Sumber Ilmu.com-Sebagian orang bijak bestari berkata, “Maqam
yang paling mulia dan paling utama adalah kesadaran untuk selalu berada dalam
pengawasan Allah.”
Sikap selalu berada dalam pengawasan Allah
adalah seorang hamba selalu mawas diri hingga ia bersyukur atas segala nikmat,
menghindari diri dari perbuatan jahat, dan selalu memaafkan kesalahan orang
lain. Jika ini sudah terjadi maka hatinya selalu berada pada maqam ini dalam
segala perbuatannya. Jika ia lupa, hatinya akan mengembalikannya kepada
kesadaran tersebut, dengan izin dari Allah.
Yang penting dari kesadaran ini adalah
meninggalkan segala perbuatan dosa serta selalu sibuk dengan keyakinan akan
pertolongan Allah dan berfikir akan segala sesuatu yang ia alami.
Perbuatan hati yang sudah berada dalam
kesadaran akan pengawasan dari Allah adalah ikhlas, percaya, syukur, rendah
hati, pasrah, nasihat baik, cinta kepada Allah, dan benci karena Allah.
Seorang bijak besrtari berkata, “Kebaikan
terkecil adalah sesuatu yang menyusahkan hati jika ditinggalkan hingga kamu
tidak mungkin mengerjakanya. Jika kamu tidak melakukannya maka kamu berada
dalam sikap maksiat kepada Allah karena meninggalkan perbuatan baik kepada
hamba-hamba-Nya. Kebaikan yang paling kecil adalah kamu tidak menyukai sesuatu
untuk orang lain yang sesuatu itu di benci oleh Allah.”
Inilah kondisi yang telah kami sebutkan yang
wajib ada pada setiap makhluk. Kondisi ini tidak boleh ditinggalkan walau hanya
sekejap mata, baik ditinggalkan hati maupun anggota tubuh.
Kondisi lain yang lebih tinggi dari kondisi di
atas adalah seorang hamba membenci sesuatu bagi orang lain karena sesuatu di
benci oleh Allah dan mencintai sesuatu pada orang lain karena sesuatu itu
dicintai oleh Allah.
Sang bijak bestari berkata,”Seseorang datang
kepada Abdullah bin Mubarak dan orang itu berkata, “Berilah nasehat untukku.”
Ibnu Mubarak berkata, “sadarilah akan pengawasan Allah.” Orang itu bertanya
lagi, “Apa pengawasan Allah itu? Ibnu Mubarak menjawab, “Kamu merasa malu
kepada Allah.”
0 Post a Comment:
Posting Komentar