"Dengan membaca kamu mengenal dunia. Dengan Menulis kamu dikenal Dunia."

murevi18.blogspot.com

Sabtu, 10 Desember 2022

SI TELANJANG KAKI

Mhd. Reza Fahlevi ZA, M.Pd


Bisyr al Hafi. Nama lengkapnya adalah Bisyr bin al-Harits bin ‘Abd al-Rahman bin ‘Atha Abu Nashr al-Mawarzi al-Baghdadi. Ia seorang Imam, al-Muhaddisin (ahli hadis), al-Zahid (ugahari), Sufi besar, dan Syaikh Islam. Lahir di dekat kota Merv, Turkmenistan, tahun 152 H.

Saat masih muda, dia dikenal sebagai pemuda berandalan dan senang minum-minum di kafe sampai mabuk. Lalu Allah memberinya hidayah. Dia bertobat dengan sungguh-sungguh. Bisyr kemudian melalang buana mencari ilmu, mempelajari hadis kepada banyak ulama besar pada masanya. Antara lain Imam Malik, Syuraik, Hammad bin Zaid, Ibrahim bin Sa’d, Fudhail bin Iyadh, Ibn al-Mubarak dan Abd al-Rahmad bin Zaid bin Aslam dan sejumlah ulama besar lainnya. Niatnya yang tulus untuk menimba ilmu pengetahuan ketuhanan mengantarkannya sebagai salah satu seorang ulama besar generasi Salaf Saleh. Sejumlah ulama yang menjadi murid Bisyr antara lain: al-Sirri al-Saqathi sufi besar Ibrahim bin Hani al-Naisaburi, Umar bin Musa al-Jalla, dan lain-lain.

“Al-Hafi” adalah nama julukan Bisyr. Maknanya adalah “Si Telanjang Kaki” (tanpa alas kaki). Ini karena kemana-mana ia berjalan tanpa alas kaki. Mengapa ia berjalan tanpa alas kaki ?

Ada sebuah cerita mengenai hal ini. Ibn Khalikan, dalam wafayat al-A’yan (Biografi Para Tokoh), menceritakan, “Suatu hari Bisyr pergi ketempat tukang sol sandal. Ia meminta tali benang untuk menjahit sandalnya yang rusak. Si tukang sol mengatakan: Kamu ini suka sekali membebani orang. Mendengar jawaban itu, ia segera membuang sandal rusak yang masih dipakai dikakinya. Dan ia bersumpah untuk tidak akan mengenakan sandal, alas kaki, selama-lamanya.”

Para penulis biografi Bisyr al-Hafi, antara lain Khatib al-Baghdadi, Penulis Tarikh Baghdad (Sejarah Baghdad), mengatakan “Bisyr al Hafi adalah alim terkemuka dalam ke’ugaharian’, bersahaja dan kesungguhannya menjaga diri dari segala ucapan dan perbuatan yang tak patut (zuhud dan wara’i).” Penulis lain mengatakan, “Ia tidak bekata-kata kecuali kata-kata yang baik. Jika ia bicara, yang keluar dari mulutnya adalah kata-kata yang bijak, kearifan, dan nasihat-nasihat yang mencerahkan.”

Bisyr al-Hafi banyak menulis Puisi-puisi sufistik. Inilah salah satunya:

Mereka bilang, “Kau mau saja hidup seperti itu”

Aku katakana, “Qanaah” adalah kaya

kaya bukanlah banyak harta atau uang

Aku tekah rela menerima pemberian Allah

Ketika sulit maupun ketika lapang

Aku tidak menempuh kecuali jalan lurus.

 Qanaah bermakna menerima pemberian Allah dengan tulus, tidak bergantung kepada orang lain, tetapi ia bukan berarti tidak mau bekerja atau seorang fatalis. Bisyr al-Hafi mengatakan:

            “Orang yang malas bekerja, hidupnya akan susah.”

            Ia selalu mengingatkan para sahabatnya akan hadis Nabi ini:

“Sungguh beruntung orang yang pasrah kepada Allah yang memperoleh rezeki dengan merasa rela atas pemberian Allah itu,” (HR. Muslim)

            Ulama besar ini tidak menikah sampai akhir hidupnya. Ia memilih menjalani kehidupan spiritual dan intelektual.

            Suatu malam, ketika Bisyr al-hafi sedang terbaring menanti ajalnya pada tahun 227 H/841 M, tiba-tiba datang seseorang dan mengeluhkan nasibnya kepadanya. Bisyr pun menyerahkan seluruh pakaian yang dia kenakan kepada orang tadi. Dia lantas memakai pakaian lain yang dia pinjam dari salah satu seorang sahabatnya. Dengan menggunakan pakaian pinjaman itulah sang Waliyullah tersebut menghadap Tuhannya.

            Bisyr al-Hafi meninggal tahun 227 H di Baghdad. Yang menshalatkan dan mengantarkannya banyak sekali, sampai-sampai dikatakan: “tidaklah jenazah keluar dari rumahnya ba’da shalat subuh baru dimakamkan sehabis shalat isya.

 

(Dikutip dalam Kitab Lisanul Hal)

Share:

0 Post a Comment:

Posting Komentar

Pengikut

Definition List

Unordered List

Support