"Dengan membaca kamu mengenal dunia. Dengan Menulis kamu dikenal Dunia."

murevi18.blogspot.com

Selasa, 19 September 2023

Pengertian Hadis Mutawātir, Syarat, Klasifikasi, Contoh dan Kedudukan nya


Pengertian hadis mutawātir

Secara bahasa kata ”mutawātir” berarti mutatābi’ yakni berturut-turut, beruntun, susul menyusul.

Dalam buku “At-taisīru fī musṭalaḥi al-ḥadīṡ” Mahmud Ṭahhān mendefinisikan mutawātir adalah: “Hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah orang banyak yang menurut kebiasaan mustahil sepakat dalam kebohongan mulai dari awal sanad hingga akhir sanad”.

Syarat-syarat hadis mutawātir

a.       Diriwayatkan oleh banyak orang.

Para ulama berbeda pendapat tentang jumlah rijāl yang tidak mungkin sepakat berbohong:

1)      Abu Thayyib menentukan sekurang-kurangnya 4 orang, pendapat tersebut diqiyaskan dengan saksi yang diperlukan hakim.

2)      Pengikut asy-Syafiiy menentukan minimal 5 orang, Pendapat tersebut diqiyaskan dengan jumlah para Nabi yang mendapat gelar ūlul azmi.

3)      Menurut Ibnu Hajar al-Asqalani dan Imam Nawawi dalam kitab Tadribu Periwayat sekurang-kurangnya 10 orang rijāl yang ṡiqah disetiap tingkatan sanad. (ini pendapat yang paling rājih menurut ahli hadis)

4)      Sebagian ulama menetapkan sekurang-kurangnya 20 orang.

b.      Tidak mungkin sepakat berbohong.

c.       Terjadinya disetiap tingkatan sanad mulai dari awal hingga akhir sanad

d.     Sandaran beritanya indrawi yaitu bentuk taḥammul (penerimaan’nya) harus mengatakan: “kami telah mendengar”, “kami telah melihat”, atau “kami telah merasakan”.

Klasifikasi Hadis Mutawātir

Hadis Mutawātir Lafżi

        Adalah hadis yang diriwayatkan oleh banyak periwayat dengan redaksi (lafaẓ) dan makna yang sama. Contoh:

“Barang siapa sengaja berdusta kepadaku maka hendaklah bersiap-siap menempati tempatnya di neraka”

Menurut Abu Bakar al-Bazzar, hadis tersebut diriwayatkan oleh 40 sahabat dengan susunan redaksi dan makna yang sama dan terahir diriwayatkan oleh hampir semua imam-imam al-kutubu as-sittah, diantaranya yaitu;

1)  Bukhari dari Abul Walid dari Syu’bah dari Jami’ bin Syidad dari Amir bin Abdullah dari Abdullah bin Zubair dari Zubair dari Nabi Saw.

2)   Abu Dawud dari Amr bin Aun dan Musaddad keduanya dapat hadis dari Khalid al-Ma’na dari Bayan bin Bisyrin dari Wabirah bin Abdurrahman dari Amir bin Abdullah dari Abdullah bin Zubair dari Zubair dari Nabi Saw.

3)      Darami dari Abdullah bin Shalih dari al-Laitsy dari Yazid bin Abdullah dari Amru bin Abdullah dari Abdullah bin Urwah dari Urwah bin Zubair dari Zubair dari Nabi Saw.

4)   Ibnu Majah dari Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Muhammad bin Basyaar keduanya dari Ghandur Muhammad bin Ja’far dari Jami’ bin Syidad dari Amir bin Abdullah dari Abdullah bin Zubair dari Nabi Saw.

5)   Tirmiżi dari Abu Hisyam dari Abu Bakar dari ‘Ashim dari Zirrin dari Abdullah bin Mas’ud dari Nabi Saw.

6)    Tirmiżi dari Sufyan bin Waqi’ dari Waqi’ dari Syarik dari Manshur dari Rib’iy bin Harasy dari Ali dari Nabi Saw.

7)   Tirmiżi dari Sufyan bin Waqi’ dari Waqi’ dari Syarik dari Samak dari Abdurrahman dari Ibn Mas’ud dari Nabi Saw.

8)      Ibnu Majah dari Muhammad bin Rimh dari Al-Laitsy dari Ibnu Syihab dari Anas bin Mālik dari Nabi Saw.

9)  Ahmad dari Muhammad bin Fudlail dari A’masy dari Hubaib dari Tsa’labah dari Ali bin Abi Thalib dari Nabi

10)  Ibnu Majah dari Isma’il bin Musa dari Syarik dari Samak dari Abdurrahman dari Abdullah bin Mas’ud dari Nabi.

Hadis tersebut diriwayatkan oleh puluhan sahabat dan terahir diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

Hadis Mutawātir Ma’nawy

Adalah hadis mutawātir yang susunan redaksi atau lafaẓ nya berbedabeda antara periwayat yang satu dengan yang lainnya, tetapi prinsip ma’nanya sama.

Hadis yang semacam itu, tidak kurang dari 30 buah dengan redaksi yang berbeda-beda.

Mutawātir ‘Amaly

Yaitu hadis yang diriwayatkan dengan jumlah sanad yang mutawātir namun hanya berupa pengamalan saja tanpa lafaẓ , seperti cara shalat Nabi, cara haji Nabi, dan lain-lain.

Kedudukan hadis mutawātir

Para ulama menegaskan bahwa hadis mutawātir menghasilkan pengetahuan yang pasti (ilmu qaṭ’i), yakni pengetahuan yang pasti bahwa sumbernya berasal dari Rasulullah Saw.

Para ulama juga menegaskan bahwa hadis mutawātir membuahkan “ilmu ḍarūriy” (pengetahuan yang sangat memaksa untuk diyakini kebenarannya), yakni pengetahuan yang tidak dapat dipungkiri bahwa perkataan, perbuatan, atau ketetapan yang disampaikan oleh hadis itu benar-benar berasal dari Rasulullah Saw.

Oleh karena itu, kedudukan hadis mutawātir sebagai sumber ajaran Islam tinggi sekali. Menolak hadis mutawātir sebagai sumber ajaran Islam sama halnya dengan menolak kedudukan Nabi Muhammad Saw. sebagai utusan Allah.

Buku yang ditulis tentang hadis mutawātir:

Al-Azhar al-Mutanāṡirah fi al-Akhbār al-Mutawātirah oleh Jalaluddin AsSuyuthi.

► Qaṭfu al-Azhār yaitu ringkasan kitab tadi oleh Jalaluddin as-Suyuthi.

Naẓmu al-Mutanāṡirah min al-Ḥadīṡ al-Mutawātirah oleh Muhammad bin Ja’far al-Kinani

 

 Sumber: Buku Hadis Ilmu Hadis Kementerian Agama RI

NB: Untuk Kalangan Siswa Madrasah Aliyah Kelas XI

Share:

0 Post a Comment:

Posting Komentar

Pengikut

Definition List

Unordered List

Support