Seorang Sufi penyair terkemuka dari Persia, Sa’di Syirazi,
bercerita: Suatu hari Raja Anusyirwan yang adil itu pergi berburu rusa dan
diiringi para pembantunya. Ketika rusa diperoleh, ia meminta para punggawa
membakarnya. Bumbu-bumbu disiapkan. Tetapi ada satu yang ketingggalan yaitu
garam.
Raja meminta salah seorang di antara mereka mencari segenggam garam
di rumah penduduk desa terdekat. Sebelum berangkat, Raja berkata, “Belilah
garam rakyat itu sesuai harganya. Kamu jangan biasakan diri mengambil hak orang
lain dikampung mu begitu saja. Kelak kampung itu akan binasa karenanya.
Si punggawa heran:”Apakah yang salah bila aku ambil segenggam garam
itu, seberapakah harga barang yang remeh itu?
Dengan tenang Raja menjawab: “Kezaliman di dunia ini dimulai dari
yang kecil. Tetapi, orang-orang yang datang kemudian akan mengambil lebih dari
pendahulunya. Jika Raja mengambil hanya segenggam garam, para pejabat akan
merampas tanah sebahu. Jika Raja mengambil sebiji apel dari kebun milik orang,
para pejabat akan mencabut pohon itu keakar-akarnya. Jika Raja membolehkan
mengambil lima butit telor, maka seribu ekor ayam akan menyusul dipanggang si
pejabat. Orang zalim memang taka da yang kekal. Tapi kutukan karena kezaliman
akan abadi.
(Dikutip dalam kitab Lisanul Hal)
Desa Medang, Oleh: Mhd. Reza Fahelvi ZA, M.Pd
0 Post a Comment:
Posting Komentar