"Dengan membaca kamu mengenal dunia. Dengan Menulis kamu dikenal Dunia."

murevi18.blogspot.com

Selasa, 06 Juni 2023

ORANG YANG MENDAPAT SYAFAAT NABI MUHAMMAD SAW

 Allah Swt. berfirman, “Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Katakana bahwa Dia mendengarmu dan berilah syafaat kepada mereka karena engkaulah adalah pemberi syafaat.” Muhammad Saw. menjawab, “Wahai Tuhanku, berilah putusan diantara hamba-hamba-Mu. Keadaan mereka telah begitu lama. Masing-masing telah melihat dosanya pada hari kiamat.” Lalu datang seruan, “Benar, Wahai Muhammad.”

Allah bertitah kepada surga agar berhias. Lalu, surga didatangkan surga itu mengeluarkan harum yang semerbak. Wanginya menyebar sehjauh perjalanan lima ratus tahun. Karenanya, hati menjadi sejuk dan jiwa hidup kembali, kecuali orang yang memiliki amalan-amalan yang jelek. Mereka tercegah dari mencium bau surga. Kemudian, surga itu diletakkan di sebelah kanan ‘Arsy.

Selanjutnya, Allah memerintahkan agar didatangkan neraka. Karenanya, neraka merasa cemas dan ketakutan. Ia berkata kepada para malaikat yang diutus kepadanya, “Tidaklah kalian ketahui bahwa Allah menciptakan makhluk yang dengannya Dia mengazabku?” Para malaikat menjawab,”Tidak, demi keagungan-Nya. semata-mata Dia mengirim utusan kepadamu agar engkau menyiksa orang yang berbuat maksiat kepada Tuhanmu. Untuk hal seperti hari ini engkau diciptakan.”

Syafaat Terbesar

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan, syafaat pertama diberikan untuk para manusia yang ada ditempat pemberhentian hari kiamat hingga perkara mereka diputuskan, setelah para nabi menolak untuk memberikan syafaat; Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa putra Maryam, hingga berakhir pada Nabi.

Syaikh Utsmaini menjelaskan,  pernyataan Ibnu Taimiyah “hingga perkara mereka diputuskan,” di sini menunjukkan arti alasan, bukan batas, sebab syafaat firman Allah berakhir sebelum perkara seluruh manusia diputuskan, mengingat setelah Rasulullah memberi syafaat, Allah turun untuk memutuskan perkara para manusia. Kemudian perkataan Ibnu Taimiyah, “setelah para nabi menolak untuk memberikan syafaat; Adam, Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, hingga berakhir pada nabi Saw. maksudnya masing-masing melempar permintaan untuk memberi syafaat itu kepada orang lain.

Syafaat terbesar hanya untuk Nabi Saw. Syaikh Ibnu Utsmaini menjelaskan syafaat terbesar ini hanya khusus diberikan kepada Nabi Saw. dan tidak diberikan kepada selainnya, ia adalah syafaat yang paling besar karena dengan syafaat itu menjadikan manusia istirahat dari kesusahan dan derita di waktu manusia dikumpulkan di mahsyar.

Kemudian syafaat Kedua, syafaat kedua diberikan kepada para calon penghuni surga agar masuk surga. Ketika para calin penghuni surga setelah melintasi shirath, mereka tertahan di atas jembatan, mereka saling di qisas satu sama lain disana. Qisas ini bukan qisas pertama sebelumnya yang ada di pelantaran hari kiamat, tapi qisas khusus.

Ditempat itu Allah membersihkan hati orang-orang mukmin, menghilangkan kedengkian yang ada, kemudian setelah dibersihkan dan disucikan, mereka di izinkan masuk surga, hanya saja ketika tiba di depan pintu surga, pintunya tertutup seperti halnya penghuni neraka. Pintu surga tida di bukakan untuk mereka hingga Nabi Saw memberi syafaat untuk penghuni surga hingga masuk surga. Setiap mukmin memasuki pintu amal tertentu yang lebih sering dikerjakan di bandingkan dengan amal lain, dan bila tidak demikian, toh di antara kaum muslim ada yang dipanggil melalui semua pintu surga.

Syaikh Ibnu Utsmaini menjelaskan, syafaat ini di singgung oleh Al-Quran sebab Allah Swt berfirman berkenaan dengan penghuni surga: “Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka.” (QS. Az-Zumar: 73)

Ini menunjukkan adanya jeda waktu antara ketika mereka tiba di hadapan pintu surga dan ketika pintunya dibuka, seperti yang dijelaskan dalam riwayat Muslim dari Hudzaifah dan Abu Hurairah, keduanya berkata: Rasulullah Saw. besabda:

        “Allah Tabaraka wa Ta’ala mengumpulkan manusia lalu orang-orang mukmin berdiri hungga surga di dekatkan kepada mereka, mereka lalu mendatangi Adam, mereka berkata: Wahai Ayah kami! Bukakanlah surga untuk kami. Adam berkata: Tidaklah kalian diusir dari surga melainkan karena kesalahan ayah kalian.”

            Syafaat pertama dan kedua yang merupakan posisi terpuji ini khusus untuk nabi saja, bukan untuk yang lain. Tidak ada perbedaan pendapat dalam hal ini dikalangan ahlus sunnah wal jamaah. Bahkan kalangan Mu’tazilah yang mengingkari syafaat ketiga pun tidak mengingkari bahwa ahli tauhid yang berdosa akan dientas dari neraka.

            Syaikhul Ibnu Taimiyah menjelaskan, kedua syafaat diatas khusus untuk Nabi Saw. maksudnya adalah untuk seluruh manusia yang ada di tempat pemberhentian di hari kiamat agar masalah manusia diputuskan dan syafaat untuk para penghuni surga agar masuk surga.

            Selanjutnya syafaat ketiga, Syaikul Ibnu Taimiyah menyatakan, syafaat ketiga diberikan kepada orang yang berhak mendapatkan neraka. Syafaat ini dimiliki Nabi Saw, juga seluruh nabi, orang-orang yang benar keimanannya, dan lainnya. Syafaat diberikan kepada orang yang berhak mendapatkan neraka sehingga tidak masuk neraka, dan diberikan kepada orang yang berada dineraka untuk dientas dari sana. Dan syafaat ketiga ini untuk orang-orang mukmin yang durhaka.

            Bentuk syafaat ketiga ini memiliki dua bentuk, Pertama; untuk orang yang berhak masuk neraka agar tidak masuk kesana. Kedua untuk orang yang berada di neraka agar dientas dari sana.

            Banyak sekali hadis tentang sufaat bagi orang yang masuk neraka kemudian dientas, bahkan hadis-hadis ini mutawatir. Diriwayatkan dari Anas r.a ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Selanjutnya aku memberi syafaat, aku diberi batasan tentu lalu aku mengentas mereka dari neraka dan aku masukkan mereka ke surga.”

            Diriwayatkan dari Anas r.a dari Nabi Saw, beliau bersabda: “Sekelompok kaum dikeluarkan dari neraka setelah warna mereka berubah hitam kebiru-biruan lalu masuk surga, para penghuni surga menyebut mereka jahanamiyyin.”

            Dan syafaat untuk orang yang berhak mendapatkan neraka agar tidak masuk, ini tidak bisa dipetik dari doa ampunan dan rahmat Rasulullah kepada jenazah-jenazah yang beliau sholati, ini mengharuskan mereka tidak masuk neraka, seperti doa Rasulullah beriku: “Ya Allah ampunilah Abu Salamah dan angkatklah derajatnya di dalam golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.”

            Syafaat ini diingkari oleh dua kelompok ahli bid’ah: yaitu Mu’tazilah dan Khawarij, mereka berpendapat, pelaku dosa besar kekal didalam neraka Jahannam. Menurut mereka, orang yang berzina sama seperti berbuat syirik. Syafaat tidak berguna baginya dan Allah tidak akan mengizinkan seorang pun untuk memberi syafaat. Pandangan ini bertolak belakang dari hadis-hadis mutawatir berkenaan dengan masalah ini. Perkataan Syaikul Ibnu Taimiyah, “Syafaat ini milik Nabi Saw, milik seluruh nabi, orang-orang yang jujur imannya dan lainnya,” maksudnya syafaat ini tidak khusus untuk nabi saja tapi untuk seluruh nabi, mereka memberikan syafaat kepada kaumnya yang durhaka, orang-orang yang jujur imannya mmebri syafaat kepada kerabat dan orang-orang mukmin lain yang berdosa. Seperti itu juga orang-orang yang shalih lain, bahkan seseorang memberi syafaat untuk keluarga dari tetangganya.

            Para nabi, orang-orang shalih, dan malaikat memberi syafaat hingga yang tersisa hanya rahmat Dzat Yang Penyayang di antara para penyayang, kemudian Allah mengeluarkan orang-orang mukmin durhaka dari neraka tanpa syafaat hingga yang tersisa dineraka hanyalah orang-orang yang memang penghuni sebenarnya.

            Seperti disebutkan dalam hadis Abu Sa’id al-Khudri r.a  berikut: “Kemudian Allah berfirman: Para malaikat telah memberi syafaat, seperti itu juga para nabi dan orang-orang mukmin, kini yang tersisa adalah Yang Maha Pemurah di antara yang pemurah. Allah menggenggam satu genggaman, ia mengeluarkan satu kaum yang tidak melakukan kebaikan sedikitpun, wujud mereka telah menjadi arang, lalu Allah melemparkan mereka ke sebuah sungai dimulut surga, sungai itu bernama sungai kehidupan, lalu mereka muncul seperti biji muncul karena aliran air. Bukanlah kalian melihat batu atau pohon ada yang berwarna kekuning-kuningan atau kehijau-hijauan karena sinar matahari, dan yang tidak terkena sinar matahari berwarna putih? Mereka berkata: Wahai Rasulullah, sepertinya engkau pernah mengembala dipedalaman. Beliau meneruskan: Lalu mereka muncul Laksana mutiara, dileher mereka terdapat tanda yang dikenali para penghuni surga. Para penghuni surga pun berkata: Mereka itulah orang-orang yang dibebaskan Allah, Allah memasukkan mereka ke surga tanpa sedikitpun amalan dan kebaikan yang mereka lakukan. Setelah itu Allah berfirman: Masuklah ke surga, apapun yang kalian lihat, itu milik kalian. Mereka berkata: Ya Rabb kami, Kau memberi kami sesuatu yang tidak Kau berikan kepada seorang pun diseluruh alam. Allah berfirman: Kalian memiliki yang lebih baik dari itu di sisi-Ku. Mereka bertanya: Ya Rabb kami, apalagi yang lebih baik dari itu? Allah menjawab: Ridha-Ku, karena itu Aku tidak akan murka pada kalian selamanya.”

Amalan yang Memberikan Syafaat Kepada Pelakunya

Diantara amalan yang memberi syafaat kepada si pelaku adalah puasa dan membaca Al-Quran. Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr r.a, Rasulullah Saw. bersabda: “Puasa dan Al-Quran memberi syafaat kepada hamba pada hari kiamat. Puasa berkata: Ya Rabb, aku halangi dia untuk makan dan syahwat, maka berilah aku syafaat terhadapnya. Al-Quran berkata: Aku halangi dia untuk tidur malam hari, maka berilah aku syafaat terhadapnya. Kemudian keduanya memberi syafaat.”(HR. Bukhari)

Selanjutnya amalan yang mendatangkan syafaat Nabi Saw.  Pertama; memohonkan wasilah untuk nabi setelah adzan. Diriwayatkan dari Jabir r.a, Rasulullah Saw bersabda: “(Tidaklah) seseorang berdoa setelah mendengar adzan: “Ya Allah, Rabb panggilan yang sempurna dan sholat yang ditegakkan ini, berilah Muhammad wasilah dan fadhilah, tempatkanlah ia ditempat terpuji yang Kau janjikan,” melainkan ia layak mendapatkan syafaatku di hari kiamat.”

Kedua; membaca doa dan sholawat untuk nabi sebayak sepuluh kali pada pagi dan sore. Diriwayatkan dari Abu Dar’da’ r.a, ia berkata Rasulullah Saw. bersabda: “Barangsiapa membawa doa sholawat untuk ku pada pagi hari sebanyak sepuluh kali dan pada sore hari sebanyak sepuluh kali, ia akan mendapatkan syafaatku pada hari kiamat.” (HR. Thabrani, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’, hadits nomor 6357)

Share:

0 Post a Comment:

Posting Komentar

Pengikut

Arsip Blog

Definition List

Unordered List

Support