Nasihat Imam al-Ghazali: Wahai
santriku, nasihat itu mudah sedangkan menerimanya sulit. Karena nasihat bagi
pengikut nafsu terasa pahit ketika perkara yang dilarang itu disenangi dalam
hatinya. Khususnya, bagi orang yang mencari ilmu formal dan menyibukkan diri
mencari martabat serta kekayaan duniawi. Ia mengira bahwa ilmuan sich
(al-mujarrad) membahagiakan dirinya dan paripurna, lantas lepas tangan dari
mengamalkannya, ini keyakinan filosof.
Mahasuci Allah yang Agung. Orang
yang terperdaya (maghrur) ini tidak mengerti bahwasannya setelah memperoleh
ilmu, ketika tidak diamalkan, menjadi hujah penguat melawannya. Seperti yang
disabdakan Rasulullah Saw: “Manusia yang paling pedih siksanya di hari kiamat
adalah seorang alim yang Allah tidak memberikan manfaat atas ilmunya.”
Ada sebuah riwayat bahwa Imam
Junaid-Semoga Allah menyucikan jiwanya bermimpi (tentang peristiwa) setelah
meninggalnya. Ditanyakan padanya, “Ada kabar apa wahai Abu Qasim?” Dia menjawab,
“Pertanyaan-pertanyaan telah gugur dan petunjuk-petunjuk telah sirna. Yang
bermanfaat bagi kami hanya sebagian sholat tengah malam.
Dikutip dalam
Kitab Ayyuhal Walad-Imam al-Ghazali
0 Post a Comment:
Posting Komentar