Allah Swt. berfirman,
“Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Katakana bahwa Dia mendengarmu dan berilah
syafaat kepada mereka karena engkaulah adalah pemberi syafaat.” Muhammad Saw.
menjawab, “Wahai Tuhanku, berilah putusan diantara hamba-hamba-Mu. Keadaan
mereka telah begitu lama. Masing-masing telah melihat dosanya pada hari
kiamat.” Lalu datang seruan, “Benar, Wahai Muhammad.”
Allah bertitah kepada surga agar
berhias. Lalu, surga didatangkan surga itu mengeluarkan harum yang semerbak.
Wanginya menyebar sehjauh perjalanan lima ratus tahun. Karenanya, hati menjadi
sejuk dan jiwa hidup kembali, kecuali orang yang memiliki amalan-amalan yang
jelek. Mereka tercegah dari mencium bau surga. Kemudian, surga itu diletakkan
di sebelah kanan ‘Arsy.
Selanjutnya, Allah memerintahkan
agar didatangkan neraka. Karenanya, neraka merasa cemas dan ketakutan. Ia
berkata kepada para malaikat yang diutus kepadanya, “Tidaklah kalian ketahui
bahwa Allah menciptakan makhluk yang dengannya Dia mengazabku?” Para malaikat
menjawab,”Tidak, demi keagungan-Nya. semata-mata Dia mengirim utusan kepadamu
agar engkau menyiksa orang yang berbuat maksiat kepada Tuhanmu. Untuk hal
seperti hari ini engkau diciptakan.”
Syafaat Terbesar
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan,
syafaat pertama diberikan untuk para manusia yang ada ditempat pemberhentian
hari kiamat hingga perkara mereka diputuskan, setelah para nabi menolak untuk
memberikan syafaat; Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa putra Maryam, hingga berakhir
pada Nabi.
Syaikh Utsmaini menjelaskan, pernyataan Ibnu Taimiyah “hingga perkara
mereka diputuskan,” di sini menunjukkan arti alasan, bukan batas, sebab syafaat
firman Allah berakhir sebelum perkara seluruh manusia diputuskan, mengingat
setelah Rasulullah memberi syafaat, Allah turun untuk memutuskan perkara para
manusia. Kemudian perkataan Ibnu Taimiyah, “setelah para nabi menolak untuk
memberikan syafaat; Adam, Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, hingga
berakhir pada nabi Saw. maksudnya masing-masing melempar permintaan untuk
memberi syafaat itu kepada orang lain.
Syafaat terbesar hanya untuk Nabi Saw. Syaikh
Ibnu Utsmaini menjelaskan syafaat terbesar ini hanya khusus diberikan kepada
Nabi Saw. dan tidak diberikan kepada selainnya, ia adalah syafaat yang paling
besar karena dengan syafaat itu menjadikan manusia istirahat dari kesusahan dan
derita di waktu manusia dikumpulkan di mahsyar.
Kemudian syafaat Kedua, syafaat kedua
diberikan kepada para calon penghuni surga agar masuk surga. Ketika para calin
penghuni surga setelah melintasi shirath, mereka tertahan di atas jembatan,
mereka saling di qisas satu sama lain disana. Qisas ini bukan qisas pertama
sebelumnya yang ada di pelantaran hari kiamat, tapi qisas khusus.
Ditempat itu Allah membersihkan hati
orang-orang mukmin, menghilangkan kedengkian yang ada, kemudian setelah
dibersihkan dan disucikan, mereka di izinkan masuk surga, hanya saja ketika
tiba di depan pintu surga, pintunya tertutup seperti halnya penghuni neraka.
Pintu surga tida di bukakan untuk mereka hingga Nabi Saw memberi syafaat untuk
penghuni surga hingga masuk surga. Setiap mukmin memasuki pintu amal tertentu
yang lebih sering dikerjakan di bandingkan dengan amal lain, dan bila tidak
demikian, toh di antara kaum muslim ada yang dipanggil melalui semua pintu
surga.
Syaikh Ibnu Utsmaini menjelaskan, syafaat ini
di singgung oleh Al-Quran sebab Allah Swt berfirman berkenaan dengan penghuni
surga: “Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya
telah terbuka.” (QS. Az-Zumar: 73)
Ini menunjukkan adanya jeda waktu antara
ketika mereka tiba di hadapan pintu surga dan ketika pintunya dibuka, seperti
yang dijelaskan dalam riwayat Muslim dari Hudzaifah dan Abu Hurairah, keduanya
berkata: Rasulullah Saw. besabda:
“Allah Tabaraka wa Ta’ala mengumpulkan manusia
lalu orang-orang mukmin berdiri hungga surga di dekatkan kepada mereka, mereka
lalu mendatangi Adam, mereka berkata: Wahai Ayah kami! Bukakanlah surga untuk
kami. Adam berkata: Tidaklah kalian diusir dari surga melainkan karena
kesalahan ayah kalian.”
Syafaat
pertama dan kedua yang merupakan posisi terpuji ini khusus untuk nabi saja,
bukan untuk yang lain. Tidak ada perbedaan pendapat dalam hal ini dikalangan
ahlus sunnah wal jamaah. Bahkan kalangan Mu’tazilah yang mengingkari syafaat
ketiga pun tidak mengingkari bahwa ahli tauhid yang berdosa akan dientas dari
neraka.
Syaikhul
Ibnu Taimiyah menjelaskan, kedua syafaat diatas khusus untuk Nabi Saw.
maksudnya adalah untuk seluruh manusia yang ada di tempat pemberhentian di hari
kiamat agar masalah manusia diputuskan dan syafaat untuk para penghuni surga
agar masuk surga.
Selanjutnya
syafaat ketiga, Syaikul Ibnu Taimiyah menyatakan, syafaat ketiga diberikan
kepada orang yang berhak mendapatkan neraka. Syafaat ini dimiliki Nabi Saw,
juga seluruh nabi, orang-orang yang benar keimanannya, dan lainnya. Syafaat
diberikan kepada orang yang berhak mendapatkan neraka sehingga tidak masuk
neraka, dan diberikan kepada orang yang berada dineraka untuk dientas dari
sana. Dan syafaat ketiga ini untuk orang-orang mukmin yang durhaka.
Bentuk
syafaat ketiga ini memiliki dua bentuk, Pertama; untuk orang yang berhak masuk
neraka agar tidak masuk kesana. Kedua untuk orang yang berada di neraka agar
dientas dari sana.
Banyak
sekali hadis tentang sufaat bagi orang yang masuk neraka kemudian dientas,
bahkan hadis-hadis ini mutawatir. Diriwayatkan dari Anas r.a ia berkata:
Rasulullah Saw bersabda: “Selanjutnya aku memberi syafaat, aku diberi batasan
tentu lalu aku mengentas mereka dari neraka dan aku masukkan mereka ke surga.”
Diriwayatkan
dari Anas r.a dari Nabi Saw, beliau bersabda: “Sekelompok kaum dikeluarkan dari
neraka setelah warna mereka berubah hitam kebiru-biruan lalu masuk surga, para
penghuni surga menyebut mereka jahanamiyyin.”
Dan
syafaat untuk orang yang berhak mendapatkan neraka agar tidak masuk, ini tidak
bisa dipetik dari doa ampunan dan rahmat Rasulullah kepada jenazah-jenazah yang
beliau sholati, ini mengharuskan mereka tidak masuk neraka, seperti doa
Rasulullah beriku: “Ya Allah ampunilah Abu Salamah dan angkatklah derajatnya di
dalam golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Syafaat
ini diingkari oleh dua kelompok ahli bid’ah: yaitu Mu’tazilah dan Khawarij,
mereka berpendapat, pelaku dosa besar kekal didalam neraka Jahannam. Menurut
mereka, orang yang berzina sama seperti berbuat syirik. Syafaat tidak berguna
baginya dan Allah tidak akan mengizinkan seorang pun untuk memberi syafaat.
Pandangan ini bertolak belakang dari hadis-hadis mutawatir berkenaan dengan
masalah ini. Perkataan Syaikul Ibnu Taimiyah, “Syafaat ini milik Nabi Saw,
milik seluruh nabi, orang-orang yang jujur imannya dan lainnya,” maksudnya
syafaat ini tidak khusus untuk nabi saja tapi untuk seluruh nabi, mereka
memberikan syafaat kepada kaumnya yang durhaka, orang-orang yang jujur imannya
mmebri syafaat kepada kerabat dan orang-orang mukmin lain yang berdosa. Seperti
itu juga orang-orang yang shalih lain, bahkan seseorang memberi syafaat untuk
keluarga dari tetangganya.
Para
nabi, orang-orang shalih, dan malaikat memberi syafaat hingga yang tersisa
hanya rahmat Dzat Yang Penyayang di antara para penyayang, kemudian Allah
mengeluarkan orang-orang mukmin durhaka dari neraka tanpa syafaat hingga yang
tersisa dineraka hanyalah orang-orang yang memang penghuni sebenarnya.
Seperti
disebutkan dalam hadis Abu Sa’id al-Khudri r.a
berikut: “Kemudian Allah berfirman: Para malaikat telah memberi syafaat,
seperti itu juga para nabi dan orang-orang mukmin, kini yang tersisa adalah
Yang Maha Pemurah di antara yang pemurah. Allah menggenggam satu genggaman, ia
mengeluarkan satu kaum yang tidak melakukan kebaikan sedikitpun, wujud mereka
telah menjadi arang, lalu Allah melemparkan mereka ke sebuah sungai dimulut
surga, sungai itu bernama sungai kehidupan, lalu mereka muncul seperti biji
muncul karena aliran air. Bukanlah kalian melihat batu atau pohon ada yang
berwarna kekuning-kuningan atau kehijau-hijauan karena sinar matahari, dan yang
tidak terkena sinar matahari berwarna putih? Mereka berkata: Wahai Rasulullah,
sepertinya engkau pernah mengembala dipedalaman. Beliau meneruskan: Lalu mereka
muncul Laksana mutiara, dileher mereka terdapat tanda yang dikenali para
penghuni surga. Para penghuni surga pun berkata: Mereka itulah orang-orang yang
dibebaskan Allah, Allah memasukkan mereka ke surga tanpa sedikitpun amalan dan
kebaikan yang mereka lakukan. Setelah itu Allah berfirman: Masuklah ke surga,
apapun yang kalian lihat, itu milik kalian. Mereka berkata: Ya Rabb kami, Kau
memberi kami sesuatu yang tidak Kau berikan kepada seorang pun diseluruh alam.
Allah berfirman: Kalian memiliki yang lebih baik dari itu di sisi-Ku. Mereka
bertanya: Ya Rabb kami, apalagi yang lebih baik dari itu? Allah menjawab:
Ridha-Ku, karena itu Aku tidak akan murka pada kalian selamanya.”
Amalan yang Memberikan Syafaat Kepada
Pelakunya
Diantara amalan yang memberi syafaat kepada si
pelaku adalah puasa dan membaca Al-Quran. Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr
r.a, Rasulullah Saw. bersabda: “Puasa dan Al-Quran memberi syafaat kepada hamba
pada hari kiamat. Puasa berkata: Ya Rabb, aku halangi dia untuk makan dan
syahwat, maka berilah aku syafaat terhadapnya. Al-Quran berkata: Aku halangi
dia untuk tidur malam hari, maka berilah aku syafaat terhadapnya. Kemudian
keduanya memberi syafaat.”(HR. Bukhari)
Selanjutnya amalan yang mendatangkan syafaat
Nabi Saw. Pertama; memohonkan wasilah
untuk nabi setelah adzan. Diriwayatkan dari Jabir r.a, Rasulullah Saw bersabda:
“(Tidaklah) seseorang berdoa setelah mendengar adzan: “Ya Allah, Rabb panggilan
yang sempurna dan sholat yang ditegakkan ini, berilah Muhammad wasilah dan
fadhilah, tempatkanlah ia ditempat terpuji yang Kau janjikan,” melainkan ia
layak mendapatkan syafaatku di hari kiamat.”
Kedua; membaca doa dan sholawat untuk nabi
sebayak sepuluh kali pada pagi dan sore. Diriwayatkan dari Abu Dar’da’ r.a, ia
berkata Rasulullah Saw. bersabda: “Barangsiapa membawa doa sholawat untuk ku
pada pagi hari sebanyak sepuluh kali dan pada sore hari sebanyak sepuluh kali, ia
akan mendapatkan syafaatku pada hari kiamat.” (HR. Thabrani, dihasankan oleh
Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’, hadits nomor 6357)
0 Post a Comment:
Posting Komentar