Pengertian Hadis Ḥasan
Ḥasan menurut bahasa berarti baik atau
bagus. Sedangkan menurut istilah, ulama berbeda pendapat dalam mendefinisikan
hadis ḥasan. Di antaranya adalah:
“Hadis
yang sanadnya bersambung (tanpa putus), diriwayatkan oleh periwayat yang adil
dan memiliki daya ingat di bawah periwayat hadis ṣaḥīḥ, tidak syaż dan tidak
memiliki ‘ilat.”
Al-Khiṭābi berpendapat bahwa hadis ḥasan
adalah:
“Hadis
yang diketahui sumbernya, periwayat-periwayatnya dikenal, diterima oleh
mayoritas ulama dan matan hadisnya digunakan oleh seluruh ahli fiqh.”
Klasifikasi Hadis Ḥasan
a.
Hadis ḥasan li
ātihi
Adalah
hadis yang sesuai dengan definisi di atas. Syarat-syarat hadis ḥasan li ātihi:
1)
Periwayatnya „adil
2)
Sanadnya sambung
3)
Periwayatnya
bersifat ābiṭ, namun kurang sempurna ke ābiṭannya
4)
Tidak bertentangan
dengan hadis yang diriwayatkan oleh rijāl yang lebih ṡiqah
5)
Serta tidak ada
cacat yang samar yang menyebabkan turunnya derajat hadis
Contoh hadis ḥasan adalah hadis yang
diriwayatkan imam Ahmad bin Hambal, beliau menyampaikan:
Hadis ini ḥasan karena sanadnya muttasil,
tidak ada cacat, tidak syaż, semua periwayatnya terpercaya. Hanya saja Muhammad
bin „Amr tingkat hafalannya tidak sampai pada tingkat hafalalan periwayat hadis
ṣaḥīḥ. Maka derajatnya turun dari hadis ṣaḥīḥ ke hadis ḥasan.
b.
Hadis ḥasan li gairihi
Adalah Hadis da'īf yang memiliki jalur
sanad lebih dari satu, dan ke-da'īfannya tidak disebabkan rawinya fasik atau
pembohong. Dinamakan ḥasan li gairihi karena sebetulnya sanadnya tidak ḥasan,
akan tetapi menjadi ḥasan karena ada hadis lain.
Syarat-syarat
hadis ḥasan lighairihi adalah:
1)
Ada sanad lain,
satu atau lebih yang sederajat atau lebih kuat.
2)
Sebab ke da'īfannya
adalah bukan karena sebagai berikut;
a)
al-Każibu: bohong,
b)
Muttahammun bi
al-Każibi : dianggap bohong,
c)
Munkaru al-ḥadīṡ :
bertentangan dengan riwayat yang lebih ṡiqah,
d)
Faḥsyu al-galāṭ :
sering melakukan kesalahan yang fatal dalam meriwayatkan hadis.
3)
Sebab ke da'īf
annya adalah disebabkan karena berikut:
a)
Sū’u al-ḥifżi:
buruk hafalannya
b)
Mastur, majhūl,
mubham: ada profil rawi yang tidak dikenal.
c)
Mudallis: terdapat
rawi yang menyembunyikan sanad, seperti menyembunyikan nama gurunya atau
membuang rawi yang da’īf di antara dua rawi yang ṡiqah.
d)
Munqaṭi’: rentetan
rijāl al- ḥadīṡnya ada yang putus.
Marātib (Tingkatan
derajad) hadis ḥasan
Seperti halnya hadis shahih yang mempunyai
tingkatan, begitu juga hadis ḥasan juga mempunyai tingkatan sebagai berikut:
Pertama: hadis yang dikatakan ṣaḥīḥ dan ada yang mengatakan ḥasan, aitu yang
diriwayatkan oleh Bahz bin Hakim dari ayahnya dari kakeknya dan Amru bin Syuai
dari ayahnya dari kakeknya Ibnu Ishaq dari at-Taimi. Kedua: hadis yang
dikatakan ḥasan dan ada yang mengatakan a'īf, yaitu yang diriwayatkan oleh
al-Haris bin Abdullah, Ashim bin Dlamrah, Hajjaj bin Arthah.
Ungkapan Imam Tirmiżi berupa hadisu
hasanun shahihun sebetulnya janggal, karena hadis ḥasan di bawah tingkatan
hadis ṣaḥīḥ kenapa dikumpulkan? Ulama mengartikan ungkapan tersebut sebagaimana
berikut:
a) Jika sanadnya ada
dua atau lebih maka artinya sanad satunya ṣaḥīḥ dan sanad yang satunya ḥasan.
b)
Jika hanya satu
sanadnya: maka artinya ṣaḥīḥ menurut satu kaum dan ḥasan menurut kaum yang
lain.
Kedudukan hadis ḥasan.
Kedudukan hadis ḥasan liżātihi adalah di
bawah ṣaḥīḥ ligairihi dan diatas hadis ḥasan ligairihi. Maka hadis ḥasan dapat
dibuat hujah dan wajib diamalkan. Akan tetapi apabila bertentangan dengan hadis
ṣaḥīḥ maka yang dimenangkan hadis ṣaḥīḥ.
0 Post a Comment:
Posting Komentar