"Dengan membaca kamu mengenal dunia. Dengan Menulis kamu dikenal Dunia."

murevi18.blogspot.com

Selasa, 24 Januari 2023

I’JAZ ALQURAN

 

A. Pengertian I’jaz Alquran

Kata mukjizat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai “keajaiban ajaib yang sukar dijangkau oleh kemampuan akal manusia. “Pengertian ini tidak sama dengan pengertian kata tersebut dalam istilah agama Islam.

Istilah I’jaz dari kata ‘ajaza ya’jizu ‘ajzan : “ajuzan : ma’jizan :ma’jizatan, yang berarti menjadikan lemah, yang ajaib menakjubkan, mukjizat. Dalam kamus bahasa indonesi diartikan: peristiwa yang ajaib yang menyimpang dari hukum- hukum alam.

Kata mukjizat terambil dari kata bahasa Arab (a’jaza) yang berarti “melemahkan atau menjadi tidak mampu”. Pelakunya (yang melemahkan) dinamai mu’jiz dan bila kemampuannya melemahkan pihak lain amat menonjol sehinnga mampu membungkam lawan, maka ia dinamai (mu’jizat). Tambahan ta’marbuthah pada akhir kata itu mengandung makna mubalaghah.

Mukjizat didefenisikan oleh pakar agama Islam, antara lain, sebagai “suatu hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi melaui seorang yang mengaku nabi, sebagai bukti kenabiannya yang ditantangkan kepada yang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan hal serupa, namun mereka tidak mampu melayani tantangan itu. [1]

Mukjizat secara etimologi adalah isim fa’il kata benda subjek berasal dari kata al-i’jaz masdar dari a’jaza yang artinya melemahkan atau mengalahkan.

Secara terminologi, menurut Imam as-Suyuthi dalam kitab Al-Itqan fi’Ulum Al-Qu’ran jilid 2 hal. 116, “Mukjizat dalam pemahaman syara’ adalah kejadian yang melampaui batas kebiasaan, didahului oleh tantangan, tanpa ada tandingan.

Mukjizat merupakan ciri setiap para nabi yang diutus oleh Allah swt, mukjizat yang diturunkan kepada peranabi memiliki tujuan untuk melemahkan orang orang yang menetang akan kenabian yang dimiliki oleh seluruh utusan Allah swt tersebut. Mukjizat ada yang bersifat material yang dicernapancaindera, namun melawan hukum yang ada.

Mukjizat yang sering diturunkan sebelum masa Nabi Muhammad saw adalah mukjizat yang masuk kategori ini. Yaitu mukjizat yang mampu ditangkap oleh pancaindra, khususnya indra penglihtan. Dalam indra penglihatan ini, semua manusia menemukan gambaran yang sama. Tidak terlalu jauh berbeda dalam menerjemahkan apa yang ditangkap oleh indera penglihatan. Akan tetapi, mereka akan jauh berbeda apabila sesuatu ditangkap oleh pancaindra yang lain, seperti pendengaran, perasa, penciuman, dan peraba.

1. Macam- Macam Mukjizat

Mukjizat dapat dibagi dua macam, yaitu: (a) Mukjizat “bissi” ialah yang dapat dilihat oleh mata, didengar oleh telingan, dicium oleh hidung, diraba oleh tangan, dirasa oleh lidah, tegasnya dapat dicapai oleh panca indra. Mukjizat ini sengaja ditunjukkan atau diperlihatkan oleh manusia biasa, yakni mereka yang tidak biasa menggunakan kecerdasan fisiknya, yang tidak cakap pndangan mta hatinya dan yang rendah budi perasaannya. (b) Mukjizat ”ma’nam” ialah mukjizat yang tidak mungkin dapat dicapai dengan kekuatan pancaindera, tetapi harus dicapai dengan kekuatan “aqli” atau dengan kecerdasan pikiran. Karena orang tidak akan mungkin mengenal mu’jizat ini melainkan orang yang berfikir sehat, permata hati, berbudi luhur dan yang suka mempergunakan kecerdasan pikirannya dengan jernih serta jujur.[2]

                  2. I’jaz Alquran  dalam Tafsir Mizan

                                a.  I’jaz al-‘ilmmi

I’Jaz al- ’ilmiAdalah kemukjizatan Alquran ditinjau dari bidang keilmuan, karena dalam i’jaz ilmi memeliki ungkapan-ungkapan yang mengandung sains, seni, soial, politik, keuangan, kehakiman, perdagangan, pertanian,pertahanan, sejarahagam-agama dan sebagaimana.

Alquran dalam hal ini menjelaskan fakta-fata ilmiah yang berkaiatan dengan sains diantaranya adalah alam semesta, planet, air dan asal kejadiannya, penciptaan manusia, awan rotasi, grafitasi, geologi, admosfer, oksigen, gunung laut dan kelautan.

b. I’jaz keperibadian Nabi Muhammad saw

Alquran dalam hal ini mengungkapkan bahwa nabi muhammad saw adalah Ummiy. Dalam hal ini pemakalah tidak membahas tentang perbedaan kata ummiy yang dikemukakan para ahli.

Pemakalah ingin menjelaskan bahwasannya Nabi Muhammad saw pada awalnya beliau tidak dapat membaca dan menulis, dengan turunya Alquran ia mempertegas kehebatannya bahwasannya Alquran itu benar-benar wahyu dari Allah swt yang tidak dapat terbantahkan oleh teori manapun.

c. I’jaz Al- Ghaib

Alquran dalam hal ini memberikan kejelasan berkaitan dengan alam ghaib seperti surga, neraka dan sebagainyya. Serta ramalan-ramalan yang akan terjadi dunia ini dan tatkala pentingnya dalah sejarah masalalu tentang sejarah nabi-nabi dan rasul- rasul.

d I’jaz al-Tsyri’

            Syariat Islam yang universal, serta hukum dan undang-undangnya yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Pertama: wahyu yang pertama turun adalah: ketetapan syariat, menetapkan hak dan kewajiban manusia untuk menuntut ilmu, serta kewajiban beriman kepada-Nya, dan ini adalah proklamasi pertama didalam penetapan hak, kewajiban dan fardu bagi manusia.

e. I’jaz dari segala jenis perubahan

Dunia makin tua dan usang, tetapi alquran tidak mengalami perubahan. Dunia harus tunduk kepada undang-undang Alquran bukan Alquran yang tunduk kepada dunia.

f. I’jaz Al-Balaghah

I’jaz Al- Balaghah adalah balaghah secara etimologi berasal dari kata (balagha), yang memiliki arti “sampai”. Makna ini terdapat dalam Alquran diantaranya dalam surat Alkahfi ayat 90. Yang artinya: hingga apabila dia telah sampat ketempat matahari itu menyinari segolongan umat yang kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu.

3. Ayat- Ayat (Mukjizat) Ada Dua Macam: Bersifat Inderawi Dan Spritual

Kita sudah tahu bahwa ayat-ayat Alquran dan berbagai macam mukjizat, yang dengannya Dia menguatkan para rasul-Nya, ada dua macam: (a) Memiliki unsur material yang dapat ditangkap indera, bisa dirasakan, bisa dilihat mata, bisa didengar telinga. Berbagai ayat yang dibawa para nabi terdahulu dan yang disebutkan Alquran, termasuk dalam jenis ini, seperti onta nabi Shalih, tongkat musa, sulaiman yang mengerti bahasa burung dan segala hewan, isa yang menyembuhkan orang buta dan sakit sopak serta menghidupkan orang mati dengan seizin Allah. (b) Memilik unsur sastra dan akal, seperti Alquranul- karim, mukzijat paling besar yang diberikan kepada Muhammad Saw, yang berupa mukjizat spriritual dan bukan material, ayat yang bernuansa akal dan bukan inderawi.[3]

4. Syarat- syarat Mu’jizat Ilahi

Syarat-syarat mu’jizat menurut penjelasan ada lima, bila kelima-limanaya tidak terpenuhi, maka tidak dinamakan mu’jizat, yaitu: (a) Mukjizat adalah sesuatu yang tidak sanggup dilakukan siapapun selain Allah Tuhan sekalian alam. (b) Tidak sesuai dengan kebiasaan dan berlawanan dengan hukum alam (c) Mukjizat harus berupa hal yang dijadikan saksi oleh seoarang yang mengaku membawa risalah ilahi sebagai bukti atas kebenaran pengakuannya. (d) Terjadi bertepatan dengan pengakuan Nabi yang mengajak bertanding menggunakan mu’jizat tersebut. (e) Tidak ada seorangpun yang dapat membuktikan dan membandingkan dalam pertandingan tersebut.

5Unsur-unsur yang Menyertai Mukjizat

a.  Hal atau peristiwa yang luar biasa

Peristiwa-peristiwa alam, misalnya, yang terlihat sehari- hari, walaupun menakjubkan tidak dinamai mukjizat, karena ia telah merupakan sesuatu yang biasa. Yang dimaksud dengan luar biasa adalah sesuatu yang berada di luar jangkauan sebab dan akbiat yang diketahui secara umum hukum-hukumnya.

b. Terjadi atau dipaparkan oleh seorang yang mengaku nabi

Tidak mustahil terjadi hal-hal di luar kebiasaan pada diri siapa pun. Namun apabila bukan dari seorang yang mengaku nabi, maka ia tidak dinamai mukjizat.

c. Mengandung tantangan terhadap yang meragukan kenabian

Tentu saja tantangan ini harus berbarengan dengan pengakuannya sebagai nabi, bukan sebelum atau sesudahnya.

d. Tantangan tersebut tidak mampu atau gagal dilayani

Bila yang ditantang berhasil melakukan hal serupa, maka ini berarti bahwa pengakuan sang penantang tidak terbukti. Perlu digarisbawahi di sini bahwa kandungan tantangan harus benar-benar dipahami oleh yang ditantang. Bahkan untuk lebih membuktikannya kegagalan mereka, biasanya aspek kemukjizatannya masing- masing nabi adalah hal-hal yang sesuai dengan bidang keahliann umatnya.[4]

B. Signifikansi (Pentingnya) I’jaz Al-Quran

I’jaz al-Quran dapat memberikan manfaat bagi orang yang mempelajari dan mengkaji Baik itu orang awam ataupun para ilmuan, cendikiawan, dan semua kalangan manusia yang senantiasa mempergunakan akal sehatnya. Adapun manfaat yang dapat dipetik dari I’jaz al-Quran akan disebutkan dibawah ini.

  1. Kelembutan, keindahan, keserasian kalimat dan redaksi al-Quran dapat memberikan kesegaran kepada akal dan hati, baik orang awam ataupun kaum cendikiawan.
  2. Gaya bahasa yang indah dapat dijadikan sebagai media dakwah untuk menarik hati orang.
  3. Dengan adanya berita-berita ghaib, itu dapat dijadikan ibrah guna memperkokoh iman kepada Allah dan membimbing perbuatan ke arah yang benar.
  4. Dapat dijadikan hujjah dalam menyampaikan kebenaran al-Qur’an bagi orang-orang yang ragu.
  5. Dapat mengokohkan keyakinan akan kebenaran Risalah Muhammad Saw.
  6.  Dapat mengetahui keagungan Allah dengan mengenal isyarat ilmiah yang ada di alam dunia.
  7. Dapat menjadi motivasi untuk selalu bereksperimen, berinovasi, dan berkarya dalam ilmu pengetahuan.
  8. Mengetahui kelemahan dan kekurangan manusia.
  9. Aturan-aturan hukumnya dapat dijadikan sebagai landasan dalam beribadah, baik ibadah secara vertikal ataupun horizontal.
  10. Dapat menjaga kehormatan, harta, jiwa, akal, dan keturunan dengan menganut dan mengindahkan tasyri-Nya

       C.  Beberapa Sisi Kemukjizatan Alquran
  •       Susunan yang indah, beberapa setiap susunan yang ada dalam bahasa orang-orang arab
  •       Adanya uslub yang aneh, berbeda dengan semua uslub-uslub bahasa Arab
  •     Sifat agung yang tidak mungkin lagi seorang makhluk untuk mendatangkan hal yang seperti itu.
  •     Bentuk undang-undang yang detail lagi sempurna yang melebihi setiap undang- undang buatan manusia
  •       Mengabarkan hal-hal ghaib yang tidak bisa diketahui kecuali dengan wahyu.
  •   Tidak bertentangan dengan pengetahuan- pengetahuan umum yang dipastikan kebenarannya.
  •       Menepati janji dan ancaman yang dikabarkan Alquran
  •   Adanya ilmu-ilmu pengetahuan yang terkandung didalamnya (ilmu pengetahuan agamadan ilmu pengetahuan umum)
  •       Memenuhi segala kebutuhan manusia

        D. Arah Baru Dalam Memahami Kemu’jizat Alquran

Pada awal nya pemabahasan mengenai kemukjizatan alquran lebih terfokus pada aspek kebahasaannya, cerita ghaib, cerita nabi dan rasul terdahulu.[5]Sementara saat ini terdapat arah baru dalam memahami kemukjizatan alquran yaitu daris egi sains dan teknologi. Misalnya M. Ismail ibahim dalam bukunya yang berjudul alquran wa I’jahia-ilmi mendescripsikan berbagai ayat yang menunjukkan kemukjizatan yang ilmiah dan relevansi, mengapa mukjizat nabi muhammad berupa alquran dan mengapa alquran merupakan mukjizat yang terbesar baginya.

 

KESIMPULAN

Kata mukjizat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai “keajaiban ajaib yang sukar dijangkau oleh kemampuan akal manusia. “Pengertian ini tidak sama dengan pengertian kata tersebut dalam istilah agama Islam.

Istilah I’jaz dari kata ‘ajaza ya’jizu ‘ajzan : “ajuzan : ma’jizan :ma’jizatan, yang berarti menjadikan lemah, yang ajaib menakjubkan, mukjizat. Dalam kamus bahasa indonesi diartikan: peristiwa yang ajaib yang menyimpang dari hukum- hukum alam.

Kata mukjizat terambil dari kata bahasa Arab (a’jaza) yang berarti “melemahkan atau menjadi tidak mampu”. Pelakunya (yang melemahkan) dinamai mu’jiz dan bila kemampuannya melemahkan pihak lain amat menonjol sehinnga mampu membungkam lawan, maka ia dinamai (mu’jizat). Tambahan ta’marbuthah pada akhir kata itu mengandung makna mubalaghah.

Mukjizat didefenisikan oleh pakar agama Islam, antara lain, sebagai “suatu hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi melaui seorang yang mengaku nabi, sebagai bukti kenabiannya yang ditantangkan kepada yang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan hal serupa, namun mereka tidak mampu melayani tantangan itu.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Abdushsamad Kamil Muhammad, Mukjizat Ilmiah Dalam Alquran,Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003

Adam Muchtar, Ulumul Al Quran: Study Perkembangan Pesantren Al-Quran Sebuah Pengantar Ulum Alquran, Bandung: Media Utam, 2014

Al-Munawar Husin Agil Said, Al-Quran Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki

Adam Muchtar, Ulumul Al Quran: Study Perkembangan Pesantren Al-Quran Sebuah Pengantar Ulum Alquran, Bandung: Media Utam, 2014

Al-Qadhawi Yusuf, Bagaimana Berinteraksi Dengan Alquran, Jakarta: Pustaka Al-Kautsa, 2000

Shihab Quraish. M, Mukjizat Al-Quran, Bandung:Mizan, 1997

 

 



[1] M.Qurasih Shihab (1997), Mukjizat Al-Quran, Bandung:Mizan, h.23

 

[2]Said agil husin al-munawar (2002), Al-Quran Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki jakarta: ciputat press h. 31-33

 

[3] Yusuf Al-Qaradhawi (200), Bagaimana Berinteraksi Dengan Alquran, Jakarta: Pustaka Al-Kautsa, h.24-28

 

 

[4]M.Qurasih Shihab (1997), Mukjizat Al-Quran,  h.24-24

[5] Djalal, Ulumul quran, h. 271

Share:

0 Post a Comment:

Posting Komentar

Pengikut

Arsip Blog

Definition List

Unordered List

Support