Sumber
Ilmu.com-Hunain bin Ishaq dianggap oleh Ibnu
Ibri dan al-Qifthi sebagai sumber ilmu pengetahuan dan tambang kebajikan.
Lecrerc menyebutnya “tokoh terbesar abad IX” dan bahkan “salah seorang paling
cerdas yang pernah dikenal dalam sejarah”
Ia juga dikenal sebagai penerjemah
terbesar, Syekh al-Mutarjimin, karya-karya Yunani ke Bahasa Suriah lalu ke
Bahasa Arab. Ia juga menerjemahkan sejumlah besar karya filsuf besar
Aristoteles, antara lain Hermeneutika, Categories (Maqulat), Psysic (thabi’iyat)
dan Magna Moralia (Khulqiyyat). Ia juga menerjemahkan karya-karya Galen
(Galenus), Hippcrates, Dioscorides, juga karya-karya Platon. Antara lain Republica
(al-Siyasah)
Apabila terjemahan telah rampung, ia
segera menemui al-Makmun, dan sang khalifah membayarnya dengan emas seberat
buku yang diterjemahkan itu. Hunain bin Ishaq (Joannitus, 809-873 M), penganut
Ibadi, sekte Kristen Nestor dari Hira, adalah seorang sarjana, penerjemah, dan
dokter terkenal pada masa Dinasti Abbasiyah. Ia pernah menjabat sebagai dokter
pribadi Khalifah al-Mutawakkil ‘ala Allah (847-861 M) Ia pernah dijebloskan ke
penjara karena menolak untuk membuat racun bagi lawan politiknya. Ketika
ditanyakan, Hunain menjawab.
“Dua hal : agama dan profesi. Agama
saya mengajarkan bahwa kita harus berbuat baik, bahkan kepada musuh kita
sekalipun. Apalagi kepada teman sendiri. Dan profesi saya dibangun untuk
kebaikan manusia, untuk kebebasan dan kesembuhan orang-orang yang sakit.
Disamping itu, setiap dokter disumpah untuk tidak pernah memberikan obat
mematikan bagi manusia”. (Philips K. Hitti, History of the Arabs)
0 Post a Comment:
Posting Komentar