengar berbagai konsep dan pemikiran atau aliran paham yang tidak cocok atau bertentangan satu sama lain.

Ketiga: Penghayatan rohaninya cenderung skeptic (meliputi kewas-wasan) sehingga banyak yang enggan melakukan berbagai kegiatan ritual yang selama ini dilakukannya dengan kepatuhan.

2. Masa remaja akhir yang ditandai antara lain oleh hal-hal berikut:

Pertama:  Sikap kembali pada umumnya, kearah positif dengan tercapainya kedewasaan intelektual, bahkan agama dapat menjadi pegangan hidupnya menjalani kedewasaan.

Kedua:  Pandangan dalam Ketuhanan dipahamkannya dalam konteks agama yang dianut dan dipilihnya.

Ketiga: Penghayatan rohaniahnya kembali tenang setelah malalui proses identifikasi dan merindu puja ia dapat membedakan ajaran agama sebagai doktrin dan ajaran dan manusia penganutnya, yang baik shahih dari yang tidak. Ia juga memahami bahwa terdapat berbagai aliran paham dan jenis keagamaan yang penuh toleransi seyogyanya diterima sebagai kenyataan yang hidup didunia ini. 

Perkembangan Pengetahuan Keagamaan 

Perkembangan pengetahuan keagamaan berkaitan dengan keterlibatan diri terhadap pemilian pengetahuan yang meliputi semua aspek keagamaan, perkembangan intelektual remaja merupakan fase formal operation. Unsur pokok pemikirannya adalah pemikiran deduktif, induktif dan abstraktif. Mereka memecahkan permasalahan yang dihadapi dengan reasoning dan logika. Pemikiran keagamaan yang tertanam pada usia anak yang akan muncul lagi disertai daya kritik dan evaluasi terhadap pemikiran.

Etika Keagamaan

     Perkembangan etika keagamaan erat hubungan dengan perkembangan moral, yaitu aspek jiwa yang berkaitan dengan dorongan untuk  berprilaku sesuai dengan aturan moral di lingkungannya. Perkembangan moral pada usia remaja disebut fase autonomy, yaitu fase ketika orientasi moral didasarkan pada prinsip-prinsip aturan yang telah terinternalisasikan dalam hati nurani melalui otoritas eksternal dan orientasi sosial.

Perkembangan Orientasi Sosial Keagamaan

            Kelompok kawan sebaya merupaan faktor pemberi pengaruh yang cukup kuat terhadap perkembangan remaja, karena kelompok kawan sebayanya merupakan media pengembangan dorongan kemandiriannya. Kelompok teman sebaya seagama akan menjadi sumber proses aplikasi prilaku dan juga menambahkan rasa kepedulian sosial keagamaan, sebagai dorongan diri yang diperlukan untuk dasar aplikasi ajaran agama tentang ikatan sosial kemasyarakatan. (perkembangan rasa keagamaan pada remaja, Nurhayati)


Share:

0 Post a Comment:

Posting Komentar

Pengikut

Arsip Blog

Definition List

Unordered List

Support