"Dengan membaca kamu mengenal dunia. Dengan Menulis kamu dikenal Dunia."

murevi18.blogspot.com

Rabu, 31 Mei 2023

BUMI TIDAK MENERIMA MAYAT PENGHINA NABI

Sumber Ilmu.com-Imam Bukhari meriwayatkan dalam shahihnya dari Anas Ra bahwa beliau mengatakan, “Dahulu ada seorang Nasrani yang masuk Islam dan membaca Al-Baqarah dan Ali Imran dan menulis untuk Nabi Saw, lalu dia murtad kembali ke agama Nasrani dan menghina Nabi Saw seraya mengatakan, “Muhammad itu tidak tahu kecuali apa yang dituliskan untuknya saja.”Allah lalu mematikannya dan mereka pun menguburnya, namun esok harinya ternyata dia tergeletak diatas bumi. Mereka pun mengatakan, “Ini pasti perbuatan Muhammad dan para sahabatnya, mereka menggali kuburan kawan kita ini lalu membuangnya begitu saja”. Akhirnya mereka menggali lagi kuburan sedalam mungkin yang mereka mampu, namun esok harinya ternyata mayatnya tergeletak lagi diatas bumi. Maka mereka pun menyadari bahwa ini bukan perbuatan manusia, sehingga mereka akhirnya membuang mayatnya. (100 Kisah Menarik Penuh Ibrah-Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkomentar, “Lihatlah orang terlaknat ini, ketika dia berdusta tentang Nabi Saw dengan ucapannya bahwa beliau tidak mengerti kecuali apa yang dituliskan untuknya, maka Allah membinasakannya dan membongkar kedoknya dengan memuntahkan mayatnya dari kuburannya setelah beberapa kali dikubur. Sungguh ini diluar kebiasaan! Hal ini menunjukkan bagi setiap orang bahwa ini adalah hukuman dari kedustaannya, sebab kebanyakan mayat tidak tertimpa kejadian seperti ini. Dan dosa ini lebih keji dari pada kemurtadan, sebab kebanyakan orang yang murtad juga tidak tertimpa hal serupa.

Share:

CINTA ITU BUTA

Sumber Ilmu.com-Pada tahun 589 H, ada sebuah kejadian aneh bahwa ada seorang putri seorang pengusaha jatuh cinta dengan budak milik ayahnya. Tatkala sang ayah mengetahui hubungan asmara keduanya maka dia mengusir sang budak dari rumahnya. Setelah itu mereka berdua membuat janji bertemu di sebuah tempat untuk merencanakan sesuatu. Ternyata mereka mengadakan sebuah rencana yang mengerikan: saat malam telah hening, ketika manusia lelap dalam tidur, putri itu mememrintahkan kepada sang budak untuk membunuh ayahnya dan ibunya yang tengah hamil tua. Tak cukup dengan membunuh, budak itu juga diberi oleh putri durhaka tersebut perhiasan emas senilai 2.000 dinar. Akan tetapi, keadlian Allah datang, budak tersebut tertangkap dan dihukum qishah. (Al-Bidayah wan Nihayah Oleh Imam Ibnu Katsir)

Share:

MENCERAIKAN 5 ISTRI SEKALIGUS

 

Sumber Ilmu.com-Al-Ashma’i pernah bercerita tentang seorang suami yang memiliki empat istri dan dia sosok suami yang bertipe kasar. Suatu saat dia pernah mendapati empat istrinya sedang berkelahi dan ribut, maka dia mengatakan, “Sampai kapan kalian ribut seperti ini? Saya yakin ini adalah karena ulahmu! (Sambil menunjuk seorang istrimu). Pergilah dariku karena aku telah menceraikanmu.!”

Mendengar kata talak, istri kedua mengatakan, “Engkau terburu-buru menceraikannya, andai saja engkau menghukumnya dengan selain talak, niscaya lebih baik.” Suaminya malah menjawab, “kamu juga saya ceraikan!!!”

Mendengarnya, istri ketiga mengatakan, “Semoga Allah menjelekkanmu, kedua istrimu itu sangat baik dengan mu, mereka berdua selalu memuliakanmu, kenapa kamu begitu tega menceraikan keduanya?!” suaminya menjawab, “Kamu juga jangan sok membela keduanya, saya ceraikan kamu juga.”

Istri keempat yang dikenal dengan kelembutan mengatakan, “Nanti engkau akan menyesal karena telah menceraikan istri-istrimu.” Suaminya menjawab, “Kamu juga saya ceraikan sekarang.”

Ternyata kejadian tadi didengar oleh istri tetangga rumah yang muncul tiba-tiba seraya mengatakan, “Demi Allah, bangsa Arab tidak menilai kalian kecuali karena melihat perbuatan kalian, masak kamu menceraikan empat istrimu dalam satu waktu sekaligus!!” Dia menjawab,”Kamu juga wahai wanita yang ikut-ikutan membela, diceraikan, jika suami menyetujuinya.” Ternyata suami tetangga tersebut menjawab dari rumah, “Saya telah setuju, saya telah setuju.” (100 Kisah Menarik Penuh Ibrah-Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As-Sidawi)

Diantara faedah fikih kisah talak model seperti ini adalah sah, hanya saja yang menjadi masalah adalah apakah suami menjatuhkan dalam emosi dan marah? Jika benar demikian maka hal ini kembali kepada perselisihan ulama tentangnya. Imam Ibnul Qayyim menulis risalah khusus tentang hokum talak suami yang menjatuhkannya dalam keadaan emosi berjudul Ightsatul Lahfan fi Hukmi Thalaq al-Ghadbhan.

 

Share:

LELAKI BERCADAR

 

Sumber Ilmu.com-Dalam biografi Abul Hasan al-Wa’idz yang dikenal dengan “al-Mishri” disebutkan bahwa beliau memiliki majelis ta’lim untuk memberikan nesehat. Hadir dalam majelisnya tersebut kaum pria dan wanita, sehingga diapun mengenakan cadar untuk menutupi wajahnya karena khawatir terfitnah oleh keelokan wajahnya.

Namun, perbuatan ini tidak disyariatkan, sebab Nabi Saw adalah seorang yang sangat tampan, tetapi tidak dinukil bahwa beliau mengenakan cadar.

 

Share:

BATAS MINIMAL DAN MAKSIMAL KEHAMILAN

 

Sumber Ilmu.com-Biasanya, wanita melahirkan ketika usia kandungan bayinya Sembilan bulan. Namun, ternyata ada beberapa orang yang diluar kebiasaan tersebut. Berikut ini contoh ulama yang lahir dalam kandungan lebih dari Sembilan bulan:

1.  Muhammad bin Ajlan al-Madani, beliau dalam kandungan ibunya selama tiga atau empat tahun.

2.   Imam Malik bin Anas, beliau dalam kandungan ibunya selama dua atau tiga tahun.

3.   Dhahak bin Muzahim, tabi’in yang mulia, lahir dalam usia dua tahun dan sudah memiliki gigi sehingga dinamai dhahak (tertawa)

4.      Atha’ bin Abi Muslim, tiga tahun.

5.    Muhammad bin Nashr al-Marwazi, tiga puluh bulan lamanya.

6.      Abdullah bin Ahmad ar-Ribathi al-Marwazi, lima tahun.

Para Ualama sepakat bahwa batas minimal kehamilan adalah enam bulan. Contohnya, Abdul Malik bin Marwan, di dilahirkan dalam usia kandungan hanya enam bulan sebagaimana diceritakan oleh Ibnu Quthaibah dalam al-Ma’arif. Adapun batas maksimal nya, tidak ada batasan tertentu dalam Al-Quran dan Sunnah.

Share:

NADZOM SIFAT 20 Bahasa Indonesia

 


1.      Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih * Yang Maha Penyayang Yang Baik Sekali.

2.      Tuhan kita Allah yang tidak bermula * Dia tidak punah dan tidak berubah.

3.      Shalawat dan salam atas Nabi kita * Dia ahli tauhid terbaik manusia.

4.      Juga keluarga dan para sahabat * Kelompok yang benar padanya merapat.

5.      Kepada Allah wajib tuk mengenal * Sifat dua puluh kita harus hafal.

6.      Allah Maha Ada dan tidak bermula * Sifat WUJUD QIDAM inilah maknanya.

7.      Sifat BAQA’ Allah adalah artinya * Dia tidak punah kekal selamanya.

8.      Yakinilah Allah bukan benda katsif * Bukan sifat benda, bukan benda lathif.

9.      Ini makna sifat MUKHALAFATUN LIL * HAWADITSI jauhilah orang jahil.

10.  Allah tidak butuh kepada makhluk-Nya * Ada tanpa tempat, batasan dan warna.

11.  Ini sifat QIYAMUHU BI NAFSIHI * Tanpa atas, bawah, kanan, maupun kiri.

12.  Makna WAHDANIYYAH Allah Maha Esa * Tidak ada kesamaan pada Dzat-Nya.

13.  Juga perbuatan dan pada sifat-Nya * Makna Dzat-Nya adalah hakikat-Nya.

14.  Sifat QUDROH Allah pahami maknanya * Dia Maha Kuasa atas segalanya.

15.  Wajib ‘aqli, jai’z dan mustahil aqli * Tiga hukum akal harus kau pahami.

16.  Hanyalah terkait dengan ja’iz aqli * Sifat qudroh Allah engkau harus jeli.

17.  Makna dari sifat IRODAH Allah * Dia Berkehendak terhadap yang ada.

18.  Baik, buruk, kufur maupun iman * Dengan Irodah-Nya jangan kau ragukan.

19.  Sifat ILMU Allah mencakup yang tiga * Dari hukum akal tetaplah waspada.

20.  Dia tahu segala ciptaan-Nya * Tanpa kecuali dan rinciannya.

21.  Makna sifat HAYAT Allah Maha Hidup * Tanpa tulang daging tanpa makan minum.

22.  Sifat SAMA’ Allah artinya Mendengar * Segala suara dari ciptaan-Nya.

23.  Sifat BASHOR Allah artinya Melihat * Segala makhluk-Nya tanpa alat-alat.

24.  Sifat KALAM Allah bukanlah bahasa * Bukan huruf-huruf dan bukan suara.

25.  Kitab suci Qur’an adalah kalam-Nya * Kalam Allah dua pengertiannya.

26.  Al-Kalamudzatiy bagian pertama * Allafdzul Munazzal bagian kedua.

27.  Kitab suci Qur’an yang kita baca * Lafazh mengungkapkan bagi kalam Dzat-Nya.

28.  Semua sifat Dzat ini pahamilah * Hafalkanlah ia dan ajarkanlah.

29.  Pemahaman lain kau jangan peduli * Kau akan selamat dan tidak merugi.

30.  Yakinilah ia hingga engkau wafat * Supaya selamat dunia dan akhirat.

31.  Segala puji hanya milik Allah * Shalawat dan salam atas Rasulullah 2X


DiKutip Dari : https://kenusantaraan.blogspot.com/

 

Share:

Senin, 29 Mei 2023

ANTARA BUKU DAN BAJU

                                         

Hal yang selalu dimaklumi guru adalah beli buku baru

Bukan baju baru

Sumber Ilmu.com-Setelah beberapa tahun meninggalkan almamater pada umumnya guru lupa dengan tradisi membaca, mengupdate ilmu pengetahuan. Almamater sebagai ibu kandung yang mengasuh bagaimana tradisi keilmuan selama tiga atau empat tahun seakan tergerus dengan padatnya pengalaman pasca wisuda. Betapa tidak karena untuk mendapatkan pekerjaan baru, maka perlu penampilan baru, perlu gaya yang baru, sehingga para guru lebih kepada upaya membeli baju baru, yang pada akhirnya tidak lagi perlu buku baru.

Keadaan di atas bisa saja berlarut-larut, karena selalu kita dengar bahwa bila dapat pekerjaan, seorang guru “gaji pertama untuk syukuran dengan teman-teman, gaji kedua beli pakaian untuk meningkatkan penampilan, gaji ketiga menabung untuk membeli rumah atau rencana untuk keluarga.” Semua hal diatas alasannya adalah meningkatkan kinerja agar lebih semangat dan professional, ingin lebih baik atau justru hanya kesenangan sesaat saja. Euporia yang terjadi pada guru-guru yang baru saja menjalankan tugasnya benar-benar tanpa alasan, akhirnya mengorbankan tujuan bagaimana dia harus belajar menjadi guru dalam arti yang baik.

Buku adalah sumber ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan tidak berhenti, materi pembelajaran yang selama ini kita pelajari terus tumbuh dan berkembang, berbagai teori yang dipelajari selama dikampus, tidak hanya anggun diatas kertas. Sebentar saja kita tinggalkan kampus, tentang kegiatan pembelajaran sudah lebih dari apa yang dipelajari sebelumnya. Untuk itu diperlukan update ilmu melalui media yang paling sederhana bagi seorang guru agar tidak larut dalam kenikmatan menjadi guru baru tadi.

Upaya dalam mengupdate ilmu pengetahuan, keterampilan dan pembinaan sikap kepribadian menjadi guru yang professional secara kasat mata adalah dengan cara membeli buku-buku baru terkait dengan tugas profesinya. Namun hal ini harus didukung oleh adanya kesadaran yang tinggi tentang betapa guru dan ilmu pengetahuan menyatu dalam tugas, kepribadian dan gaya hidup.

Hampir dipastikan guru yang mengajar dengan dandanan baru atau pakaian yang rapi dan sopan, maka siswa akan mudah mendapatkan ilmu pengetahuan. Dan di dukung pula guru yang memiliki ilmu pengetahuan tidak ketinggalan zaman, update terhadap berbagai temuan-temuan, serta perkembangan zaman, menjadikan siswa lebih semangat dan itu merupakan penyiapan generasi yang lebih pasti siap menghadapi masa depan.

Menjadikan buku adalah bagian dari tugas professional seorang guru, pada akhirnya bukan saja membeli buku, membaca buku, atau mengkoleksi buku semata. Lebih dari itu guru yang baik adalah guru yang mampu menulis buku untuk dirinya, siswanya dan seluruh masyarakat pendidikan. Karena buku adalah dektat dengan guru, dalam hal ini; tiga unsur vital dalam membuat buku itu adalah (1) bagaimana menemukan ide yang menggugah, (2) bagaimana mengkomunikasikan ide itu secara jernih dan tertata, dan (3) bagaimana mengemas atau mendandani ide itu agar dapat memikat orang untuk membacanya. Hal sederhana ini memberi kesempatan kepada guru, bahwa menulis bukan hanya milik orang-orang tertentu, tetapi milik siapa saja yang merasa dirinya sebagai guru. Ketika siswa dihadapannya banyak masalah, atau fenomena yang menarik, maka guru tinggal menuliskannya dan jadilah guru dan buku adalah satu.

Share:

HATI GURU SEPERTI AIR LAUT

 

Buatlah hati guru seperi air laut, kapar pesiar yang indah masuk kelaut,

Kapal kayu masuk kelaut, sampah masuk kelaut,

Nahkan kotoran masuk kelaut, akan tetapi laut tak pernah menolak

Air laut bahkan menjadi asin tetapi airnya tetap suci lagi mensucikan.

Buatlah hati guru seperti air laut tadi, ada siswa yang baik adalah siswanya, ada siswa yang pendiam siswanya, bahkan ada siswa yang nakal adalah siswanya. Justru guru yang baik adalah karena pengalaman menghadapi macam-macam perangai berbagai siswa, maka ia menjadi guru yang hebat. Mengapa kadang kala sebagian guru ada yang menghindari mengajar di madrasah tertentu, atau menghindari kelas tertentu, atau bahkan kesal dengan siswa tertentu, atau justru sebaliknya seorang guru kadang hanya ingin pada kelas yang ia ingini, dimana ada siswa yang ia kasihi. Tidak perlu mencari alasan, seorang guru akan siap dengan siswa dalam keadaan apapun, karena bila kita berfikir terbalik, bukankah bila setiap siswa menyatakan, kami harus memilih guru yang baik saja baru mau belajar itu justru jadi masalah.

Namun apa yang terjadi selama ini, kadang kala justru guru tidak memberikan tempat pada siswa yang memiliki perbedaan dengan siswa lainnya. Padahal perbedaan tersebut bila dilihat dari perspektif kreativitas dapat saja muncul dengan sendirinya. Dalam hal ini pernah dijelaskan bahwa, garis besar tujuan pendidikan ialah mendorong anak-anak/peserta didik untuk tumbuh sebagai manusia dewasa, mengerti dirinya sendiri dan orang lain, serta mampu memecahkan persoalan hidup yang dihadapi yang terus berkembang dan berubah. Namun kenyataan menunjukkan kurangnya disadari bahwa dalam banyak praktik pendidikan, khususnya pembelajaran, justru di dasari oleh larangan peserta didik bertindak dan berfikir kreatif.

Jadi dengan keadaan siswa apapun, maka gurupun harus siap menghadapi dengan cara apapun, dan sampai kapanpun. Beberapa hal yang patut diperhatikan untuk hal ini adalah sebagai berikut:

1.    Menjadi guru yang baik, diawali dari satu keadaan jiwa dimana ia adalah ingin menjadi guru, dimanapun atau dimadrasah manapun ia akan ditempatkan, atau diterima, maka itu adalah pilihannya. Guru yang baik adalah mereka yang siap merubah keadaan, atau justru dia diberi kesempatan untuk memberikan kebaikan dari keadaan yang belum mendapatkan keuntungan tersebut. Jadilah guru yang siap dimanapun ia ditempatkan.

2.   Menjadi guru yang baik adalah mereka yang tidak harus memilih kelas mana yang harus disenangi, karena guru adalah siap mengajar dikelas berapa, atau kapan saja. Biasanya atas alasan pengalaman, atau atas dasar informasi dari guru lain, maka guru kita kadang tidak mau masuk dikelas tertentu. Guru yang baik adalah dia justru mendapat tantangan, atau pengalaman baru, bagaimana menghadapi kelas yang lain dari sebelumnya, dia tidak harus memilih kelas tertentu seperti kebanyakan guru. Bersenanglah untuk mendapat kelas apapun yang diterima, yang ia jadikan labotarium baru untuk menimbah ilmu tentang keguruan.

3.    Menjadi guru yang lebih baik adalah senang dengan siswa apapun latar belakangnya. Bila ada informasi tentang siswa tertentu yang ada dikelas tertentu kadang cepat menyebar dikalangan guru, pastinya sebagian guru yang kita tidak mau masuk dikelas tersebut dengan alasan tidak mau jumpa atau menjadi beban. Banyangkan seorang guru hanya mengajar pada anak-anak normal, baik-baik, dengan kelas yang dilengkapi fasilitas, hasilnya mereka akan pintar dan lulus ujian. Dan gurupun mendapat penghargaan karena siswanya bauk, lulus 100 %. Benarkah kejadian diatas adalah satu-satunya jalan menjadikan diri kita menuju guru yang baik, tentu tidak. Guru yang baik justru yang mendapat tantangan, elbih dari itu ia kadangmemilih atau menciptakan tantangan tentang kegiatan pembelajaran, dari keadaan siswa yang lebih utama. Jadilah guru yang menerima apapun latar belakang siswa yang ada didalamnya, karena itu menjadi sumber dan gudang inspirasi menuju guru yang baik.

Bila guru telah menerima apa adanya siswa keadaan dalam kegiatan pembelajaran, maka ia akan bekerja dengan senang hati. Said Hawa pernah mengatakan bahwa: “Keteladanan guru yang dapat dicontoh dari rasul adalah tidak meminta upah mengajar, memberi nasehat, mencegah akhlak tercela, tidak mencela ilmu-ilmu yang tidak ditekuninya, membatasi sesuai kemampuan pemahaman peserta didik dan mengamalkan ilmunya.

Air laut asin sendiri, bukan saja disampaikan orang pantai, akan tetapi sampai kegunung, ke kota bahkan sampai ke sekolah. Guru yang baik tidak mesti memilih-milih siapa yang jadi siswanya, akan tetapi guru yang baik akan menjadi pilihan bahkan menjadi idola bagi seluruh siswa. Hal yang ditinggalkan menjadi kesan, ketika siswa satu saat nanti ia menerima dunia apa adanya.

Share:

GURU DAN MASYARAKAT

 

Guru tinggal di masyarakat, bila ia bertempat tinggal

langsung kelas istimewa ditengah-tengah masyarakat

Sumber Ilmu.com-Selama ini kesan seorang guru adalah mereka yang duduk di kelas menyampaikan ilmu yang dimilikinya kepada siswa. Padahal pernyataan tersebut diatas tidak selamanya benar adanya, bukan tidak banyak guru yang pulang bertugas ia harus bekerja atau dipekerjaan masyarakat dengan tugas lain. Hanya di kelas kadang disekolah, bahkan kadang dimasyarakat guru tetap menyampaikan ilmu yang dimiliki untuk kepentingan anak dikelas, lembaga pendidikan disekolah atau untuk bangsa dan Negara.

Sebagian masyarakat kita menganggap orang yang memiliki kemampuan untuk membantu, membimbing, membina adalah kelompok tertentu yang dapat menjadi penyelamat. Biasanya adalah mereka yang memiliki gagasan, tempat berkonsultasi untuk menyelesaikan berbagai masalah kehidupan, kekeluargaan, bertetangga, bahkan bermasyarakat dan bernegara. Kemampuan-kemampuan diatas sedikit atau banyak dimiliki dan diperankan oleh guru ketia ia tinggal ditengah-tengah masyarakat. Maka jadilah guru apabila ia tinggal dimasyarakat langsung mendapatkan kedudukan tertentu atau kedudukan yang lebih setingkat disbanding anggota masyarakat lainnya.

Memang guru dan masyarakat tidak dapat dipisahkan karena memang sejak dulu, guru menjadi panutan masyarakat. Guru tidak hanya diperlukan oleh para murid di ruang-ruang kelas, tetapi juga diperlukan masyarakat lingkungannya dalam menyelesaikan aneka ragam permasalahan yang dihadapi masyarakat. Tampaknya masyarakat mendudukkan guru ditempat yang terhormat dalam kehidupan masyarakat yakni didepan memberi suri teladan, ditengah-tengah membangun, dan di belakang memberi dorongan dan memotivasi.

Kenyataan seperti diatas, menjadikan tantangan sendiri bagi seorang guru, hal ini disebabkan masyarakat memberi pengakuan, penghormatan dan diiringi pengharapan. Ketiga hal inilah yang harus dipahami dengan tepat pada saat kapan guru memberikan peran dan apresiasi pada kehidupan masyarakat.

Memahami peran pengakuan masyarakat, guru yang baik adalah mereka yang melakukan sesuatu ditengah-tengah masyarakat sesuai dengan pengetahuan yang di miliki. Bukan membantu masyarakat dengan meninggalkan kehidupan aslinya atau perannya disekolah, atau juga peran-peran keluarga. Guru yang baik ia tetap menjadikan tugas-tugas sekolah sebagai kegiatan professional, ia mampu menghubungkan tuntutan masyarakat sesuai dengan tuntutan sekolah.

Melengkapi peran guru ditengah masyarakat adalah karena mereka memberikan pengharapan kepada guru dalam kehidupan sehari-hari. Potret guru secara individual adalah sosok yang dapat dijadikan contoh atau propotype bagi anggota masyarakat lainnya. Bertutur dan bersapa guru dalam kehidupan sehari-hari adalah menjadi tolak ukur kesopanan setiap anggota masyarakat yang melihatnya. Itulah menjadi nilai-nilai harapan masyarakat terhadap guru, maka bila sedikit saja guru melakukan diluar nilai-nilai normatif sebagaimana harapan dengan cepat masyarakat memberikan rasa kecewa. Pada harapan inilah masyarakat dan guru menyatu mengikuti perkembangan nilai-nilai yang terjadi, karena biasanya apabila ada sesuatu yang baru, sebagai masyarakat yang melihat apakah guru dan keluarganya telah memakai atau menerapkan, bila sudah maka mereka tidak ragu untuk mengikutinya. Namun apabila keluarga guru justru menjauhkan diri dari segala sesuatu yang tidak baik, dengan  mudah masyarakatpun memberikan keputusan, bahwa hal tersebut  tidak pantas untuk diikuti atau diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bila kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada guru dapat dipelihara dengan baik, didayagunakan dengan niat yang positif, maka bukan hanya masyarakat yang dapat manfaatnya, akan tetapi guru, keluarga, bangsa dan negara akan memperoleh kebaikan untuk masa depan.

Share:

JIKA BUKAN ANDA, LANTAS SIAPA?

 

Selama ribuan tahun, manusia telah mendapati diri terpaksa mengajukan satu pertanyaan terkenal kepada diri sendiri. Berikut versinya dari Rabbi Hillel:

            “Jika bukan saya, lantas siapa ? jika bukan sekarang, lantas kapan?”

            Atau seperti yang dikatakan John Lewis:

            “Jika bukan kita, lantas siapa?”

                Karena itu memang harus dilakukan. Pada salah satu saat tergelap Perang Saudara AS, ketika Ulysses S. Grant telah mengepung koto Petersburg satu-satunya halangan didepan ibu kota Konfederasi, Richmond selama satu bulan, dia berkata, “Tugasnya berat dan harus dilakukan oleh seseorang.” Diperlukan hampir Sembilan bulan untuk menghadapi musuh yang nekat dan berkedudukan kuat, tapi Grant tak gentar. Dia tak goyah. Perhatiannya tak teralihkan, dia tak melempar tanggung jawab ke orang lain, atau mengkhayalkan solusi yang kurang berat.

            Tidak. Dia tetap disana. Bercokol. Memimpin. Ketika merebut Petersburg, dia melakukan apa yang gagal dilakukan banyak sekali jenderal lain, pada saat terakhir. Dalam beberapa minggu sesudahnya, pihak Selatan menyerah kalah. Tugasnya berat tapi karena ada yang melakukannya dan tidak menghindar, akhirnya perang besar pun selesai.

            Pada 1861, Oliver Wendell Holmes merupakan putra keluarga kaya dan berkuasa. Dia bisa saja menyuruh orang bertempur menggantikannya dalam Perang Saudara AS. Namun dia tetap ikut jadi serdadu, bertempur, dan nyaris tewas di Gettyburg. Sesudah kuliah hukum dan berpraktik sebagai pengecara swasta dengan penghasilan besar, dia mendapat pekerjaan nyaman di Harvard yang bisa saja dia jalani sepanjang hidup, aman dalam kepompong yaman dunia gagasan. Dia malah meninggalkan pekerjaan itu dengan mengorbanan besar dalam uang dan hubungan untuk menjadi hakim negara bagian karena dia percaya bahwa ahli hukum harus pergi ke tempat hukum dibuat. Dia kemudian pindah ke Mahkamah Agung AS, tempat dia menjadi hakim agung dan bekerja tanpa kenal lelah sampai berumur Sembilan puluh tahun rekor dipengadilan.

            “Saya pikir, karena kehidupan adalah aksi dan semangat,” tulis Holmes, “Orang harus ikut bersemangat dan beraksi agar tidak dianggap tidak hidup.”

            “Memangnya siapa aku, sampai harus menghadap Fir’aun? Tanya Musa ketika takdir memanggil. Jawaban bagi dia sama seperti Anda: Orang yang tepat untuk pekerjaan yang tepat.

            Masing-masing kita unik. Grant unik. Holmes unik. Masing-masing drai kita unik punya keahlian sendiri, kumpulan pengalaman dan wawasan. Masing-masing dari kita menerima panggilan. Jika kita tak menjawabnya, kita membuat dunia tak mendengar sesuatu. Kegagalan kita bersikap berani bergema ke luar diri kita, ke kehidupan orang lain.

            Karena jika Anda mengadopsi anak itu, latas siapa yang mau? Jika anda tak memulai bisnis, siapa yang mau? Jika anda tidak mengatakan tiga kata ajaib itu hari ini, lantas kapan?

            Mungkin tak satupun, mungkin tak akan pernah. Dan jika ada seseorang yang melakukannya, dia bukan anda akan beda. Tak akan sebagus itu. Tak akan menjadi apa yang anda bawa.

            Kepercayaan bahwa satu individu bisa membuat perubahan adalah langah pertama. Langkah berikutnya adalah memahami bahwa anda bisa menjadi orang itu. (Ryan Holiday-Keberanian Adalah Panggilan Untuk Bertindak)

Share:

IMAM AL GHAZALI DI BEGAL

 

Sumber Ilmu.com-Dari Thus, Imam Abu Hamid al-Ghazali, sufi besar itu menuju Jurjan dan belajar kepada sejumlah ulama di kota tersebut. Meskipun masih belia, tetapi ia sudah tekun belajar. Ia rajin mencatat keterangan yang disampaikan guru-gurunya. Catatan-catatan itu kemudian ia jilid menjadi sebuah buku.

Karena memiliki buku catatan, Imam Ghazali tidak menghafal ilmunya. Suatu hari dalam sebuah perjalanan menuju kota kelahirannya, rombongan beliau dihadang oleh sekawanan perampok. Mereka merampok segalanya. Segala perlengkapan beliau termasuk buku catatan tersebut juga diambil.

Dengan berani, Imam Al-Ghazali mengejar kawanan perampok itu. Merasa dibuntuti, pimpinan perampok itu berpaling dan berkata, “Celakalah kau, kembalilah atau kubunuh kau.”

Imam al-Ghazali tak gentar, beliau berkata kepadanya: “Dengan Kebesaran Allah yang kepada-Nya kau memohon keselamatan, tolong kembalikan bukuku. Ia tidak bermanfaat bagi kalian.”

“Buku apa?” Tanya pimpinan perampok.

“Sebuah buku didalam tas kecil itu. Aku telah melakukan perjalanan jauh untuk mendengarkan petuah para ulama dan kemudian semua keterangan ku catat dalam buku itu, “Jawab Imam al-Ghazali.

Pimpinan perampok itu tertawa terbahak-bahak kemudian berkata,”Sekarang kau tidak mengetahui apa-apa. Bukumu bersama kami. Kau tidak memiliki ilmu lagi.”

Kemudian ia perintahkan anak buahnya untuk menyerahkan buku itu kepada al-Ghazali. Imam al-Ghazali menyadari bahwa Allah lah yang menuntun pimpinan perampok tersebut untuk berbicara seperti itu.

Setibanya di Thus, Imam al-Ghazali berjuang menghafal semua catatannya. Dalam waktu 3 tahun, beliau berhasil menghafalnya. Setelah itu, tidak ada lagi perampok yang dapat merampas ilmunya.

Imam al-Ghazali gemar merantau ke berbagai kota untuk menuntut ilmu hingga menjadi ulama besar yang berjiwa mulia. Akhirnya pada hari senin 505 H, dalam usia 55 tahun, Imam al-Ghazali berpulang kerahmatullah. Kakak beliau Ahmad berkata, “ Pada subuh hari senin, adikku berwudhu menunaikan sholat. Setelah itu ia berkata, “Ambilkan aku kain kafan.” Setelah menciumi kain kafan itu dan meletakkannya diatas kedua matanya, ia berkata, “Aku siap menghadap Allah yang Maha Memiliki.” Ia lalu menjulurkan kedua kakinya, berbaring menghadap kiblat, dan meninggal dunia yang fana ini menuju keridhaan Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga Allah menempatkan beliau di Surga yang paling tinggi, bersama para nabi, syuhada, dan shalihin. (Lisanul Hal)

Share:

Minggu, 28 Mei 2023

KETIKA IBLIS DI PENJARAKAN

 

Sumber Ilmu.Com- Disebutkan dalam sebuah riwayat, bahwa Nabi Sulaiman As berdoa, memohon kepada Allah, “Ya Allah, Engkau telah menundukkan untukku manusia, jin, burung-burung dan para Malaikat. Ya Allah, aku ingin menangkap Iblis, merantai dan memenjarakannya, sehingga manusia tidak lagi berbuat maksiat.”

Atas permohonan Nabi Sulaiman itu, Allah Swt berfirman, “Wahai Sulaiman, tidak ada kebaikannya jika Iblis ditangkap” Tapi Sulaiman tetap memohon, “Ya Allah, (izinkan aku menangkap dan memenjarakan Iblis) keberadaan makhluk terkutuk itu sama sekali tidak mendatangkan kebaikan.” Allah Swt berfirman, “Jika Iblis tidak ada, maka banyak pekerjaan manusia yang akan mereka tinggalkan.”

Nabi Sulaiman tetap memohon, “Ya Allah, aku ingin menangkap dan memenjarakan makhluk terkutuk itu beberapa hari saja.” Karena Nabi Sulaiman terus meminta, maka Allah Swt berfirman, “Tangkaplah Iblis.” Maka nabi Sulaimanpun menangkapnya, kemudian merantai dan memenjarakannya.

Sebagaimana Nabi-nabi Allah yang lain, yang selalu memenuhi kebutuhan makan dari hasil usaha sendiri, maka demikian juga Nabi Sulaiman As mencari nafkah dengan membuat tas, untuk memenuhi kebutuhan hidup beliau. Padahal disebutkan dalam sebuah riwayat, bahwa didapur istana Nabi Sulaiman, setiap hari dimasak 4.000 ekor unta, 5.000 ekor sapi dan 6.000 ekor kambing (untuk dibagi-bagikan kepada orang yang memerlukan).

Meskipun demikian, Nabi Sulaiman tetap membuat tas dan menjualnya kepasar, untuk memenuhi kebutuhan makan beliau. Dan pada suatu hari, Nabi Sulaiman As membuat tas seperti biasanya, dan hendak dijual ke pasar, kemudian hasilnya akan dipakai membeli gandum untuk membuat roti.

Setelah tas dibuat, keesokan harinya Nabi Sulaiman mengutus anak buahnya untuk menjual tas itu ke pasar. Tapi apa yang terjadi? Mereka mendapati pasar itu sepi, tutup, tidak ada sama sekali kegiatan jual beli. Anak buah Nabi Sulaiman kembali dan mengabarkan keadaan pasar kepada beliau. Nabi Sulaiman bertanya,”Apa yang yang telah terjadi?” mereka menjawab, “Kami tidak tahu.”

Akhirnya, tas Nabi Sulaiman tidak bisa dijual. Pada hari berikutnya, anak buah Nabi Sulaiman kembali lagi ke pasar untuk menjual tas, tapi mereka mendapati pasar sepi. Tidak ada kegiatan jual beli. Malah mereka mendapati, orang-orang yang sudah kehilangan gairah hidup, orang-orang berbondong-bondong ke tempat pemakaman, tenggelam dalam mengingat kematian, dan tidak mau lagi bekerja.

Nabi Sulaiman bertanya kepada Allah, “Ya Allah, apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa orang-orang tidak mau lagi berusaha mencari nafkah?”

Allah Swt mewahyukan kepada Nabi Sulaiman As, “Wahai Sulaiman, (semua itu disebabkan karena engkau telah menangkap dan memenjarakan Iblis, sehingga manusia tidak lagi bergairah untuk mencari nafkah. Bukankah Aku telah mengatakan kepadamu, bahwa menangkap Iblis itu tidak mendatangkan kebaikan?

Maka Nabi Sulaiman As pun membebaskan Iblis. Keesokan harinya, orang-orang kembali lagi beraktivitas. Pasar ramai lagi dengan kegiatan jual beli. Orang-orang sibuk lagi bekerja mencari nafkah. Wallahu A’lam.

Pelajaran

            Diantara pelajaran yang dapat kita petik dari kisah tersebut adalah, setiap keburukan tetap adalah keburukan. Demikian pula dengan Iblis tetaplah Iblis, makhluk Allah terkutuk. Meskipun demikian, seburuk apapun sesuatu, boleh jadi ada sisi-sisi tertentu, yang bisa mendatangkan hikmah atau pelajaran bagi manusia.

Misalnya, dengan mengetahui tentang Iblis, tentang setan, bagaimana keberadaannya, apa saja yang dilakukannya sebagai perangkap untuk memberdaya dan menyesatkan manusia, maka sebagai manusia kita menjadi sangat waspada, jangan sampai kita terjebak masuk dalam perangkap atau jeratannya, lalu kita selamat.

Salah satu yang diajarkan agama kepada kita adalah, bahwa kemiskinan akan mendekatkan kepada kekafiran, sedangkan kekafiran adalah tujuan yang hendak diraih Iblis dalam tipudaya kepada manusia, yaitu agar mereka menjadi kafir, sebagaimana Iblispun telah ditetapkan sebagai bagian dari golongan yang kafir itu.

Karena itu, jika manusia kehilangan gairah hidup, lalu tidak mau bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang sangat pokok, misalnya untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum, pakaian, rumah dan sebagainya, maka yang demikian itu, bisa menimbulkan berbagai keburukan dalam kehidupan manusia tersebut.

Sebab, jika manusia tidak mau bekerja sehingga tidak memiliki uang untuk membeli pakaian, lalu ia membiarkan auratnya terbuka, maka itu merupakan suatu keburukan atau dosa. Jika manusia tidak mau bekerja mencari nafkah, lalu ia menjadi pengemis, maka yang demikian itu adalah perbuatan tercela di sisi Allah.

Jika manusia tidak mau berusaha mencari nafkah, sehingga ia membiarkan tubuhnya menjadi lemah, sehingga tidak bisa melaksanakan ibadah kepada Allah Swt, maka yang demikian ini pula merupakan suatu yang buruk. Bukankah ada ibadah-ibadah tertentu yang mengharuskan tubuh kita harus kuat, karena memang ibadah itu melibatkan peran fisik, seperti sholat, puasa apalgi haji.

Bukankah ada ibadah tertentu yang pelaksanaannya melibatkan peran harta seperti zakat, sedekah apalagi haji, bahkan juga sholat, sedangkan untuk mendapatkan harta yang menopang ibadah itu, harus dengan jalan bekerja atau berusaha.

Dan hanya Allah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu.

Share:

Pengikut

Definition List

Unordered List

Support