Hasil
belajar merupakan kemampuan yang di peroleh anak setelah melalui kegiatan
belajar. Dari defenisi di atas dapat di simpulkan
bahwa hasil belajar merupakan suatu kemampuan/potensi, di mana kemampuan siswa
ini bisa di asah setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar.
Hasil belajar merupakan segala perilaku yang di miliki peserta
didik sebagai akibat dari proses belajar yang di tempuhnya. Dari defenisi di atas dapat di simpulkan bahwasannya segala perilaku siswa yang
baik maupun buruk merupakan proses belajar yang di jalaninya.
Sejalan dengan defenisi di
atas, Nana Sudjana menyatakan di dalam buku Evaluasi Pendidikan Islam bahwa
hasil belajar merupakan kemampuan yang di miliki siswa setelah ia menerima
pelajaran.Dari teori di atas dapat di simpulkan bahwasannya hasil belajar merupakan
perilaku yang terdapat pada diri peserta didik yang mengakibatkan terjadinya
proses belajar.
Hasil belajar merupakan perubahan
perilaku secara keseluruhan (kognitif, afektif, psikomotor) bukan hanya salah
satu aspek potensi saja. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat di peroleh
suatu pemahaman bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang di miliki oleh siswa
setelah belajar, yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotor yang di sebabkan oleh pengalaman.
Kemampuan yang di
miliki oleh siswa setelah belajar, yang wujudnya berupa kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif merupakan ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Bloom mengelompokkan ranah kognitif ke dalam enam kategori dari yang sederhana
sampai yang paling kompleks dan di asumsikan bersifat hirarkis, yang berarti
tujuan pada level yang tinggi dapat di capai apabila tujuan pada level yang
rendah telah di kuasai. Tingkatan kompetensi tersebut meliputi : pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Ranah ini bertujuan pada orientasi kemampuan berfikir yang mencakup
kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat sampai pada satu
kemampuan untuk memecahkan masalah.
2) Ranah Afektif
Ranah afektik adalah ranah yang berhubungan dengan nilai dan tingkah
laku. Setiap orang mempunyai sikap yang berbeda-beda terhadap suatu objek. Ini
berarti bahwa sikap itu di pengaruhi oleh berbagai faktor yang ada pada diri
masing-masing seperti perbedaan bakat, minat, pengetahuan, pengalaman,
intensitas perasaan dan juga situasi lingkungan.
3) Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan gerak baik gerak otot, gerak organ mulut maupun gerak olah tubuh lainnya. Yang termasuk dalah ranah psikomotorik ini adalah yang menyangkut kegiatan otot dan kegiatan fisik. Harrow membagi ranah psikomotorik ke dalam lima level yang di mulai dari gerak sederhana sampai ke gerakan yang komplek. Level tersebut meliputi : meniru, manipulasi, ketetapan gerak, artikulasi, dan naturalisasi.
Berdasarkan beberapa pengertian hasil belajar di atas, dapat di simpulkan bahwa pengertian hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang di miliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat di lihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Hal
di atas sesuai dengan firman Allah Surah Al Mujadilah ayat 11 yang berbunyi :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ
ءَامَنُوٓاْ إِذَا قِيلَ لَكُمۡ تَفَسَّحُواْ فِي ٱلۡمَجَٰلِسِ فَٱفۡسَحُواْ
يَفۡسَحِ ٱللَّهُ لَكُمۡۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُواْ فَٱنشُزُواْ يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٖۚ وَٱللَّهُ بِمَا
تَعۡمَلُونَ خَبِيرٞ ١١
Artinya:
“Hai orang-orang beriman apabila kamu
dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka
lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”(QS.
Al Mujadilah : 11)
Ini adalah ajaran dari Allah Swt
untuk para hamba Nya yang beriman ketika berada dalam majelis perkumpulan, yang
sebagian dari mereka ada orang yang baru datang meminta agar tempat duduk di
perluas. Termasuk bersopan santun dalam hal ini adalah dengan memberikan kelonggaran
tempat baginya agar maksudnya bisa terpenuhi, bukan untuk mengganggu orang yang
memberi kelonggaran tempat tersebut. Maksud saudara nya pun terpenuhi tanpa
harus terganggu.
Balasan itu berdasarkan jenis amal
perbuatannya, siapapun yang memberi kelonggaran, maka akan di beri kelonggaran
oleh Allah Swt, siapapun yang memberi keleluasaan para saudaranya, maka Allah
Swt, akan memberi keleluasaan.
Dan
apabila di katakan berdirilah kamu, artinya, berdirilah dari tempat duduk
kalian, karena adanya suatu keperluan mendesak, maka berdirilah, maksud nya
bersegeralah berdiri agar kemaslahatan hal seperti ini termasuk bagian dari
ilmu dan iman.
Allah
Swt akan mengangkat derajat orang yang berilmu dan beriman berdasarkan ilmu dan
keimanan yang Allah berikan kepda mereka. Dan Allah maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan. Masing-masing di beri balasan berdasarkan amal nya. Perbuatan
baik akan di balas baik dan perbuatan buruk akan di balas buruk pula.
Di
dalam ayat ini terdapat penjelasan tentang keutamaan ilmu. Dan keindahan serta
buah dari ilmu adalah dengan beradab dengan adab-adab ilmu serta menunaikan
tuntunannya.
Tafsif
di atas dapat di simpulkan bahwa guru akan memberikan nilai yang tinggi kepada
siswa yang bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, sebagaimana Allah memberikan
derajat yang tinggi kepada manusia yang beriman. Hal ini menunjukkan bahwa
usaha kita lakukan akan di balas dengan kebaikan, apakah berupa nilai yang
tinggi ataupun kasih sayang dari guru maupun teman.
Sejalan dengan
ayat di atas, di dalam surah Al Najm ayat 39-41 juga menjelaskan mengenai hasil
belajar yang berbunyi :
وَمِنَ
ٱلَّيۡلِ فَسَبِّحۡهُ وَإِدۡبَٰرَ ٱلنُّجُومِ ٤٩ وَأَنَّ
سَعۡيَهُۥ سَوۡفَ يُرَىٰ ٤٠
ثُمَّ يُجۡزَىٰهُ ٱلۡجَزَآءَ ٱلۡأَوۡفَىٰ ٤١
Artinya :
“dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah di usahakannya (39) dan bahwasannya usahanya itu kelak akan di perlihatkan (keoadanya) (40) kemudia akan di beri belasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna (41) (Q.S An Najm ayat 39-41)
Di dalam tafsir Al Qur’an oleh
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-sa’di menjelaskan bahwanya seorang manusia
tida memperoleh selain apa yang telah di usahakannya, artinya setiap orang
tidak akan mendapatkan balasan apa pun dari amalan orang lain dan tidak menanggung
dosa siapa pun.
Dan bahwasannya usaha nya itu kelak akan di perlihatkan (kepadanya) yakni di akhirat, dan kebaikan akan di pisahkan dari keburukan, kemudian akan di beri balasan kepadanya balasan yang paling sempurna, yaitu yang mencakup seluruh amal, amalan yang baik di balas baik dan amalan yang buruk akan di balas buruk pula.
0 Post a Comment:
Posting Komentar