"Dengan membaca kamu mengenal dunia. Dengan Menulis kamu dikenal Dunia."

murevi18.blogspot.com

Selasa, 06 Juni 2023

LEMBARAN-LEMBARAN AMAL

Tentang berapa jarak waktu antara penerimaan buku catatan amal perbuatan atau terbangnya lembaran tersebut hingga diterima setiap orang, masih terdapat perbedaan pendapat. Perbedaan pendapat seputar tafsir menegani topic membaca lembaran itu dan penerimaan lemberan tersebut.

Pertanyaan-pertanyaan yang timbul, antara lain apakah buku catatan amal yang kita terima merupakan ungkapan lain dari buku-buku catatan amal, yaitu buku catatan amal yang diterima setelah penimbangan amal perbuatan usai? Atau, buku dalam pengertian sebagaimana yang terdapat di dalam firman Allah:

“Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada hari ini sebagai penghitungan atas dirimu.” (QS Al Isra’: 14)

Atau, pengertian buku catatan amal sebagaimana yang terdapat di dalam firman Allah:

“Dan apabila lembaran-lembaran (catatan amal) telah dibuka lebar-lebar.” (QS At-Taqwir:10)

            Pengertian buku yang terdapat di dalam ayat pertama adalah buku yang diperlihatkan Allah kepada hamba-Nya pada hari kiamat. Tujuannya adalah agar hamba itu dapat membaca amal-amal perbuatannya yang terdapat di dalam buku tersebut, baik perbuatan baik maupun perbuatan buruk. Jadi, setiap manusia dapat membaca dan menghisab dirinya sendiri sebelum Allah menghisab dirinya. Itu terjadi ketika Allah memperlihatkan buku catatan amal. Hal ini dilakukan sebelum pemeriksaan catatan amal dan penimbangannya.

            Ketika Allah mengeluarkan buku catatan amal di hadapan pemiliknya, pemilik catatan ini akan membacanya. Dia membaca catatan perbuatan dosa besar dan dosa kecil yang pernah dilakukannya. Pada saat itulah, dia perlu membaca dengan seksama dan teliti agar dapat membaca seluruh perbuatan yang telah dilakukannya dalam mengisi usianya.

Artinya:

“Dan diletakkanlah kitab (catatan amal), lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, “Betapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak ada yang tertinggal, yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya,” dan mereka dapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Dan Tuhan mu tidak menzalimi seorang jua pun. (QS Al-Kahfi: 49)

            Mereka terkejut dan terkagum-kagum setelah membaca buku catatan amal tersebut. Mengapa? karena tidak satupun amal perbuatannya yang luput dari pencatatan. Mereka melihat semua perbuatan yang telah mereka lakukan. Seluruh manusia akan menyaksikan semua perbuatannya hingga ke hal-hal yang kecil. Semuanya disaksikan dan di baca dalam buku catatan amal, terlebih mereka yang gemar berbuat dosa dan kafir selama hidup di dunia. Sedangkan, dosa-dosa kecil yang dilakukan seorang mukmin akan diampuni Allah, selama dosa-dosa besar dijauhi.

            Allah berjani akan mengeluarkan buku catatan milik setiap manusia. Mereka akan membaca dan menghisab dirinya sendiri, sebelum Allah menghisab diri mereka. Mereka dapat membacanya sehingga tidak ada lagi perkataan bahwa Allah telah menzalimi mereka. Tidak ada lagi ungkapan bahwa para malaikat pencatat amal perbuatan telah berbuat zalim kepada mereka.

Allah Swt berfirman:

Artinya:

“Dan setiap manusia telah kami kalungkan (catatan) amal perbuatannya di leher. Dan pada hari kiamat Kami keluarkan baginya sebuah kitab dalam keadaan terbuka. “Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada hari ini sebagai penghitung atas dirimu.” (QS Al Isra’: 13-14)

            Kejadian ini terjadi ketika pertama kali Allah memperlihatkan amal perbuatan manusia lewat buku catatan amal. Sebelumnya, Allah memberikan izin kepada Rasulullah Saw. untuk memberi syafaat.

            Manusia dapat mengetahui sendiri dosa-dosa yang telah dilakukannya. Dia teringat pada semua dosanya karena semua dosa yang telah dilakukannya tertulis pada buku catatan amal. Dia membaca dengan seksama semua catatan tersebut. Setelah itu, diambilnya buku catatan amal perbauatn baik dan perbuatan buruknya itu. Di masing-masing lembarnya, terdapat catatan perbuatan amal saleh, perbuatan dosa, dan perbuatan menzalimi orang lain. Dengan demikian, hak-hak yang telah diambil, harus dikembalikan kepada pemiliknya.

            Jika proses ini telah selesai, kini waktunya amal perbuatannya ditimbang. Buku catatan amal perbuatan baik diletakkan di satu sisi penimbang amal, sedangkan buku catatan amal perbuatan buruk diletakkan pada sisi penimbang satunya lagi. Barangsiapa kebaikannya lebih berat dari keburukannya, walaupun hanya lebih satu kebaikan, dia akan menerima buku catatan perbuatannya dengan tangan kanan. Barang siapa yang bobot kebaikan dan keburukannya seimbang, dia akan termasuk  dalam golongan Ashabul A’raf. Para ulama membicarakan mengenai Ashabul A’raf (Ahlul A’raf). Setidaknya, ada 10 pendapat, bahkan lebih, yang membahas mengenai Ashabul A’raf. Mayoritas sahabat dan tabi’in berpendapat bahwa Ashbul A’raf itu adalah sekelompok orang yang bertauhid. Keburukan yang mereka miliki menghalangi mereka masuk surga. Sementara itu, kebaikan mereka membuat mereka dapat selamat dari api neraka. Hal ini terjadi karena kebaikan dan keburukan mereka sama. Banyak sekali pendapat mengenai Ashabul A’raf. Pendapat yang paling kuat adalah pendapat Imam Qurthubi. Beliau berkata, “Mereka adalah suatu kaum yang kebaikan dan keburukannya seimbang. Mereka tinggal di A’raf untuk beberapa saat, kemudian mereka di perintahkan untuk masuk surga.

Sedangkan, jika bobot keburukannya lebih berat dari kebaikannya, walaupun hanya lebih satu keburukan dia termasuk calon penghuni neraka. Dia akan di siksa oleh Allah sesuai dengan dosa yang pernah dilakukannya, kecuali jika Allah memaafkannya. Buku catatan amal perbuatannya di terima dengan tangan kiri.

            Sebagaimana yang telah dijelaskan, amal perbuatan baik dan buruk milik orang-orang kafir ditimbang. Namun, karena amal perbuatan baik disertai dengan kekufuran, perbuatan baik itu tidak ada bobotnya. Bobot perbuatan buruk juga meningkat karena disertai dengan kekufuran.

Allah Swt berfirman:

Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan kerjakan, lalu Kami akan jadikan amal itu (bagaikan) debu yang  bertebaran. (QS Al Furqan: 23)

            Setelah penimbangan, buku catatan amal perbuatan terbang. Ada yang jauh ditangan kanan, ada yang ditangan kiri, ada pula yang jatuh dibelakang punggung. Manusia akan menerima catatan amal perbuatannya terlebih dahulu, baru kemudian dia akan dihisab.

 

Share:

0 Post a Comment:

Posting Komentar

Pengikut

Arsip Blog

Definition List

Unordered List

Support