"Dengan membaca kamu mengenal dunia. Dengan Menulis kamu dikenal Dunia."

murevi18.blogspot.com

Sabtu, 21 Januari 2023

LISAN, ANTARA SELAMAT DAN CELAKA


Mhd. Reza Fahlevi, M.Pd

(Guru Ilmu Hadis MAS Al Washliyah Desa Pakam)

Sebagian besar dosa manusia bersumber dari lisan. Pertanyaan mendasarnya adalah. Sudahkah kita menggunakan lisan kita dalam bersosial dengan baik?

Pernah gak kepikiran dengan apa yang kita ucapkan selama sehari semalam apakah menyakiti perasaan orang lain atau tidak?

Mana yang lebih dominan yang keluar dari lisan, kebaikan atau keburukan?

Ayoo sama-sama kita bermuhasabah !!!

Dibulan suci Ramadhan ini, kita tentunya dituntut untuk menjaga hal-hal yang dapat mengurangi nilai pahala dari puasa. Dan menjaga lisan merupakan bagian dari menjaga nilai-nilai puasa tersebut. Jika puasa diiringi dengan perkataan yang tidak baik tentu hal tersebut merusak nilai-nilai puasa. Namun jika lisan terjaga dengan baik, maka keutuhan nilai puasa terus terjaga. Momen bulan suci Ramadhan ini kita jaga nilai-nilai kebaikan puasa, dan juga nilai-nilai keburukan dari puasa. Berkaitan dengan lisan Nabi Saw bersabda:

“Jika manusia memasuki waktu pagi, maka semua anggota tubuhnya memperingatkan lidah (lisan), “Takutlah engkau kepada Allah. Jika engkau lurus (benar), maka kamipun lurus. Jika engkau bengok (menyeleweng) kamipun bengkok.” (HR Tirmidzi)

“Tidak ada satupun anggota tubuh, yang tidak mengadu kepada Allah tentang lidah/lisan, atas ketajamannya.” (HR Ibnu Abi ad-Dunya)

Imam Al-Ghozali pernah bertanya kepada muridnya mengenai pembahasan kita hari ini. Beliau bertanya, “Apakah yang paling tajam?” Murid-muridnya menjawab, “Pisau dan pedang” Imam Al-Ghozali senyum dan berkata,”Kalian benar”. Namun yang paling tajam itu adalah lidah. Lidah memang tidak bertulang tapi mampu melukai hati manusia. Ketika pisau atau pedang melukai tubuh kita mungkin dalam hitungan minggu sudah membaik (sembuh), dikarenakan banyaknya jenis obat-obatan yang beraneka macam yang mampu menyembuhkan luka tersebut. Namun, jika hati sudah melukai hati seseorang, satu minggu, satu bulan atau satu tahun mungkin belum sembuh hati yang terluka diakibatkan perkataan kasar yang di ucapkan. Dimana mau kita carikan obatnya ketika hati seseorang sudah terluka. Ucapan maaf saja belum tentu mampu menyembuhkan hati yang luka tersebut. Saya khawatir hati yang sakit berujung dengan dendam yang terpedam sehingga akan menimbulkan kedengkian atau hal buruk lainnya yang dapat mencelakakan orang tersebut.

Lisan merupakan salah stau nikmat Allah yang sangat besar, halus dan penuh selubung (misteri). Bentuknya kecil, namun amat besar pengaruhnya terhadap hal-hal yang positif maupun negatif. Ketahuilah bahwa iman dan kufur tidak akan bisa tampak kecuali dengan persaksian lisan. Sedangkan iman dan kufur merupakan puncak dari kepatuhan dan kedurhakaan.

Lisan mempunyai jangkauan yang sangat luas dalam kebaikan. Ia juga punya ekor, dimana ekornya bisa mengombang-ambingkan si empunya dalam kehinaan. Barangsiapa suka memanjakan lisan dengan aneka macam kemanisannya serta membiarkannya lepas tanpa kendali, maka setan-setan itu akan berjalan mengiringi langkahnya kemana saja ia pergi, serta mengiringinya ke tepi jurang kesesatan yang menggelincirkan dirinya. Akhirnya ia pun masuk ke lembah kehinaan.

Seorang manusia tidak akan tercampakkan ke jurang ke neraka kecuali melalui lisannya. Manusia juga tidak akan selamat dari kekejaman lisan, kecuali mereka yang mengikat erat lisannya dengan kendali syariat, serta tidak mengatakan kecuali dengan  sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya untuk kepentingan dunia dan akhirat. Lalu mencegah lisannya dari setiap bahaya yang ditakuti pada masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Manusia akan beruntung dan selamat karena lidahnya, sebaliknya karena lisan juga bisa merugi dan celaka. “Barangsiapa yang menginginkan keselamatan, maka hendaklah ia lebih banyak diam.” (HR Baihaqi). Lebih dari itu, bukan hanya diri kita sendiri yang harus selamat karena lisan kita, akan tetapi orang lainpun harus selamat dari lisan kita. Sebab tanda kebaikan Islam seseorang adalah jika orang lain selamat dari gangguan lisannya dan juga gangguan tangannya.

Betapa sangat menentukan peran lisan terhadap keselamatan kita, sehingga lurus atau tidaknya iman pun turut dipengaruhi oleh keadaan lisan kita. Jika lisan lurus, maka hati akan lurus, dan jika hati lurus, maka iman akan lurus.

“Tidak akan lurus (teguh) iman seorang hamba, sebelum lurus (teguh) hatinya. Dan tidak akan lurus pula lisannya…”(HR. Ibnu Abi ad-Dunya)

 

            Dikisahkan bahwa suatu hari Luqman al-Hakim diminta oleh tuannya untuk menyembelih seekor hewan, dan setelah itu hendaklah diberikan (dihidangkan) kepadanya bagian yang terbaik dari hewan tersebut. Luqman al-Hakim memberi menyembelih seekor hewan, lalumemberikan (dihidangkan) kepada tuannya, hati dan lidah dari hewan tersebut. Kemudian pada kesempatan lain, tuannya meminta kepada Luqman al-Hakim menyembelih lagi seekor hewan dan hendaklah diberikan (dihidangkan) kepadanya, bagian yang paling buruk dari hewan tersebut. Luqman pun menyembelih hewan yang diminta oleh tuannya, dan ia memberikan (menghidangkan) untuk tuannya, hati dan lidah hewan tersebut.

            Merasa heran dengan apa yang dilakukan oleh Luqman al-Hakim, maka tuannya berkata, “Mengapa ketika aku meminta kepadamu bagian yang terbaik dari hewan yang engkau sembeluh, engkau hidangkan hati dan lidah dari hewan itu. Lalu ketika aku meminta kepadamu bagian yang paling buruk dari hewan itu, engkau menghidangkan hati dan lidah?”

            Luqman al-Hakim berkata, “Tidak ada yang lebih baik pada tubuh kecuali hati dan lidah, dan tidak ada yang lebih buruk pada tubuh, kecuali hati dan lidah. Jika keduanya baik, maka baiklah semuanya. Jika keduanya buruk, maka akan buruklah semuanya.” (Dikutip dalam kitab Tanbihul Ghafilun—Abu Laits As-Samarqandi)

            Jika hati seseorang baik, maka diri dan kehidupan orang itu akan baik dan selamat, didunia dan akhirat. Sebaliknya, jika hati orang itu rusak, busuk atau jelek, maka diri dan kehidupan orang itupun akan rusak dan celaka, dunia dan akhirat. Seperti sabda Nabi Saw. “Sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Jika daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuh. Jika daging itu baik, maka akanbaiklah seluruh tubuh. Jika daging itu rusak, maka akan rusaklah seluruh tubuh.”

            Demikian pula, jika lisan seseorang baik, maka diri dan kehidupan orang itupun akan baik dan selamat, di dunia dan di akhirat. Sebaliknya, jika lisan orang itu buruk atau keji, maka diri dan kehidupannya pun akan hancur dan celaka, dunia dan akhirat. Ya, keselamatan manusia itu, sangatlah tergantung pada kemampuan menjaga lisannya dari kekejian.

            Mudah-mudahan kita termasuk hamba Allah yang senantiasa menggunakan lisannya dalam menyampaikan pesan kebaikan yang kemudian dapat menyelamatkan kita dari neraka. Semoga dengan keimanan yang kita miliki saat ini, dapat membendung nafsu kita untuk mengatakan hal-hal yang tidak perlu, yang sekiranya mendatangkan dosa. Mari kita isi lisan kita dengan bersyukur, membaca Quran, Menasehati orang lain, menyampaikan kebaikan kepada sanak saudara, tetangga dan keluarga. Ya Allah, kokohkan dan kuatkan keimanan kami agar dapat menjaga lisan ini dengan baik.

 

 

Share:

0 Post a Comment:

Posting Komentar

Pengikut

Arsip Blog

Definition List

Unordered List

Support