Peran adalah seperangkat perilaku yang diharapkan berkaitan dengan
tugas seseorang dalam kedudukan pada suatu unit sosial. Peran juga dapat
diartikan sebagai perilaku yang diatur dan diharapkan dari orang dalam posisi
tertentu. Pemimpin di dalam organisasi mempunyai peranan, setiap pekerjaan
membawa harapan bagaimana penanggung peran berperilaku.
Peran kepemimpinan dapat diartikansebagai seperangkat perilaku yang
diharapkan dilakukan oleh seseorang sesuai dengan kedudukannya sebagai
pemimpin. Dalam aplikasinya, peran kepemimpinan yang dicontohkan oleh Nabi
Muhammad SAW dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Servan
(pelayan). Memberikan pelayanan pada anak buahnya untuk mencari kebahagiaan dan
membimbing mereke menuju kebaikan.
2. Guardian
(penjaga). Menjaga komunitas Islam dari tirani dan tekanan. Seperti diungkapkan
pada Sahih Muslim No. 4542, yaitu “pemimpin bagi muslim adalah perisai bagi
mereka”.
Di dalam kepemimpinan pemakaian
konsep pengaruh mempengaruhi memperlihatkan langkah ke arah keadaan umum dan
abstraksi, sehingga secara tidak langsung menyatakan adanya pengaruh yang
mengubah tingkah laku. Di sini terlihat adanya hubungan timbal balik antara
pemimpin dan pengikut yang mana secara singkat dapat dilakukan juga dalam
praktek kepemimpinan yang akan mempengaruhi tingkah laku kelompok dan aktivitas
kelompok dan pada waktunya anggota kelompok akan mempertanggungjawabkan
tindakannyapada pemimpin, sebagaimana firman Allah Swt dalam Surat Huud (11)
ayat 61 yang berbunyi:
وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَٰلِحًا ۚ قَالَ يَٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟
ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُۥ ۖ هُوَ أَنشَأَكُم مِّنَ ٱلْأَرْضِ
وَٱسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَٱسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوٓا۟ إِلَيْهِ ۚ إِنَّ
رَبِّى قَرِيبٌ مُّجِيبٌ
Artinya: Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)".
Dari ayat di atas jelas bahwa manusia sebagai pemimpin di muka
bumi ini ditugaskan untuk memakmurkan bumi dan seisinya, sehingga sehingga
saling interaksi antar anggota dari suatu kelompok akan menciptakan semacam
sub-emosional, semua orang akan meningkat seleranya sesuai dengan rasanya sup
tersebut. Tetapi pemimpin adalah penambah bumbu/penyedap yang paling kuat dalam
suatu organisasi ataupun di dalam perusahaan. Mengapa? Karena Pada dasarnya
semua orang sudah dapat dipastikan tentu akan mengamati setiap gerak, gaya dan
tingkah laku pemimpin tersebut. Secara tidak sadar orang orang yang ada
disekitarnya akan memperoleh isyarat emosi, ketika pemimpin yang mereka senangi
memberikan contoh.
Hasil penelitian
mengemukanan bahwa ketika seorang pemimpin mengungkap beberapa strategi dalam
memainkan perannya dalam menentukan emosi bersama, dimana para pemimpin dengan
gayanya yang khas berbicara dan ketika itu sudah dapat dipastikan bahwa bawahan
akan mendengarkannya dengan seksama. Pada umumnya pertama kali dalam berbicara
pemimpin akan mengemukakan pokok masalah, dan bawahan memberi komenttar
sehingga selanjutnya sebagai pemimpin tentu akan memusatkan perhatiannya pada
komentar. Dalam hal ini pemimpin mempunyai beban khusus untuk mengatur
kelompok, dengan menawarkan suatu cara untuk menginterpestasikan dan akan
bereaksi secara emosional untuk situasi tertentu. Selanjutnya anggota kelompok
biasanya melihat reaksi dan tanggapan pemimpin dan mereka meniru reaksi
pemimpin. Sehingga dalam beberapa hal terkadang pemimpin menetapkan standar
emosional.
Pada dasarnya ketika pemimpin memberi pujian, mengkritik sifat
baik atau buruk, memberi dukungan atau tidak mau tahu kebutuhan masyarakat,
mereka dapat mengemas misi kelompok itu dengan cara-cara yang dapat memberikan
arti lebih ke kontribusi masing-masing anggota kelompok. Sebagai pemimpin dapat
memandu dengan cara yang lebih jelas dalam pekerjaan mereka dan itu mendorong
fleksibilitas, memberikan kebebasan orang untuk mengungkapkan perasaan mereka
dan bagaimana cara mendapatkan pekerjaan. Semua upaya ini penting artinya dalam
menentukan dampak emosional pemimpin. Dengan demikian pada dasarnya setiap
manusia setiap manusia atau pemimpin itu harus mempunyai daya tarik.
Sehingga bila ada sementara orang yang beranggapan bahwa
mengabaikan pimpinan yang emosional boleh boleh saja, tetapi perlu diketahui
tentunya bagaimanapun seorang pemimpin tentu mungkin memiliki kemahiran/keahlian
untuk bertindak yang justru ini mungkin merupakan salah satu kekuatannya,
penggunaan kekuatan yang jelas pada pikiran emosional akan menjadi daya tarik
tersendiri bagi orang orang yang ada disekitarnya.
Oleh : Ade Hamid Al-Faridho
0 Post a Comment:
Posting Komentar