"Dengan membaca kamu mengenal dunia. Dengan Menulis kamu dikenal Dunia."

murevi18.blogspot.com

Sabtu, 21 Januari 2023

RUSAKNYA GENERASI MUDA, GAGALNYA PENDIDIKAN. BENARKAH?

 

Oleh: Mhd. Reza Fahlevi, M.Pd

Sering terdengar di tengah-tengah masyarakat, ketika seorang anak yang masih duduk dibangku sekolah melakukan suatu perbuatan atau kejahatan di masyarakat maka kalimat yang akan keluar adalah “anak siapa kamu” dan “sekolah dimana kamu” ungkapan ini sering kita dengar ditengah-tengah masyarakat. Seolah-olah terjadi nya kejahatan tersebut merupakan ajaran dari orang tuanya ataupun dari sekolahnya. Suatu ketika pernah terjadi kejadian yang memilukan seorang anak yang berusia belasan tahun kira-kira anak tersebut duduk di bangku Mts atau setingkatnya melakukan pencurian kotak infak di suatu masjid, ketika ia ketangkap basah ia langsung ketakutan dan lari, ketika warga mampu menangkapnya dan mengintrogasinya pertanyaan awal yang dilontarkan adalah “kamu anak siapa ? dimana tempat tinggal mu? Dan kamu sekolah dimana?” anak tersebut dengan perasaan yang sangat takut menjawab pertanyaan alamat dan orang tua nya dengan benar namun pada saat bagian sekolah dimana ia menjawab nama sekolah yang ia sendiri tidak sekolah di madrasah tersebut. Jawaban ini sontak membuat nama sekolah menjadi rusak karena pengakuan anak yang asal-asalan atau takut nama sekolahnya rusak jadi ia melemparkan nama sekolah lain. Sampailah berita ini kepada pihak sekolah sehingga ingin melakukan suatu pengecekan apakah benar anak tersebut benar-benar siswa dari sekolah tersebut. usut-di usut setelah dilakukan wawancara bersama beberapa tokoh yang menangkap anak tersebut maka di dapatlah hasil bahwasannya anak tersebut bukan bagian dari sekolah yang ia sebutkan, melainkan siswa dari sekolah tetangga.

Kejadian miris di atas merupakan sebagian kecil dari rusaknya generasi saat ini, karena masih banyak lagi kenakalan anak remaja yang terjadi ditengah masyarakat, contohnya merokok, pacaran hingga berzina sehingga putus sekolah dikarenakan harus bertanggung jawab, bermain judi baik dari game online maupun tidak (togel), berbohong kepada orang tua dalam artian tidak membayarkan uang spp kepada pihak sekolah, pada saat menjelang ujian orang tua nya bingung kenapa ia dipanggil kesekolah padahal ia merasa sudah melunasi administarasi sekolah setelah di cek ternayata anaknya telah menggelapkan uang tersebut. Kemudian pergaulan bebas, laki-laki bergoncengan dengan perempuan berpelukan yang bukan mahram, ironinya lagi hal itu lumrah dimata masyarakat, dan mengatakan “oh itu rupanya pacar anak si fulan”. Pertanyaan mendasar adalah apakah kenakalan remaja atau rusaknya genarasi muda ini bersumber dari lingkungan keluarganya (orang tua)? atau bersumber dari lingkungan sekolah? Berdasarkan pertanyaan masyarakat di atas.

Mari kita cek, seburuk-buruknya orang tua ia tidak menginginkan anaknya menjadi buruk darinya, serendah-rendah nya pendidikan orang tua ia tidak ingin anaknya lebih rendah pendidikan darinya. Mungkinkah orang tua yang memiliki pemikiran ini mengajarkan anaknya seperti apa yang telah dikatakan di atas? Tentu jawabannya adalah Tidak. Kemudian sekolah, seburuk-buruknya sekolah di mata masyarakat ia juga tidak menginginkan siswa nya melakukan apa yang dipaparkan di atas, mari kita cek setiap sekolah ada apa tidak visi dan misi atau ajaran yang melegalkan perbuatan siswanya seperti demikian ? tentu jawabannya tidak ada. Lantas kenapa kedua pertanyaan itu muncul ketika seorang anak melakukan sebuat perbuatan buruk? Mari kita bahas dan kita kaji lebih lanjut!

Ada tiga faktor lingkungan yang menjadi pengaruh dalam perkembangan anak, yaitu faktor lingkungan keluarga (orang tua), lingkungan sekitar (masyarakat) dan lingkungan sekolah.

Anak adalah karunia terbesar yang Allah titipkan kepada setiap orang tua, makna titipan disini adalah yang sifatnya haruslah dijaga, dipelihara dan di awasi. Sebagaimana kita dititipi barang oleh teman kita contohnya sepeda motor, ketika teman menitipkannya maka kita harus jaga, pelihara dan awasi jangan sampai sepeda motornya rusak, atau ada yang lecet, dan lain sebagainya. Ketika kita mampu menjaga titipan tersebut dengan baik maka kepercayaan teman kita akan semakin bertambah sehingga ia tidak akan ragu menitipkan lebih dari sepeda motor, rumah pun ia tak sungkan menitipkannya kepada kita dikarena kan kepercayaannya kepada kita yang mampu  menjaganya dengan baik. Namun apabila kita tidak mampu menjaga titipan tersebut dengan baik maka yang menitipkan tersebut akan marah dan kepercayaannya kepada kita akan berkurang. Begitu pula dengan anak yang Allah titipkan kepada setiap orang tua, ketika orang tua mampu mendidiknya dengan baik dibekali ilmu agama, adab yang baik dan akhlak yang luhur serta bermanfaat bagi orang banyak baik manfaat tersebut dari segi pemikirannya, tenaga nya maupun hal yang lainnya, maka orang tua tersebut berhasil menjaga dan mendidik titipan dari Allah. Akan tetapi apabila titipan Allah tersebut tidak kita jaga, tidak di pelihara apalagi tidak di awasi maka yang terjadi adalah hal-hal yang bertentangan dengan kemauan Allah. Bahkan ia tak sungkan melanggar aturan Allah. Hal inilah yang membuat Allah marah karena orang tua tersebut tidak menjaga dengan baik titipan-Nya.

Bersama kita ketahui bahwasannya orang tua adalah madrasah pertama bagi anak, dari memberi nama yang baik dengan harapan agar anak tersebut menjadi anak yang sholeh dan sholehah kemudian mengajarkan ia berbicara, berjalan, adab, akhlak yang mulia hingga mengenalkannya kepada Sang Pencipta. Keseluruhan itu orang tua lakukan sebagai wujud ketaatan dan ketekunan nya dalam menjaga amanah dari Allah Swt. Kesimpulannya adalah apa yang orang tua ajarkan di rumah itulah yang akan di bawa oleh anak baik dilingkungan masyarakat maupun lingkungan sekolahnya. Ketika kejujuran yang orang tua ajarkan kepada anak maka kejujuran pula yang akan ia bawa kemanapun ia pergi atau dimana pun ia berada. Kemudian ada juga orang tua yang acuh tak acuh kepada anak, ia tidak melarang anaknya, ia juga tidak memerintahkan anaknya dengan baik, sehingga anak tersebut bebas melakukan apa saja ia sukai meskipun anak tersebut melakukan hal yang nakal, ketika di tegur anaknya oleh orang lain ia akan marah, tetapi anaknya sendiri tidak pernah diberikan ajaran kebaikan. Anak yang seperti ini biasanya akan mencari suasan baru yang menurutnya ada orang yang peduli memperhatikannya ketika ia mendapatkannya maka tak heran anak tersebut akan nurut begitu saja bahkan melakukan perbuatan yang nakal sekalipun. Karena esensinya anak tersebut kurang perhatian dari orang tuanya, kurang pendidikan dari orang tuanya dan kurang kasih sayang dari orang tuanya. Anak seperti ini juga biasanya akan melakukan perbuatan nakal di lingkungan sekolah dan masyarakat karena ingin mencari perhatian.

Setelah anak mengenal dengan baik lingkungan keluarganya maka tantangan selanjutnya adalah lingkungan sekitar, atau lingkungan masyarakat. Lingkungan ini memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan anak. Ketika anak berada dilingkungan yang baik, dalam artian lingkungan yang diisi oleh orang-orang yang memiliki ketaatan kepada Allah, maka ia akan menjadi anak yang taat pula. Ketahuilah bahwasannnya anak itu bersifat imitatif yaitu mudah meniru, apa yang ia lihat dan apa yang ia dengar ia akan meniru nya dengan mudah. Kebaikan yang kita berikan kepada nya maka kebaikan pula yang akan dilakukannya, sebaliknya keburukan yang kita berikan kepada nya maka keburukan pulalah yang akan dilakukannya. Makanya ketika orang tua melihat atau mendengar perkataan yang asing di dengar yang tidak pernah didengar olehnya maka orang tua tersebut akan bertanya dari mana kamu dapat perkataan atau perbuatan seperti itu. Tidak lain dan tidak bukan sumbernya dari lingkungan masyarakat.

Kemudian setelah anak menginjak usia sekolah baik itu tingkat SD, SMP, dan SMA. Disinilah orang tua menitipkan anaknya kepada sekolah, dengan harapan sekolah tersebut mampu memperbaiki atau menambah akhlak, adab dan pengetahuannya. Indonesia sudah banyak merobak kurikulum dalam pendidikan dengan harapan agar pendidikan lebih maju dan tentunya dapat bersaing dengan pendidikan di Negara lain serta memiliki lulusan genarasi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, menjadi individu dan sosial yang baik. Di sekolah siswa banyak memproleh keilmuan baik dari pengetahuan, sikap bahkan keterampilan. Hal ini dilakukan agar lulusan genarasi muda mampu menjalani kehidupan pribadi dan sosialnya dengan baik di tengah-tengah masyarakat. Sehingga terwujudlag genarasi yang benar-benar sesuai dengan harapan dari pendidikan tersebut.

Berdasarkan dengan judul artikel ini, penulis ingin membantah berbagai asumsi yang ataupun ungkapan yang sering didengar di tengah-tengah masyarakat. Bahwasannya pendidikan merupakan wadah utama dalam memperbaiki akhlak manusia bukan sebaliknya, bahkan pendidikan merupakan program memanusia kan manusia. Dalam artian manusia harus membuang jauh-jauh sifat kebinatangannya, manusia bukan singa yang ingin menang sendiri untuk menjadi raja dengan memakan warganya. Manusia bukan tikus yang memerogoti sesuatu yang sudah di simpan dengan baik. Manusia bukan monyet yang serakah terhadap makanan. Manusia adalah manusia yang Allah ciptakan dengan sebaik-baik rupa dengan berbagai keistimewaannya dan kembali kepada fitrahnya. Dengan berfikir keluasan ilmu manusia diperintahkan untuk menjadi khalifah dimuka bumi ini.

Anak yang didik oleh orang tua yang tekun akan amanah dari Allah, kemudian di dukung oleh lingkungan yang baik selanjutnya mendapatkan pendidikan yang luar biasa dari madrasahnya. Maka genarasi seperti inilah yang akan menjadi penyejuk serta pemakmur di bumi Allah tercinta ini.

Berdasarkan paparan di atas teori yang penulis kemukakan ada tiga faktor yang mejadi pengaruh perkembangan anak. Hal ini bisa di bantah secara mutlak dengan berbagai fakta dilapangan baik itu dilingkungan sekitar rumah kita maupun lingkungan secara global. Sebagai contoh anak dari pak Ustadz akan menjadi panutan dalam masyarakat, ketika dilihatnya anak ustadz tersebut melakukan perbuatan buruk atau lainnya maka yang di pandang jelek adalah ustadznya atau orang tua, (lingkungan Keluarga). Padahal yang menyebab kan anak terebut melakukan hal buruk bukanlah bersumber dari keluarga melainkan dari lingkungan masayarakat atau teman sebayanya. Sehingga masyarakat akan mengkalim bahwa ustadz tersebut gagal dalam mendidik anaknya. Kemduian ada juga anak ulama, orang tuanya ulama besar paham Quran, namaun anaknya tidak menutup aurat, padahal jelas perintah menutup aurat terdapat di dalam quran. Namun kenapa anaknya tidak menutup aurat, hal ini menjadi keraguan bagi masyarakat untuk mengikuti ulama tersebut. dikarenakan dia gagal meberikan pendidikan agama terutama dalam menutup aurat. Kemudian kisah yang sangat kita kenal ketika Nabi Nuh ingin mengajak anak dan istrinya mengikuti ajaran dan ajakan nya untik menaiki bahteranya, namun apa yang terjadi anak dan istrinya mendurhakainya dan lebih memilih menaiki gunung yang tinggi ketimbang mengikuti ajakan ayahnya. Hal ini terjadi dikarenakan faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap pemikiran dan sikap anak.

Maka dari itu penulis ingin simpulkan bahwa ketika seorang anak melakukan suatu kejahatan, hal yang utama kita lakukan adalah menegur dan memberi nasehat yang baik kepadanya. Meskipun tak semua anak remaja mau menerima nasehat setidaknya itu lebih baik dari pada kita menanyakan berbagai hal yang seolah mengkalim kejahatan yang dilakukan merupakan bersumber dari orang tua, atau pun sekolahnya. Sebagai orang dewasa sudah menjadi kewajiban kita untuk mengingatkan dan menegur ketika kita melihat kesalahan orang lain, menegur dengan perkataan yang baik, menasehatinya dengan adab yang baik yaitu dengan berbicara kepadanya empat mata dan memberi pengajaran yang baik mudah mudahan anak yang kita nasehati memeproleh hidayah dan dapat mengubah perilakunya. Pada hakikatnya memberikan pengajaran itu bukan lah tugas sekolah saja tetapi juga tugas kita semua yang apabila melihat suatu kesalahan terhadap orang lain.


Catatan: Penulis adalah Guru Ilmu Hadis Dan Ilmu Tafsir  MAS Al Washliyah Desa Pakam

Share:

0 Post a Comment:

Posting Komentar

Pengikut

Arsip Blog

Definition List

Unordered List

Support