Hisab artinya perhitungan.
Al-Allamah Syaikh Ibnu Utsmaini menjelaskan muhasabah artinya manusia melihat
amal perbuatan mereka pada hari kiamat. Demikian yang ditunjukkan oleh
Al-Quran, Sunnah, ijma’ dalil akal.
Alam hisab ialah alam yang agung
urusannya dan peranannya sangat penting. Begitu pula, kondisinya sangat
menegangkan, kecuali bagi mereka yang mendapat curahan rahmat Allah yang luas.
Sebab itu ialah hari penentuan. Dimana tidak aka nada lagi senda gurau karena
jantung dan nafas akan terhenti ditenggorokan serta tubuh akan gemetar dan
mengigil ketakutan, hati akan gemetar dan jiwa akan sekarat. Sementara mata
akan tertegun. Harapan dan angan-angan akan kemaafan serta ampunan dan rahmat
ialah yang diharap-harap oleh makhluk ketika telah diumumkan hisab telah
dimulai.
Manusia akan berdiri sendiri-sendiri
di hadapan kepada sebaik-baik Pemberi Rahmat. Tidak akan ada seorang penerjemah
pun. Tidak pula pemberi syafaat dan perantara. Tidak kata-kata bohong dan
dusta. Begitu pula, takkan ada tipuan dan kemunafikan. Tidak ada pemutar
balikan dan berputar-putar serta takkan ada kembali dan maju. Tidak ada alasan
yang bisa beruntung. Tidak ada manfaat dan penentu hukum. Seluruh anggota tubuh
manusia akan jadi saksi, kulit pun akan bersaksi. Setiap orang telah lari dari
saudaranya serta ibu bapaknya. Begitu pula, ia akan lari dari istri dan
anak-anaknya.
Tidak ada pengawal dan tentara.
Tidak ada yang punya harta dan jabatan. Tidak ada yang menjadi sultan dan tidak
pula hakim. Tidak ada yang memiliki kepemimpinan, kekuasaan, dan komando.
Seluruhnya telah mereka tinggalkan di belakang mereka dan mereka datang
menghadap Rabbnya dengan sendiri-sendiri.
Dalil Al-Quran
Allah Swt berfirman:
“Dan Sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana kamu Kami ciptakan pada mulanya, dan kamu tinggalkan dibelakangmu (di dunia) apa yang telah Kami karuniakan kepada mu; dan Kami tiada melihat beserta mu pemberi syafaat yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Rabb di antara kamu. Sungguh telah terputuslah (pertalian) antara amu dan telah lenyap daripada kamu apa yang dahulu kamu anggap (sebagai sekutu Allah).” (QS. Al-An’am: 94)
“Ini adalah hari, yang tidak dapat berbicara (pada hari itu), dan
tidak diizinkan kenapa mereka minta uzur sehingga mereka (dapat) minta uzur.”(Al-Haqqah: 35-36)
“Maka demi Tuhanmu, kami pasti akan menanyai mereka semua.
Tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu.”(QS Al-Hijr. 92-93)
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan
dari Ibnu Abbas tentang firman Allah Swt.:” Maka demi Tuhanmu, kami pasti
akan menanyai mereka semua. Tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu.”(QS
Al-Hijr. 92-93) setelah itu ia membaca:”Pada waktu itu manusia dan jin tidak
ditanya tentang dosanya.” (QS. Ar-Rahman: 53) ia berkata: Allah tidak
bertanya kepada mereka: Apa kalian melakukan seperti ini? Karena ia lebih tahu
dari mereka, yang Ia tanyakan adalah: Kenapa kalian mengerjakan ini dan itu?
Allah Swt
berfirman:
“Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada
sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah).” (QS. Al-Haqqah:
18)
Imam Ibnu Katsir
menafsirkan, yaitu kalian dihadapkan pada Yang Maha Mengetahui rahasia dan
bisikan, tidak ada sesuatupun dari urusan kalian yang samar bagi Allah. Ia
mengetahui lahir, batin dan semua rahasia, karena Allah Swt berfirman: “Tiada
sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah).”
Umar bin Khattab
r.a berkata: Perhitungkan dirimu sebelum kau dihisab, timbanglah amal
perbuatanmu sebelum kau ditimbang, sebab perhitungan yang kalian lakukan saat
ini akan memperingan penghisaban di hari akhir kelak, dan hiasilah dirimu untuk
perbelatan terbesar.
‘Ardh memiliki dua arti: Pertama, makna umum, yaitu seluruh makhluk
dihadapkan kepada Rabb, seluruh lembaran amal mereka terlihat, tidak ada
sesuatupun yang tersembunyi bagi Allah. Makna ini mencakup orang yang di
introgasi saat hisab maupun yang tidak dihisab. Kedua, makna khusus, yaitu
orang-orang mukmin yang berdosa diperlihatkan kepada dosa-dosa mereka dan
mereka mengakuinya kemudian Allah menutupi dosa-dosa tersebut dan mengampuni.
Itulah penghisaban yang ringan.
Ayat-ayat yang telah kami sebutkan
tadi menjelaskan kepada kita arti berdiri menghadap Allah untuk penghisaban.
Bagaimana mungkin kondisi ini tidak besar dan mengerikan, sementara kalian akan
berada di hadapan Sang Maha Penguasa langit dan bumi? Yang Maha Perkasa atas
semua makhluk-Nya. Yang Maha Hidup dan Yang Maha Mengetahui, baik perkara yang
besar ataupun yang kecil. Tidak ada yang tersembunyi dari-Nya sekecil atom pun.
Kemudian, datanglah masa untuk
menampakkan amal manusia di hadapan Allah. Seluruh mansuia waktu itu dalam
keadaan berlutut tertunduk lesu dan merasa hina, kecuali umat Muhammad yang
beriman dan beramal salih dari mereka. Kemudian, Allah akan memberi izin untuk
mulai dilakukannya hisab. Masa pendahuluan hari kiamat yang panjang telah usai
berakhir. Maka, tibalah saatnya detik-detik yang menentukan serta penghisaban
dan ketetapan hukum.
Tak akan ada yang tersembunyi dari
pengetahuan Allah seluruh kebaikan dan kejahatan sekecil biji sawipun, dari
perbuatan ribuan bahkan milyaran manusia yang berdiri di hadapan-Nya. keadilan
mutlak dari Allah sebagaimana firman Allah Swt:
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka
tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya
seberat biji sawi pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. dan cukuplah Kami pebuat
perhisaban. (QS. Al-Anbiya: 47)
Allah menghisab seluruh manusia
dengan sangat cepat sesuai firmannya:
“Kemudian mereka (hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa
mereka yang sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum (pada hari itu)
kepunyaan-Nya. dan Dialah Pembuat perhisaban yang paling cepat.” (QS. Al-An’am: 62)
“…..Dan Allah menetapkan
hukum (menurut kehendak-Nya), tidak ada yang dapat menolak ketetapan-Nya, dan
Dialah Yang Mahacepat hisab-Nya.” (QS. Ar-Ra’du: 41)
“Mereka itulah orang-orang yang mendapat bagian daripada yang
mereka usahakan, dan Allah sangat cepat perhisaban-Nya.” (QS. Al-Baqarah: 202)
Inilah sebagian
ayat-ayat yang Allah sebutkan dalam Al-Quran. Dimana Allah menjelaskan tentang
hisab (penghisaban) dan bahwa Allah ialah hakim yang adil pada hari kiamat.
Berdasarkan apa yang bisa kita cermati dari ayat-ayat ini, Allah dalam beberapa
ayat mengakhirinya dengan menyebutkan bahwa diri-Nya ialah cepat hisabnya dan
secepat-cepat yang menghisab.
Manusia barangkali akan bertanya
dalam batinnya, dirinya hanyalah salah satu orang di antara milyaran manusia.
Sehingga ia akan mendapatkan gilirannya untuk di hisab di tengah-tengah perhimpunan
yang maha agung ini? Selain itu, berapa lama ia harus menanti sampai dapat
giliran untuk dirinya?
Agar mengantisispasi supaya tidak
aka nada pertanyaan seperti ini, maka jawaban dari Allah diberikan langsung
jauh-jauh sebelum timbul pertanyaan itu, “….Dan Allah sangat cepat
penghisaban-Nya.” artinya, hanya milik Allah Yang Maha Tinggi dan Agung
hukum pada hari kiamat serta hanya Allah-lah yang berhak menjatuhkan hukum dan
ketetapan hukum. Tidak akan menyibukkan-Nya semua penghisaban yang ada dan berbagai
urusan lainnya. Dimana Allah akan menghisab seluruh makhluk dalam tempo
setengah hari dari hari dunia sebagaimana yang disebutkan dalam salah satu
hadis.
Dalam hamparan tafsiran ini tentang Allah penghisab Yang Mahacepat, kami berpendapat:
Sesungguhnya, Allah tengah menunjukkan keagungan, kemahakuasaan-Nya, dan bahwa Dirinya mampu menghisab milyaran manusia dalam tempo yang tidak bisa dibayangkan dengan akal pikiran kita. Sebab, yang selama ini kita saksikan, para hakim akan menghabiskan waktu yang cukup lama dalam menuntaskan satu kasus saja. Bahkan, dalam waktu setengah hari. kemudian, pada akhir persidangan, akan diumumkan siding ini ditunda untuk waktu selanjutnya, yang penundaan ini bisa berlangsung selama berkali-kali. Sehingga, wajar saja jika satu buah kasus saja bisa menghabiskan waktu selama bertahun-tahun, baru hakim bisa menjatuhkan vonis akhir. Termasuk jika ada upaya-upaya naik banding sampai pada tingkat paling tinggi (kasasi). Tentu, akan menambah panjang masa uang yang ditempuh dan tak jarang vonis yang dijatuhkan dengan jangka waktu siding selama itu masih saja kurang adil. Maka, marilah kita bayangkan, bagaimana proses persidangan Allah dan hisab-Nya atau seluruh makhluk yang bergelombang seperti ombak lautan dan taka da yang tahu berapa jumlahnya selain hanya Allah saja. Bukan hanya satu kasus saja, sebuah peristiwa, atau tindakan criminal. Maka bayangkanlah, alngkah besarnya kekuasaan Allah.
Sesungguhnya, orang-orang mukmin akan berdiri sebagaimana berdirinya seluruh makhluk yang lain, baik itu orang kafir, musyrik, orang sesat, orang jahat, orang fasik. Waktunya akan cukup untuk mereka semua, tak terkecuali bagi kaum-kaum yang kafir. Dalam hal ini, berbeda dengan kondisi berdiri mereka di padang mahsyar dimana waktunya akan terasa sangat lama bagi orang-orang kafir dan musyrik. Yaitu, diperkirakan akan memakan waktu yang dihabiskan seseorang untuk berwudhu dan menunaikan kewajiban sholat zuhur. Maka, sebagai tanda penghormatan bagi orang-orang mukmin, kelak Allah akan mempercepat hisab seluruh umat. Dan dikhususkan lagi untuk menambah penghormatannya lagi, umat Muhammad yang akan menjadi umat pertama yang dihisab.
Sesungguhnya, Allah mempercepat hisab-Nya atas umat-umat yang kafir dan musyrik ialah agar mereka sengsara dimasukkan ke dalam neraka Jahannam, tempat kembali dan tempat tinggal mereka, yang akan kekal selamanya berada di sana. Sebab, berdiri di hadapan Allah, sekalipun ditempat itu orang-orang kafir dihinakan serendah-rendahnya, sebenarnya mereka masih berada dalam masa yang kosong dari adzab yang berhak mereka rasakan. Sebab, berdiri di hadapan Allah ialah rahmat, sedang mereka sama sekali tak berhak mendapatkannya. Wallahu a’lam.
0 Post a Comment:
Posting Komentar