"Dengan membaca kamu mengenal dunia. Dengan Menulis kamu dikenal Dunia."

murevi18.blogspot.com

Rabu, 06 September 2023

UNSUR-UNSUR UTAMA HADIS

Mari bersama kita mempelajari tentang unsur-unsur utama di dalam Hadis Nabi Saw. Harapannya Ananda akan memahami, memperhatikan dan menunjukkan perbedaan antara unsur-unsur utama di dalam hadis. Adapun bagian-bagian hadis yang menjadi objek penelitian di dalam bahasan hadis Nabi Saw terdiri dari dua bagian; yaitu silsilah periwayat yang menyampaikan riwayat hadis atau yang lebih dikenal dengan sanad; dan kedua adalah redaksi hadis atau dikenal dengan matan hadis. Untuk mengenali berbagai unsur-unsur di dalam hadis, marilah memahami berbagai definisi dari unsur-unsur utama di dalam hadis yang dimaksud.

Rawi

Rāwi adalah orang-orang yang menyampaikan dan menuliskan hadis Nabi Saw ke dalam kitab-kitab hadis dari apa yang didengar dan diterima dari gurunya. Rāwi hadis yang dimaksud adalah semisal Imam Bukhari, Imam Muslim, Abu Daud, Turmudzi, an-Nasa’i dan ibn Majah. Seorang penyusun kitab hadis ketika hendak mengakhiri redaksi matan hadis dari kitabnya, maka mereka menyematkan nama rawi pada akhir matan hadisnya. Berikut ini contohnya: :  Dari abi Hurairah ra., bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Seseorang bergantung pada ajaran agama temannya, maka perhatikanlah dengan siapa kamu akan berteman.” (HR. Imam al-Baihaqi di dalam kitabnya Su‟ab- al-Iman).

Rawi yang terakhir dari konten atau teks hadis Nabi Saw di atas adalah imam al-Baihaqi, kendatipun jarak antara kita dengan perawi sangat jauh dan tidak segenerasi dan tidak pula pernah berjumpa dengannya, namun kita dapat menemui hadis tersebut di dalam kitab beliau berjudul Su‟ab- al-Iman, dicetak di Beirut: Darul fikr, 1424 H, no. Hadis 3107, halaman 7.

Para ilmuan hadis mendapatkan gelar keahlian di bidang disiplin ilmu hadis yang sesuai dengan kemampuan hafalan hadisnya, melahirkan karya-karya, karena kemahiran yang diakui oleh para ulama sebagaimana yang dialami oleh Imam alBukhari. Gelar keahlian itu sebagai berikut :

a.  Amirul Mu'minin fil hadis

Amirul Mu‟minin adalah golongan ulama yang menguasai ilmu hadis dirayah dan riwayah, mengetahui seluruh hadis dengan sanad dan matannya, jarah dan ta’dilnya serta memiliki kekuatan hafalan yang tinggi. Adapun mereka yang memperoleh gelar ini adalah: Syu‟bah ibn al-Hajjaj, Sufyan al-Tsauri, Ibnu Hajar al-Asqalani, Imam al-Bukhari dan Imam Muslim.

b.      Al-Hakim

Gelar keahlian bagi imam-imam hadis yang menghafal seluruh hadis yang diriwayatkan dengan sanad dan matan serta memiliki kemampuan dan mengetahui karakteristik dan sifat-sifat baik ataupun buruk dari masing-masing sejarah perawi hadis. Di antara mereka yaitu: Imam al-Sy fi’i, Abu aud, Imam Turmudzi, Imam an- Nasa‟i.

c.       Al-Muhaddis

Pada dasarnya al-Muhaddits sama dengan al-Hafiz. Namun, belakangan, al Muhaddis dimaknai dengan orang yang mengerti sanad serta matan hadis, menghafal Rijal al-Hadis dari kutub al-sittah dan kitab lainnya, serta mengetahui sanad yang tinggi dan rendah. Mereka di antaranya adalah: Imam Ahmad bin Abdillah, Imam Ahmad bin Hajar al-Haitami dan Abdurrahman bin Nuhas.

d.      Al-Musnid

Al-Musnid merupakan sebutan bagi orang yang meriwayatkan hadis beserta sanadnya.

e.       Al-Hafiz

Gelar al-Hafiz diberikan kepada ulama yang memiliki kemampuan mentashihkan sanad dan matan hadis serta menunjukkan kemampuan ta’dil atau jarah kepada perawi. Menurut sebagian pendapat, al-Hafiz harus mempunyai kapasitas menghafal 100.000 hadis. Di antara mereka yang mendapatkan gelas sebagai alhafiz adalah al-‘Iraqī, Syarafuddin Al-dimyathi dan Ibnu aqīq al-id.

Setelah memuat dan merinci informasi dari unsur-unsur penting yang dibahas dalam hadis Nabi Saw, ananda diminta untuk menjelaskan silsilah perawi yang ada pada gambar di bawah ini. Di dalam kitab apakah silsilah perawi ini dapat ditemukan? Jika ananda sudah memahaminya, silahkan ananda mencari salah satu hadis Nabi yang lain dengan membuat kerangka seperti pada gambar di bawah ini. Kemudian diskusikan dan konsultasikan bersama guru dan temanteman semejamu! 

Sanad

Sanad secara bahasa adalah sandaran; sementara secara istilah adalah silsilah perawi yang meriwayatkan hadis hingga kepada matan hadis. Imam Nawawi menyatakan bila sanad suatu hadis bernilai Shahih maka hadis tersebut dapat diterima dan mengamalkannya adalah berpahala. Sementara jika kualitas sanad hadis tersebut tidak shahih maka harus ditinggalkan. Imam Ahmad bin Hanbal pernah berkata: “Mencari sanad āli (derajat yang tinggi) adalah tradisi dari para ulama salaf, karena para sahabat Abdullah ibn Umar mengadakan perjalanan dari Kufah menuju Madinah hanya untuk belajar dan mendengar dari Umar.” (Al Suy ti di dalam Kitab Tadrb al-Rawi).

Sanad Āli adalah sanad yang jumlah orang-orang terlibat dalam mata rantainya lebih sedikit dan semua orang yang tersebut adalah orang-orang terpercaya (tsiqah). Sebaliknya, disebut Sanad Nāzil; ialah orang-orang yang terlibat dalam mata rantai sanadnya lebih banyak. Sanad, Ali memiliki potensi lebih kecil dari kesalahan dalam mata rantai itu sendiri atau dalam redaksi bunyi matan (informasi) hadis yang dibawa. Sementara Sanad Nāzil berpotensi mengandung kesalahan, oleh karena itu, tradisi para ulama salaf terdahulu berusaha mencari Sanad Āli dengan usaha yang maksimal.

Di dalam bidang disiplin ilmu hadis, sanad hadis adalah barometer menentukan kualitas suatu hadis; kualitas hadis tersebut seperti sebutan hadis shahih, hadis hasan, dhoif atau hadis palsu. Andaikata di dalam silsilah sanad-sanad tersebut ada yang fasik atau suka berdusta maka derajat hadis tersebut bisa berkualitas dhoif hingga tidak dapat dijadikan sebagai dalil-hujjah untuk menetapkan suatu hukum di dalam ajaran agama Islam.

Sebagai bentuk latihan, coba ananda salin hadis di bawah ini lalu tunjukkan dan garis bawahi sanad-sanad hadis yang terdapat di dalam bunyi teks hadis di bawah ini. Selanjutnya tandai rawi dan matan hadis dengan warna pena yang berbeda!

 Matan

Matan di adalah penghujung dari sanad, yaitu sabda baginda Nabi Saw. Berbeda dengan musnid yaitu orang-orang yang menerangkan hadis Nabi Saw dengan menyebutkan sanadnya, sedangkan musnad adalah kumpulan hadis yang dikumpulkan oleh pengarangnya kemudian dijadikan sebuah kitab, contohnya musnad Imam Ahmad.

Untuk meneliti dan mengkritisi matan hadis dari segi kandungannya, maka perlu menggunakan berbagai pendekatan seperti rasio jumlah matan hadis yang diriwayatkan oleh berbagai perawi dalam sislilah rijal, pendekatan sejarah dan tidak lepas dari prinsip-prinsip ajaran pokok agama Islam.

Ada beberapa alasan yang menghambat dalam penelitian matan hadis antara lain:

a. Adanya periwayatan hadis secara maknawi;

b. Penelitian matan hadis dilakukan dengan berbagai pendekatan;

c. Adanya kandungan hadis yang bersifat ghaibiyah;

d. Langkanya kitab-kitab hadis yang memberikan petunjuk dalam penelitian matanul hadis.

Pada dasarnya tujuan pokok dari penelitian sanad maupun matan hadis adalah untuk mengetahui kualitas hadis sehingga dapat dijadikan sandaran dalam menentukan suatu hukum di dalam ajaran agama Islam. Contoh hadis dengan kualitas hadis shahih sebagai berikut: dari Jabir ra., berkata: Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda: “sesungguhnya batas antara seseorang yang melakukan perbuatan syirik dan kafir adalah meninggalkan shalat”. (HR. mam Muslim)

Dapat diketahui bahwa hadis tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim dengan kualitas hadis shahih. Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa orang muslim yang meninggalkan shalat fardhu lima waktu secara sengaja maka dirinya berada pada posisi antara orang kafir dan orang yang melakukan perbuatan syirik.

Sesugguhnya para ulama hadis telah banyak melakukan penelitian dalam menentukan kualitas hadis sehingga termuat-menyebar ke berbagai kitab hadis. Pertanyaannya, apakah penelitian hadis masih mutlak diperlukan untuk zaman dewasa ini? Silahkan ananda menjawab pertanyaan tersebut dengan menggunakan dalil naqli dan aqli.

 

 

Share:

0 Post a Comment:

Posting Komentar

Pengikut

Definition List

Unordered List

Support