"Dengan membaca kamu mengenal dunia. Dengan Menulis kamu dikenal Dunia."

murevi18.blogspot.com

Kamis, 26 Januari 2023

ANALISIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

 

Langkah awal dalam mendesain pembelajaran berbasis pencapaian kompetensi, yaitu menganalisis perkembangan peserta didik, mulai dari perkembanganpeserta didik, mulai dari perkembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotoriknya sesuai dengan jenjangan pendidikannya (SD, SMP, atau SMA).  Dengan demikian, kata kunci dalam pembahasan ini adalah analisis perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik.

Seifert dan Hoffnung mengartikan secara sederhana mengenai perkembangan sebagai long term changes in a person’s growth, feeling patterns of thingking, spcial, relationship, and motor skill.

Sementara itu, Abu Ahmadi mengungkapkan bahwa perkembangan merupakan suatu perubahan kumulatif. Itulah sebabnya dalam perkembangan tidak ditekankan segi materiil, tetapi ada segi fungsional. Perubahan suatu fungsi tersebut disebabkan adanya proses pertumbuhan materiil yang memungkinkan adanya fungsi itu dan selain itu disebabkan perubahan perilaku sebagai hasil belajar.

Desmita sendiri mengungapkan bahwa perkembangan tidaklah terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin besar, melainkan didalamnya juga terkandung serangakian perubahan yang berlangsung secara kontiniu dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan ruhiah yang dimiliki oleh individu menuju ketahap kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan, dan pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa analisis perkembangan peserta didik merupakan upaya guru dalam menelaah perubahan fisik dan psikis peserta didik dalam periode waktu tertentu untuk mengetahui berbagai persoalan yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran.

Perubahan fisik dan psikis peserta didik tersebut mencakup tiga ranah atau aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik tersebut pada periode Sekolah Dasar, (SD) Sekolah Menengah Pertama, (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

A.    PERIODE SD (MASA KANAK-KANAK)

Peserta didik yang berada pada periode Sekolah Dasar (SD) berada dalam periode late childhood atau akhir masa kanak-kanak, yaitu kurang lebih berada dalam rentang usia antara enam/tujuh tahun hingga tiba saatnya peserta didik menjadi individu yang matang secara seksual sekitar usia tiga belas tahun. Periode SD ini ditandai dengan kondisi yang sangat berpengaruh terhadap penyesuaian pribadi serta penyesuaian social peserta didik di SD.

Sigmund Freud memberi nama fase SD usia ini dengan fase latent yang mana dorongan-dorongan pada diri peserta didik seakan-akan mengendap (laten), tidak menggelora seperti masa-masa sebelumnya dan sesudahnya. Masa SD I nni dapat diperinci menjadi dua fase antara lain:

1.    Masa kelas rendah SD, saat peserta didik berada pada kelas 1, 2 dan 3 di usia sekitar 6 sampai 9 tahun;

2.    Masa kelas atas Sd, saat peserta didik berada kelas 4,5 dan 6 di usia sekitar 9 hingga 13 tahun.

Bagi peserta didik SD sendiri, masuk kelas 1 merupakan peristiwa penting dalam kehidupan mereka yang dapat mengakibatkan perubahan sikap, nilai, dan perilaku. Hal yang sama juga terjadi pada setahun atau dua tahun terakhir pada masa kanak-kanak (laten childhood). Pada masa ini terjadi perubahan fisik yang menonjol yang dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku karena menjelang berakhirnya periode ini pada peserta didik SD sebagai seorang individu mempersiapkan diri secara fisik dan psikologis untuk memasuki masa remaja. Kesemuanya itu pada akhirnya berdampak pada perkembangan aspek kognitif, (kecerdasan), afektif (perasaan), dan psikomotorik (gerak) peserta didik sebagai berikut.  

a.    Perkembangan Aspek Kognitif

Perkembangan aspek kognitif ini merupakan kemampuan berfikir atau intelektual peserat didik. Kemampuan kognitif tersebut dalam kurikulum 2013 dikelompokkan kedalam lima tahapan dari yang aling sederhana hingga yang kompleks, yaitu mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi.

Menurut Jean Piaget, kemampuan kognitif peserta didik usia SD masuk dalam tahapan pemikiran operasional konkret, yaitu masa di mana aktivitas mental peserta didik terfokus pada objek-objek yang nyata atau berbagai kejadian yang pernah dialaminya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa peserta didik memiliki kemampuan untuk berfikir melalui urutan sebab-sebab dan mulai mengenali banyaknya cara yang dapat ditempuh dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.

b.    Perkembangan Aspek Afektif

Berbeda dengan kemampuan kognitif, kemampuan afektif ini berhubungan dengan perasaan, emosi, system nilai, serta sikap hati menunjukkan penerimaan yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Dalam kurikulum 2013 kemampuan afektif ini terdiri dari lima tahapan, yaitu menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan.

c.     Perkembangan Aspek Psikomotorik

Kemampuan psikomotorik terkait dengan keterampilan motoric yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara saraf dengan otak. Kemampuan psikomotorik ini dalam kurikulum 2013 ada tujuh tahapan antara lain mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar dan mencipta.

B.     PERIODE SMP

Peserta didik merupakan manusia yang memiliki berbagai potensi mereka mempunya perasaan dan pikiran serta keinginan atau aspirasi. Mereka juga mempunyai kebutuhan dasar yang perlu di penuhi (papan, sandang, dan pangan), kebutuhan  akan rasa aman, kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, serta kebutuhan untuk mengaktualisasikan dirinya (menjadi diri sendiri sesuai dengan potensinya). Potensi-potensi peserta didik tersebut seperti potensi fisik (jasmani), potensi akal, potensi keberagaman, potensi akhlak, potensi ruhani (kejiwaan). Dalam periode perkembangannya, peserta didik usia SMP berda pada periode perkembangan yang sangat pesat dari segla aspek. Berikut adalah perkembangan peserta didik SMP yang memiliki keterkaitan sangat erat dengan proses pembelajaran, yaitu perkembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

a.     Perkembangan Aspek Kognitif

Menurut Piaget, usia 12 tahun merupakan dimulainya periode operasional formal. Pada usia ini yang berkembang pada usia peserta didik adalah kemampuan praktis secara simbolis serta dapat memahami sesuatu secara bermakna tanpa memerlukan objek yang konkret bahkan objek yang visual. Dalam kurikulum 2013, penguasaan aspek kognitif peserta didik SMP mencakup kemampuan dalam memiliki pengetahuan factual konseptual, dan procedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata.

b.     Perkembangan Aspek Afektif

Keberhasilan proses pembelajaran juga ditentukan oleh keberhasilan dalam perkembangan afektif peserta didik. Bloom memberikan defenisi tentang afektif ini kedalam lima tataran afektik yang berimplikasi pada peserta didik SMP berikut ini:

1)      Sadar akan situasi, fenomena dimasyarakat dan objek di sekitarnya.

2)      Reponsif terhadap  stimulus-stimulus yang ada disekitar peserta didik.

3)      Mampu menilai

4)    Sudah mulai dapat mengorganisasikan nilai-nilai dalam suatu system dan menentukan hubungan diantara nilai-nilai yang ada.

5)      Sudah mulai mempunyai karekteristik dan mengetahui karakteristik tersebut.

Kelima faktor individu terwujud dalam perilaku diatas dapat membantu peserta didik SMP untuk meraih standart kompetensi lulusan peserta didik SMP pada domain afektif dalam kurikulum 2013, yaitu memiliki perilaku mencerminkan sikap orang yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam dalam jangakauan pergaulan dan keberadaannya.

c.      Perkembangan Aspek Psikomotorik

Perkembangan psikomotorik juga merupakan salah satu aspek yang perlu diketahui dan dipahami oleh guru. Perkembangan aspek psikomotorik peserta didik SMP melalui tiga tahap berikut:

1.      Tahap kognitif, tahap ini ditandai dengan adanya gerakan-gerakan yang kaku dan lambat. Hal tersebut terjadi karena peserta didik masih dalam taraf belajar untuk mengendalikan gerakan-gerakannya. Mereka harus berfikir terlebih dahulu sebelum melakukan suatu gerakan.

2.      Tahap Asosiatif, tahap ini peserta didik membutuhkan waktu yang lebih pendek untuk memikirkan tentang gerakan-gerakan yang akan dilakukannya. Mereka mulai dapat mengasosiasikan gerakan yang sedang dipelajarinya dengan gerakan yang sudah dikenalnya.

3.      Tahap Otonomi, tahap ini peserta didik telah mencapai otonomi yang tinggi. Proses belajarnya sudah hampir lengkap walaupun mereka tetap dapat memperbaiki gerakan-gerakan yang dipelajarinya.

Ketiga tahap tersebut dilalui oleh peserta didik, SMP, dan pada tahapan puncak, yaitu tahap otonomi peserta didik SMP harus dapat memiliki kemampuan berfikir dan tindakan yang efektif serta kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan apa yang dipelajarinya.

C.    PERIODE SMA

Para psikolog memandang peserta didik SMA sebagai individu yang berada pada tahap yang kurang jelas dalam rangkaian proses perkembangan individu. Ketidak jelasan tersebut dikarenakan peserta didik SMA berada pada masa transisi dari masa anak-anak menuju ke masa dewasa. Pada masa itu, peserta didik SMA melalui masa yang disebut masa remaja atau pubertas. Pada masa ini, peserta didik di SMA sudah tidak mau dikatakan sebagai anak-anak. Namun, jika disebut sebagai orang dewasa, peserta didik SMA secara nyata belum siap menyandang predikat dewasa tersebut.

Menurut Desmita, masa remaja sering dikenal dengan masa pencarian jati diri (ego identity). Masa remaja pada peserta didik SMA ditandai dengan sejumlah karakteristik penting, antara lain sebagai berikut.

a.       Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya

b.  Dapat emnerima dan belajar peran social sebagai pria atau wanita yang dihargai oleh masyarakat.

c.       Menerima keadaan fisik dan mampu menggunakannya secara efektif.

d.      Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.

e.    Memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat dan kemampuan yang dimilikinya.

f.       Mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga, dan memiliki anak.

g.   Mengembangkan keterampilan intelektual dan konseop-konsep yang diperlukan sebagai warga Negara.

h.      Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara social.

i.        Memperoleh seperangkat nilai dan system etika sebagai pedoman dalam berperilaku.

j.        Mengembangkan wawasan keagamaan dan meningkatkan religiusitas.

Kesepuluh karakteristik perkembangan peserta didik diatas memberikan pengaruh dalam perkembangan aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik peserta didik.

a.    Perkembangan Aspek Kognitif

Perkembangan kognitif merupakan perubahan kemampuan berfikir atau intelektual. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perkembangan kognitif berkaitan langsung dengan proses pembelajaran. Pada dasarnya kemampuan kognitif sendiri berkaitan erat dengan kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan mengingat sampai dengan memcahkan suatu masalah.

b.    Perkembangan Aspek Afektif

Kemampuan afektif berhubungan dengan perasaan, emosi, system nilai, dan sikap hati yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Pada tahap emosi peserta didik SMA sama dengan pola emosi anak-anak. Perbedaannya terletak pada rangsangan yang membangkitkan emosi dan juga derajatnya, khususnya terhadap upaya pengendalian diri terhadap emosi mereka. Perkembangan nilai, moral, dan sikap peserta didik  SMA memiliki warna yang khas sesuai dengan karakteristik perkembangannya.

c.    Perkembangan Aspek Psikomotorik

Kemampuan psikomotorik terkait erat dengan keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara saraf dengan otak. Perkembangan psikomotorik yang dilalui peserta didik SMA mempunyai kekhususan yang ditandai oleh perubahan-perubahan proposi tubuh, ciri kelamin primer, dan ciri kelamin sekunder. Perubahan-perubahan tersebut pada dasrnya dapat dikelompokkan menjadi dua kategori besar, yaitu percepatan dan proses pematangan seksual yang bukan saja bersifat kuantitatif, melainkan pula bersifat kualitatif.  

Share:

0 Post a Comment:

Posting Komentar

Pengikut

Arsip Blog

Definition List

Unordered List

Support