"Dengan membaca kamu mengenal dunia. Dengan Menulis kamu dikenal Dunia."

murevi18.blogspot.com

Minggu, 01 Januari 2023

PARA ULAMA JUGA MENCARI NAFKAH

Sayyidina Umar bin Khattab r.a pernah mengatakan kepada orang-orang yang memahami tawakal sebagai pasrah kepada Tuhan sepenuhnya tanpa harus bekerja atau berusaha (kasab): “Tuhan tidak akan menurunkan emas dari langit”

“Janganlah kalian duduk-duduk saja dalam mencari rezeki lalu berdoa, : ‘Ya Allah, berilah aku rezeki. Kalian tahu bahwa langit tidak menurunkan emas, tidak juga perak.”

Ucapan ini mengandung arti bahwa rezeki tidak bisa diperoleh dengan mengandalkan atau menunggu pertolongan Tuhan semata atau mengharapkan pemberian orang lain, melainkan harus dicari melalui usaha dan bekerja dengan sungguh-sungguh.

Nabi SAW bersabda ketika disebutkan nama “burung”. Burung itu pergi pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang sore dalam keadaan  kenyang.” Artinya, burung itu pergi mencari makanan.

Para ulama besar dan kaum sufi selalu menekankan pentingnya bekerja atau memiliki pekerjaan. Mereka sendiri juga terlibat dalam usaha perdagangan, pertanian, perkebunan, peternakan, menjahit, bertenun, dan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan masanya.

Abu Hanifah dikenal sebagai al-Bazzzar, pedagang kain. Ia mempunyai took dan melayani sendiri. Pada saat-saat tidak ada pembeli, Abu Hanifah mengisi waktunya dengan membaca kitab atau memberi fatwa. Ayah Imam Al-Ghazali juga seorang pemintal benang untuk dijadikan kain. Sari al-Saqathi, seorang sufi besar (w. 225 H/871 M), adalah seorang saudagar bangunan di pasar. Abu al-Qasim al-Junaidi (w. 295H/910 M) memiliki took pemotong kaca dan melayani sendiri para pembelinya.

Abu Husain al-Nuri pernah menceritkan sosok al-Qusyairi (w. 465H/1072M), sufi besar dan penulis buku tasawuf terkenal risalah al-Qusyairiyah. katanya:

“Setiap pagi ia (al-Qusyairi) berangkat dari rumahnya menuju tokonya dan membeli beberapa potong roti ditengah jalan. ia memberikan sebagian roti yang dibelinya tersebut kepada orang yang memerlukannya. Menjelang sholat zuhur, ia pergi ke masjid untuk menunaikan ibadah kepada Allah. Setelah itu, ia kembali ke tokonya. Tidak banyak orang yang tahu bahwa setiap hari ia berpuasa. Para pedagang yang lain menyangka bahwa ia telah sarapan atau makan dirumahnya. Sementara orang rumah menduga ia sudah makan di pasar. Selama dua puluh tahun ia melakukan pekerjaan seperti itu.

Ibnu Khafif memberitahukan kepada kita: “Pada masaku, kebanyakan guru sufi memiliki pekerjaan sebagai penghidupan (penopang hidup) mereka. Aku sendiri belajar memintal benang. Hasilnya aku jual di pasar untuk menghidupi keluargaku.”

Ketika Nabi saw. bersama sahabat-sahabatnya melakukan sebuah perjalanan perang diluar kota, mereka melihat seorang pemuda dengan tubuh yang kekar tengah mencangkul di sawah. Salah seorang sahabat bergumam sendiri,: “Andaikan saja ia kita tarik untuk ikut berperang bersama kita.”

Nabi saw. mendengar gumaman sahabat tersebut lalu memberi komentar: “Jika ia bekerja untuk menghidupi dirinya dan keluarganya maka ia adalah pejuang sama seperti kita.”

(Dikutip Dalam kitab Lisanul Hal)

Oleh : Mhd. Reza Fahlevi ZA

Share:

0 Post a Comment:

Posting Komentar

Pengikut

Arsip Blog

Definition List

Unordered List

Support