Sudah lama dinyatakan
bahwa ada dua jenis keberanian, yaitu keberanian fisik dan moral.
Keberanian fisik adalah
kesatria yang turun laga. Contohnya seperti pemadam kebakaran yang memasuki
bangunan terbakar. Penjelajah yang menuju kutub, menantang alam.
Keberanian moral adalah
pembongkar rahasia yang menantang pihak-pihak berkuasa. Orang yang berani
menyatakan kebenaran yang tak bakal diungkap oleh orang lain. Pengusaha yang
mulai berbisnis, dan mengadu nasib.
Keberanian adalah resiko.
Keberanian adalah
pengorbanan..
…komitmen.
…kegigihan
…kebenaran
…tekad.
Ketika kita melakukan
sesuatu yang orang lain tak bisa atau tak mau lakukan. Ketika kita melakukan
sesuatu yang orang lain pikir kita tak seharusnya atau tak bisa lakukan. Kalau tak
demikian, itu bukan keberanian. Kita harus menantang sesuatu atau seseorang.
Tetap saja, keberanian
adalah sesuatu yang sukar didefenisikan. Kita mengenalinya bila melihatnya,
tapi sukar menyatakannya. Sesuai dengan itu, tujuan buku ini bukan memberi
defenisi. Keberanian, yang lebih langka dari pada permata berharga, adalah
sesuatu yang mesti kita amati dari orang banyak. Dengan mengamati berbagai
bagian dan potongannya, kesempurnaan dan ketidaksempurnaannya, kita bisa
mendapat pemahaman akan nilai keseluruhannya. Tiap sudut pandang memberi kita
tambahan wawasan.
Perlu keberanian untuk
mencalonkan diri sebag pejabat public. Perlu keberanian untuk menerbitkan karya
tulis. Ada keputusan pindah partai politik. Ikut bertempur pada Perang Dunia I.
Ada jugakah
kegagalan-kegagalan keberanian sepanjang jalan itu? Kesalahan yang dibuat? Kesempatan
yang tak diambil? Tak diragukan lagi. Namun, mari kita melihat momen-momen keberanian
dan belajar darinya, bukan focus ke kekurangan pihak lain sebagai alasan untuk
kekurangan diri sendiri.
Sejarah di tulis dengan
darah, keringat, dan air mata serta tertatah di keabadian oleh ketahanan
orang-orang yang berani.
Orang yang menaklukkan
rasa takut, bertindak dengan keberanian, dan dalam beberapa kasus, sejenak
mencapai tataran kehidupan yang lebih tinggi mereka memasuki aula para
pahlawan, setara dan sejajar dengan seisinya.
Keberaian menyeru kepada
tiap kita dengan berbeda, pada waktu berbeda, dalam bentuk yang berbeda. Namun ditiap
kasus, keberanian bersal dari dalam.
Pertama, kita dipanggil
untuk melampaui rasa takut dan pengecut. Kemudian, kita diseur untuk berani
menghadapi keadaan, kemungkinan, keterbatasan. Akhirnya, kita diajak menjadi
pahlawan, barangkali untuk satu saat kejayaan saja, ketika kita diminta
melakukan sesuatu bagi pihak selain diri sendiri.
Panggilan apapun yang anda
dengar sekarang, yang penting adalah anda menjawabnya. Yang penting adalah anda
menanggapinya.
Di dunia buruk rupa,
keberanian itu indah. Keberanian memungkinkan keberadaan hal-hal yang indah.
Kata siapa kebenaran harus
langka?
Anda mengambil buku ini
karena anda tahu keberanian tak harus langka.
(Dikutip dalam buku
Courage Is a Call to Action-Ryan Holiday)
0 Post a Comment:
Posting Komentar