Mhd. Reza Fahlevi ZA, M.Pd
Pada suatu
saat, Iblis mendatangi Nabi Musa AS, seraya berkata, “Aku ingin mengajarkan
kepada mu 1003 nasihat.” Nabi Musa menjawab, “Sesungguhnya aku lebih mengetahui
apa yang engkau ketahui, Aku tidak memerlukan nasihatmu.”
Lalu malaikat
Jibril turun ke bumi menemui Nabi Musa As dan berkata, “Wahai Musa,
sesungguhnya Allah berfirman, “Seribu nasihat iblis adalah tipudaya. Namun
dengarlah tiga nasihat darinya.” Maka Nabi Musa As berkata kepada Iblis, “hai
Iblis. Sampaikanlah tiga nasihat saja dari 1003 nasihatmu.”
Iblis berkata,
“Pertama, saat terlintas di hatimu niat untuk melakukan perbuatan baik, maka
segeralah melakukannya. Sebab, jika engkau menunda-nunda, maka aku akan membuat
engkau menyesal. Kedua, jika engkau duduk dengan wanita asing (wanita yang
bukan muhrim), janganlah engkau melupakanku. Sebab aku akan memaksamu melakukan
zina. Ketiga, ketika kemarahan menguasai dirimu, kendalikanlah. Sebab, jika
engkau tidak mengendalikan kemarahanmu, maka aku akan menimbulkan fitnah
(bencana).”
Selanjutnya,
Iblis berkata, “Wahai Musa, aku telah menyampaikan tiga nasihat kepadamu, maka
mohonkanlah kepada Allah, ampunan dan Rahmat-Nya untukku.”
Lalu, Nabi Musa
As memohon kepada Allah, ampunan untuk Iblis. Kemudian disampaikan kepada Nabi
Musa, “Hai Musa (sampaikan kepada Iblis) Aku akan mengampuni dosanya asalkan
dia memenuhi satu syarat, yaitu ia harus pergi kekuburan Adam, dan sujudlah di
dahapan kuburan Adam.”
Nabi Musa As
menyampaikan kepada Iblis, dan Iblis berkata, “Wahai Musa, saat Adam masih
hiduppun aku tidak mau sujud di hadapannya, maka bagaimana mungkin sekarang aku
bersedia sujud di hadapan kuburannya.?”
Sebagaimana telah dikemukakan
sebelumnya, bahwa Iblis tetaplah Iblis. Musuh Allah tetaplah musuh Allah.
Keburukan tetaplah keburukan. Tapi seburuk apapun sesuatu, boleh jadi ada sisi
tertentu, yang bisa menjadi pelajaran
bagi manusia. Nasihat Iblis adalah tipu daya, tapi ada pelajaran yang bisa di
petik. Bahwa sebenarnya, kita diingatkan tentang perangkap yang biasa dipakai
Iblis untuk menjerat dan menjerumuskan manusia. Karena itu, waspadalah selalu.
Pertama,
adalah benar, jika kita berkeinginan untuk melakukan suatu kebaikan, segeralah
dilaksanakan, janganlah ditunda-tunda. Jika keinginan melakukan suatu kebaikan
itu di tunda-tunda, biasanya ada saja halangan atau sebab yang akan datang,
yang tidak kita duga, yang dapat menghalangi kita melakukan kebaikan tersebut.
Hal
seperti sangat sering dan sangat banyak terjadi dalam kehdiupan manusia,
termasuk mungkin terjadi pada diri kita sendiri. Ketika hendak shalat,
misalnya, dan waktu shalat sudah tiba. Terkadang ada godaan, “Ah, sebentar
lagi…aah , nanti sajalah, aahh waktunya masih panjang.” Lalu kitapun
menunda-nunda pelaksanaan shalat itu, terus menunda, hingga habis waktu shalat,
dan shalat pun tidak dilaksanakan.
begitu
juga terjadi pada kebaikan-kebaikan lain yang ingin kita lakukan: sedekah,
membaca buku, berzikir, menyambung tali silaturahim, menolong orang, dan
sebagainya. Kita suka menunda-nunda melaksanakan kebaikan itu, sampai akhirnya
kebaikan-kebaikan itu tidak kita lakukan, karena berbagai macam alasan. Dan
penghalang utama adalah iblis, adalah setan.
Kedua,
berapa banyak orang yang telah terjatuh pada perbuatan maksiat, bahkan
perzinaan, akibat selalu berduaan dengan perempuan asing, perempuan yang bukan
istrinya yang bukan muhrim, di tempat-tempat yang sepi yang tersembunyi. Nabi
Saw telah mengingatkan kita,”Janganlah berduaan di tempat sepi dengan wanita
yang bukan muhrim, karena sesungguhnya yang ketiga adalah setan.”
Ketiga,
kendalikan marah. Lihatlah orang yang sedang marah, wajahnya menjadi merah. Dan
merah adalah warna api, sedangkan setan berasal dari api. Orang yang marah dan
tidak mengendalikan marahnya, maka ia akan dipermainkan oleh setan, seperti
anak-anak mempermainkan bola. Setan akan menendang ke mana-mana. Sebab,
kemarahan adalah salah satu jebakan setan untuk memperdayakan manusia.
Maka
salah satu ciri ketakwaan adalah “mengendalikan marah.” Rasulullah Saw
bersabda, “Bukanlah orang kuat itu yang pandai berkelahi. Tapi orang kuat itu
adalah yang mampu mengendalikan dirinya pada waktu marah.”
Keempat,
bahwa penyebab utama Iblis dilaknat oleh Allah dan diusir dari surge karena ia
membangkang perintah Allah untuk sujud (menghormati) Adam, setelah Adam
diciptakan. Dan pembangkangan itu karena keangkuhannya, karena kesombongannya.
Ia merasa tidak patut sujud (menghormati) Adam, sebab ia lebih baik dari Adam.
0 Post a Comment:
Posting Komentar