"Dengan membaca kamu mengenal dunia. Dengan Menulis kamu dikenal Dunia."

murevi18.blogspot.com

Jumat, 27 Januari 2023

DESAIN PENGALAMAN BELAJAR


A.    HAKIKAT PENGALAMAN BELAJAR

Ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik. Sepintas dari ungkapan tersebut kita dapat menarik suatu kesimpulan bahwa ada hubungan yang positif antara pengalaman dengan belajar. Jika demikian apa pengalaman itu ?

Kata kerja dari pengalaman adalah mengalami. Dalam kamus Bahasa Indonesia kata mengalami, diartikan sebagai merasai, menjalani, serta menanggung peristiwa. Sementara itu, pengalaman diartikan sebagai kejadian, peristiwa maupun kegiatan yang pernah dialami, dijalani, dirasai, dan tanggung dalam suatu kegiatan. Dengan demikian pengalaman belajar dapat diartikan sebagai berbagai kegiatan yang dialami dan dijalani oleh peserta didik dalam proses pembelajaran untuk mencapai berbagai kompetensi sebagai bentuk rumusan dari tujuan pembelajaran.

Kegiatan yang dialami dan dijalani peserta didik dalam proses pembelajaran tersebut pada dasarnya merupakan perwujudan atau pengaplikasian dari rancangan pengalaman belajar yang dibuat leh guru. Rancangan pengalaman belajar yang disusun harus oleh guru dalam tataran pengaplikasiannya terwujud dalam kegiatan belajar. Kegiatan belajar tersebut haruslah dapat memotivasi peserta didik untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan secara optimal. Selain itu kegiatan belajartersebut juga diharapkan dapat mengembangkan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Pengalaman belajar yang didapatkan oleh peserta didik dalam kegiatan belajar sangatlah menentukan tingkat pencapaian keberhasilan belajar peserta didik. Berbagai pengalaman belajar yang dapat diberikan kepada peserta didik antara lain sebgai berikut.

a.       Pengalaman Belajar Mental

Pengalaman belajar mental ini, kegiatan belajar yang dirancang dan diimplementasikan oleh guru berhubungan dengan aspke berfikir, mengungkapkan perasaan, mengambil inisiatif dan mengimplementasikan nilai-nilai. Pengalaman belajar mental dapat dilakukan melalui kegiatan belajar, seperti membuka buku, mendengar ceramah,mendengarkan berita dari radio, serta melakukan kegiatan perenungan.

b.      Pengalaman Belajar Fisik

Dalam pengalaman belajar fisik ini, kegiatan pembelajaran yang dirancang dan diimplemntasikan oleh guru berhubungan dengan kegiatan fisik atau panca indradalam menggali sumber-sumberinformasi sebagi sumber materi pembelajaran. Pengalaman belajar fisik dapat dilakukan melalui kegiatan belajar seperti kegiatan observasi lapangan, eksperimen dilabotarium, penelitian, kunjungan belajar, karya wisata, pembuatan buku harian, serta berbagai kegiatan praktis lainnya yang berhubungan dengan aktivitas fisik.

c.       Pengalaman Belajar Sosial  

Kegiatan belajar sosial merupakan kegitan pengalaman belajar yang berhubungan dengan kegiatan peserta didik dalam menjalin hubungan dengan orang lainseperti guru, peserta didik lainnya, dan sumber materi pelajaran verupa orang atau nara sumber. Pengalaman belajar ini dapat dilakukan melalui kegiatan belajar seperti melakukan wawancara dengan para tokoh, bermain peran, berdiskusi, bekerja bakti, mengadakan bazar, meyelenggarakan pameran, melakukan jual beli, menggalang dana untuk korban bencana alam, dan sebagainya.

Dalam tataran idea ketiga pengalaman belajar diatas tidaklah berdiri terpisah, tetapi ketiganya memiliki satu kesatuan yang utuh yang dapat memfasilitasi peserta didik dalam mencapai berbagai kompetensi pada domain kognitif, afektif dan psikomotorik.

B.     DASAR PERTIMBANGAN MENENTUKAN PENGALAMAN BELAJAR

Dalam merancang pengalaman belajar berbasisi kompetensi, pemahaman guru sebagai desainer pembelajaran terhadap hakikat pengalaman belajar sangatlah penting. Selain itu, dalam merancang pengalaman belajar berbasisi kompetensi, guru harus memerhatikan rambu-rambu berikut ini sebagai pertmbangan dalam menentukan pengalaman belajar berbasis pencapaian kompetensi bagi peserta didik.

a.       Pengalaman Belajar Dirancang Sesuai dengan Karakteristik Peserta Didik

Karakteristik peserta didik seperti tingkat intelegensinya, latar belakang keluarga dan social ekonomi, bakat, minat, kemampuan dasar penguasaan materi pembelajaran, kecenderungan gaya belajar, dan kesulitan-kesulitan belajarnya harus menjadi perhatian utama bagi guru dalam menentukan pengalaman belajar bagi peserta didik.

Guru sebagai desainer pembelajaran harus dapat merancang pengalaman belajar yang dapat menumbuhkan bakat dan minat pesera didik dalam mengikuti proses pembelajaran, mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menguasai materi pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang dapat mengakomodasi kecenderungan gaya belajar peserta didik, serta merancang pengalaman belajar yang dapat mengatasi berbagai kesulitan belajar peserta didik.

b.      Pengalaman Belajar Dirancang Sesuai dengan Kompetensi yang Hendak Dicapai.

Kompetensi sebagai bentuk rumusan dari tujuan pembelajaran merupakan komponen utama dalam mendesain pembelajaran berbasis pencapaian kompetensi dan kompetensi tersebut sangatlah penting untuk dipertimbangkan dalam menentukan pengalaman belajar bagi peserta didik. Bahkan, dapatlah dikatakan jika efektif atau tidaknya suatu pengalaman belajar yang dirancang dan diterapkan oleh guru bergantung pada keberhasilan peserta didik dalam mencapai berbagai kompetensi yang telah ditetapkan.

c.       Pengalaman Belajar Dirancang Sesuai dengan Materi Pembelajaran

Pengalaman belajar yang dirancang oleh guru haruslah memerahtikan karakteristik dari materi pembelajaran. Misalnya, jika karakteristik materi pembelajaran berkaitan dengan penguasaan konsep maka pengalaman belajar mental menjadi pilihan, kemudian jika materi pembelajaran berkaitan dengan penguasaan nilai atau sikap maka pengalaman belajar social dapat menjadi pilihan.

d.   Pengalaman Belajar yang Hendak Diberikan Didukung oleh Media Pembelajaran dan Sumber yang Memadai

Media pembelajaran sering diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan oleh guru untuk menyalurkan pesan pembelajaran (message learning), merangsang pikiran, perhatian serta kompetensi peserta didik sehingga dapat memotivasi peserta didik dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran dapat digunakan oleh guru untuk menjadikan pengalaman belajar peserta didik menjadi lebih konkret melalui media pembelajaran berbasis audio, visual dan dan audio visual.

e.   Pengalaman Belajar dirancang secara Sistematis sehingga Mendorong Keaktifan Peserta Didik Dalam Proses Pembelajaran.

Pengalaman belajar hendaknya dirancang oleh guru secara sistematis, artinya pengalaman belajar memuat kegaitan-kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan sesuai dengan hierarki ataupun urutan pengklasifikasian materi pembelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Seain itu, pengalaman belajar yang dirancang oleh guru hrndaknya dapat menjadikan peserta didik berperan aktif dalam kegiatan belajarnya agar mereka dapat mencapai berbagai kompetensi yang ditetapkan. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa pengalaman belajar sebaiknya berpusat pada peserta didik.

C.    TAHAPAN PENGALAMAN BELAJAR

Setiap proses merancang sudah tentu memiliki tahapan-tahapan. Dalam tataran parktisnya, dalam pengembangan pengalaman belajar juga terdapat berbagai tahapan Wina Sanjaya menguraikan ketiga tahapan dalam pengembangan pengalaman belajar tersebut sebgai berikut.

a.       Tahap Prainstruksional

Tahap prainstruksional merupakan tahapan yang dilakukan oleh guru ketika ia memulai proses pembelajaran. Tujuan dari tahapan ini pada dasarnya adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat pencapaian kompetensi yang telah dikuasai oleh peserta didik terhadap penguasaan materi pembelajaran sebelumnya dan untuk memunculkan kesiapan belajar serta motivasi belajar peserta didik dalam kegiatan belajar hari itu. Tahap pranstruksional ini dalam kegiatan olharga mirip dengan warming up atau kegiatan pemanasan.

b.      Tahap Intruksional

Tahap yang kedua adalah tahap instruksional atau disebut juga dengan tahap inti. Pada tahap ini guru memberikan pengalaman belajar kepada peserta didiknya. Pelaksanaan instruksional ini sangat bergantung pada strategi pembelajaran yang hendak digunakan oleh guru.

Pada dasarnya tahapan ini dilakukan oleh guru untuk mencapai Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Kegiatan dalam tahapan ini dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk aktif, serta memberikan ruang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan peserta didik.

c.      Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi ini merupakan tahapan yang ketiga. Tujuan dari tahapan evaluasi ini adalah untuk mengetahui sudah sejauh mana tingkat keberhasilan dari tahapan kedua (tahap instruksional). Dengan demikian, dapat juga dikatakan jika tahap evaluasi dilakukan oleh guru terhadap hasil kegiatan belajar untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Ketiga tahapan diatas merupakan satu kesatuan yang integralholisti, tidak dapat dipisahkan satu sam lain dan memiliki fungsinya masing-masing.

D.    PERAN GURU DALAM PENGEMBANGAN PENGALAMAN BELAJAR

Pada tahap pengembangan pengalaman belajar yang telah dibahas dapatlah diambil benang merah bahwa proses pembelajaran posisi guru bukanlah satu-satunyansumber belajar. Disitu guru memosisikan dirinya sebagai fasiltator penyenggara proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Ekspektasinya adalah dalam proses pembelajaran tersebut peserta didik dapat berperan secara aktif melalui berbagai eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi yang dirancang serta diterapkan oleh guru. Untuk itu, guru sebagai desainer pemelajaran harus mampu memainkan peranannya sebagai developer (pengembang) pengalaman belajar bagi peserta didiknya.

Wina Sanjaya mengungkapkan bahwa setidaknya ada tujuah peran yang dapat dilakukan oleh guru dalam pengembangan pengalaman belajar peserta didiknya. Ketujuh peran tersebut adalah sebagai berikut:

a.    Mengembangkan berbagai alternative komoetensi yang dicapai sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.

b.    Memberikan informasi tentang kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan oleh peserta didik selama proses pembelajaran.

c.   Menyususn tugas-tugas belajar bersama peserta didiknya. Artinya tugas-tugas apa saja yang sebaiknya dikerjakan oleh peserta didik untuk mencapai kompetensi tidak hanya ditentukan oleh guru, tetapi keterlibatan peserta didik juga diperlukan untuk menentukannya.

d.      Menunjukkan dimana informasi atau materi pembelajaran dapat diperoleh para peserta didik.

e.       Memberikan bantuan dan pelayanan kepada peserta didik yang memerlukannya.

f.  Memberikan motivasi kepada peserta didiknya termasuk salah satunya melalui kegiatan memberikan pertanyaan dan pembimbingan.

g.   Mengklarifikasi hasil belajar peserta didik serta membantu peserta didik dalam menarik suatu simpulan.

 

REFERENSI

Novan Ardy Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan, (Yogyakarta: AR-RUZZ, 2013)

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group, 2012)

 

Share:

0 Post a Comment:

Posting Komentar

Pengikut

Arsip Blog

Definition List

Unordered List

Support