Hal yang selalu dimaklumi guru adalah beli buku baru
Bukan baju baru
Sumber
Ilmu.com-Setelah beberapa tahun
meninggalkan almamater pada umumnya guru lupa dengan tradisi membaca,
mengupdate ilmu pengetahuan. Almamater sebagai ibu kandung yang mengasuh
bagaimana tradisi keilmuan selama tiga atau empat tahun seakan tergerus dengan
padatnya pengalaman pasca wisuda. Betapa tidak karena untuk mendapatkan
pekerjaan baru, maka perlu penampilan baru, perlu gaya yang baru, sehingga para
guru lebih kepada upaya membeli baju baru, yang pada akhirnya tidak lagi perlu
buku baru.
Keadaan di atas bisa saja berlarut-larut, karena selalu kita dengar bahwa bila dapat pekerjaan, seorang guru “gaji pertama untuk syukuran dengan teman-teman, gaji kedua beli pakaian untuk meningkatkan penampilan, gaji ketiga menabung untuk membeli rumah atau rencana untuk keluarga.” Semua hal diatas alasannya adalah meningkatkan kinerja agar lebih semangat dan professional, ingin lebih baik atau justru hanya kesenangan sesaat saja. Euporia yang terjadi pada guru-guru yang baru saja menjalankan tugasnya benar-benar tanpa alasan, akhirnya mengorbankan tujuan bagaimana dia harus belajar menjadi guru dalam arti yang baik.
Buku adalah sumber ilmu pengetahuan dalam
kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan tidak berhenti, materi pembelajaran yang
selama ini kita pelajari terus tumbuh dan berkembang, berbagai teori yang
dipelajari selama dikampus, tidak hanya anggun diatas kertas. Sebentar saja
kita tinggalkan kampus, tentang kegiatan pembelajaran sudah lebih dari apa yang
dipelajari sebelumnya. Untuk itu diperlukan update ilmu melalui media yang
paling sederhana bagi seorang guru agar tidak larut dalam kenikmatan menjadi
guru baru tadi.
Upaya dalam mengupdate ilmu pengetahuan,
keterampilan dan pembinaan sikap kepribadian menjadi guru yang professional secara
kasat mata adalah dengan cara membeli buku-buku baru terkait dengan tugas
profesinya. Namun hal ini harus didukung oleh adanya kesadaran yang tinggi
tentang betapa guru dan ilmu pengetahuan menyatu dalam tugas, kepribadian dan
gaya hidup.
Hampir dipastikan guru yang mengajar
dengan dandanan baru atau pakaian yang rapi dan sopan, maka siswa akan mudah
mendapatkan ilmu pengetahuan. Dan di dukung pula guru yang memiliki ilmu
pengetahuan tidak ketinggalan zaman, update terhadap berbagai temuan-temuan,
serta perkembangan zaman, menjadikan siswa lebih semangat dan itu merupakan
penyiapan generasi yang lebih pasti siap menghadapi masa depan.
Menjadikan buku adalah bagian dari tugas professional
seorang guru, pada akhirnya bukan saja membeli buku, membaca buku, atau
mengkoleksi buku semata. Lebih dari itu guru yang baik adalah guru yang mampu
menulis buku untuk dirinya, siswanya dan seluruh masyarakat pendidikan. Karena buku
adalah dektat dengan guru, dalam hal ini; tiga unsur vital dalam membuat buku
itu adalah (1) bagaimana menemukan ide yang menggugah, (2) bagaimana
mengkomunikasikan ide itu secara jernih dan tertata, dan (3) bagaimana mengemas
atau mendandani ide itu agar dapat memikat orang untuk membacanya. Hal sederhana
ini memberi kesempatan kepada guru, bahwa menulis bukan hanya milik orang-orang
tertentu, tetapi milik siapa saja yang merasa dirinya sebagai guru. Ketika siswa
dihadapannya banyak masalah, atau fenomena yang menarik, maka guru tinggal
menuliskannya dan jadilah guru dan buku adalah satu.
0 Post a Comment:
Posting Komentar