Ala al-Din al-Kasani (w. 578 H), pengarang kitab Badai’
al-Shanai’ fi Tartib al-Syarai’, sebuah buku referensi utama fiqih
bermazhab Hanafi adalah ulama besar bergelar “Malik al-Ulama” (Raja para
ulama). Ia seorang santri/murid Muhammad bin Ahmad al-Samarkand, seorang faqih
besar pada zamannya. Kasani mengaji hampir semua kitab-kitab gurunya itu.
Syaikh Ahmad al-Samarkandi (dari Samarkand), sang guru, merasa
senang melihat ketekunan santrinya itu. Syaikh mempunyai anak perempuan bernama
Fatimah. Sejak kecil ia mengaji kepada ayahnya sampai menguasai banyak ilmu. Ia
hafal kitab ayahnya, al Tuflah, dikenal sebagai ulama perempuan (‘allamah,
faqihah). Bila sang ayah diminta fatwa oleh masyarakatnya, ia meminta
putrinya untuk menjawab, sementara dia sendiri ikut mendengarnya.
Disamping cerdas, Fatimah elok rupa dan menawan. Bahkan, raja-raja
diwilayah Turki dan Arab silih berganti datang menemui ayahnya untuk meminang
putrinya bagi para putra mahkota mereka. Akan tetapi, tidak satupun yang
diterima. Syekh, kemudian menawarkan putrinya kepala Ala al-Din, santrinya yang
cerdas dan rajin ibadah itu. Meski Ala al-Din merasa diri tak pantas menikahi
putri guru yang sangat dihormatinya itu. Dia juga santri miskin. Namun,
permintaan guru tidak etis jika ditolak.
Akan tetapi, Syekh hanya mau menikahkan putrinya jika Al al-Din
telah selesai menulis “syarh” (komentar) atas Kitab al-Tuhfah al-Fuqaha,
karyanya. Ala al-Din menyanggupinya, bukan hanya karena diminta gurunya, lebih
dari segalanya adalah kecantikan dan kecerdasan Fatimah. Maka ia segera
menulisnya.
Dalam waktu yang tidak terlalu lama, ia dapat menyelesaikan tulisan
itu yang diberi judul Badai’ al-Sanai’ fi Tartib al-Syarai’, terdiri
dari 7 jilid, masing-masing 450 halaman. Dan kitab inilah yang kemudian menjadi
“mahar” atau “mas kawin” si santri miskin itu menyunting putri cantik-cerdas
gurunya itu.
Para ulama sezamannya mengatakan, “Si Al al-Din” santri yang sangat
beruntung, mendapatkan dua permata nan elok; Fatimah dan Syarh Kitab Tulfah.
Dalam pendahuluan kitabnya, al-Kasani mengatakan, “Kitab ini berisi penjelasan
mengenai hukum-hukum Islam (ilm al-syarai wa al ahkam). Sesungguhnya
telah banyak buku yang ditulis mengenai oleh para guru kita. Semuanya baik dan
bermanfaat. Sayangnya, belum banyak yang menyusunnya dengan sistematika yang
rapi, kecuali guruku, pewaris al-Sunnah: Syekh Muhammad bin Ahmad bin Abi
Ahmad, Rais al-Sunnah (pimpinan al-Sunnah). Aku mengikuti jejaknya dan aku
memperoleh petunjuknya.”
Nama lengkap al-Kasani adalah al-Imam ‘Ala al-Din Abi Bakr bin
Mas’ud al-Kasani (penduduk Kasan, Turkistan) al-Hanafi (bermazhab Hanafi). Ia
meninggal dunia tahun 587 H.
(Dikutip dalam kitab Lisanul Hal-K.H Husein Muhammad)
0 Post a Comment:
Posting Komentar