Mhd. Reza
Fahlevi ZA, M.Pd
(Guru MAS Al Washliyah Desa Pakam-Batubara)
Ibnu Suhnun, begitu banyak orang
yang memanggilnya. Nama itu sesungguhnya adalah julukan. Maknanya “Si pemikir
kritis dan tajam.” Nama lengkapnya adalah Abdullah Muhammad. Lahir tahun 201 H
di desa Gadat, Maroko. Ia lahir dari keluarga ulama bermazhab Maliki
sebagaimana dianut pada umumnya masyarakat Maroko.
Namanya sangat dikenal publik
sebagai ulama besar ahli dalam banyak disiplin ilmu keislaman, kharismatik,
fasih, sangat cerdas. Hari-harinya dihabiskan untuk membaca, mengajar, dan
menulis buku. Hampir tidak ada waktu kosong. Setiap hari pengajian yang
diselenggarakannya dihadiri tidak kurang dari 400 orang santrinya.
Suhnun juga menulis sejumlah buku
Antara lain yang terkenal: Adab al-‘Alim (etika guru/ulama), Musnad
al-Ahadits, Risalah fi al Sunnah, Kitab al-Ibadah da Ajwibah
Ibn Suhnun (jawaban-jawaban Ibnu Suhnun atas berbagai problem kehidupan
dalam masyarakat)
Ada yang menarik tentang ulama besar
ini. Sangat rajin membaca sampai lupa makan. Ini dikisahkan dalam kitab Tartib
al-Madarik karya Qadhi Iyadh. Imam Suhnun suatu hari sibuk menulis sebuah
kitab hadis. Pembantu rumahnya, Ummu Madam, datang memberitahu waktu makan.
Suhnun bilang “Tunggu ya, masih sibuk.” Sang pembantu menunggu saja, bahkan
sampai berjam-jam. Dia merasakan majikannya sangat lapar, meski tak
dirasakannya. Maka dia mengambil makanan, lalu menyuapinya sesuap demi sesuap.
Majikannya diam saja. Matanya terus membaca buku-buku referensi dan tangannya
terus menulis. Dan waktu terus berjalan sampai suara terdengar. Suhnun baru
berhenti, dan meminta pembantunya menambil makanan yang tadi ditawarkannya itu.
Katanya: “Maafkan aku Ummi Madam, aku tadi sangat sibuk. Ambillah makanan itu”.
Ummi Madam menjawab: “Tuan, aku tadi telah menyuapimu.” Sang tuan menjawab,
“Lho, kok aku enggak merasa ya?”
(Dikutip dalam Kitab Lisalul Hal)
0 Post a Comment:
Posting Komentar