Selama ribuan tahun, manusia telah
mendapati diri terpaksa mengajukan satu pertanyaan terkenal kepada diri
sendiri. Berikut versinya dari Rabbi Hillel:
“Jika bukan saya,
lantas siapa ? jika bukan sekarang, lantas kapan?”
Atau seperti yang
dikatakan John Lewis:
“Jika bukan kita,
lantas siapa?”
Karena itu memang harus dilakukan. Pada salah satu saat tergelap
Perang Saudara AS, ketika Ulysses S. Grant telah mengepung koto Petersburg
satu-satunya halangan didepan ibu kota Konfederasi, Richmond selama satu bulan,
dia berkata, “Tugasnya berat dan harus dilakukan oleh seseorang.” Diperlukan
hampir Sembilan bulan untuk menghadapi musuh yang nekat dan berkedudukan kuat,
tapi Grant tak gentar. Dia tak goyah. Perhatiannya tak teralihkan, dia tak
melempar tanggung jawab ke orang lain, atau mengkhayalkan solusi yang kurang
berat.
Tidak. Dia tetap
disana. Bercokol. Memimpin. Ketika merebut Petersburg, dia melakukan apa yang
gagal dilakukan banyak sekali jenderal lain, pada saat terakhir. Dalam beberapa
minggu sesudahnya, pihak Selatan menyerah kalah. Tugasnya berat tapi karena ada
yang melakukannya dan tidak menghindar, akhirnya perang besar pun selesai.
Pada 1861, Oliver
Wendell Holmes merupakan putra keluarga kaya dan berkuasa. Dia bisa saja
menyuruh orang bertempur menggantikannya dalam Perang Saudara AS. Namun dia
tetap ikut jadi serdadu, bertempur, dan nyaris tewas di Gettyburg. Sesudah
kuliah hukum dan berpraktik sebagai pengecara swasta dengan penghasilan besar,
dia mendapat pekerjaan nyaman di Harvard yang bisa saja dia jalani sepanjang
hidup, aman dalam kepompong yaman dunia gagasan. Dia malah meninggalkan
pekerjaan itu dengan mengorbanan besar dalam uang dan hubungan untuk menjadi
hakim negara bagian karena dia percaya bahwa ahli hukum harus pergi ke tempat
hukum dibuat. Dia kemudian pindah ke Mahkamah Agung AS, tempat dia menjadi
hakim agung dan bekerja tanpa kenal lelah sampai berumur Sembilan puluh tahun rekor
dipengadilan.
“Saya pikir,
karena kehidupan adalah aksi dan semangat,” tulis Holmes, “Orang harus ikut
bersemangat dan beraksi agar tidak dianggap tidak hidup.”
“Memangnya siapa
aku, sampai harus menghadap Fir’aun? Tanya Musa ketika takdir memanggil.
Jawaban bagi dia sama seperti Anda: Orang yang tepat untuk pekerjaan yang
tepat.
Masing-masing kita
unik. Grant unik. Holmes unik. Masing-masing drai kita unik punya keahlian
sendiri, kumpulan pengalaman dan wawasan. Masing-masing dari kita menerima
panggilan. Jika kita tak menjawabnya, kita membuat dunia tak mendengar sesuatu.
Kegagalan kita bersikap berani bergema ke luar diri kita, ke kehidupan orang
lain.
Karena jika Anda
mengadopsi anak itu, latas siapa yang mau? Jika anda tak memulai bisnis, siapa
yang mau? Jika anda tidak mengatakan tiga kata ajaib itu hari ini, lantas
kapan?
Mungkin tak
satupun, mungkin tak akan pernah. Dan jika ada seseorang yang melakukannya, dia
bukan anda akan beda. Tak akan sebagus itu. Tak akan menjadi apa yang anda
bawa.
Kepercayaan bahwa
satu individu bisa membuat perubahan adalah langah pertama. Langkah berikutnya
adalah memahami bahwa anda bisa menjadi orang itu. (Ryan Holiday-Keberanian
Adalah Panggilan Untuk Bertindak)
0 Post a Comment:
Posting Komentar