Sumber
Ilmu.com-Bersedekahlah selagi
masih memiliki kelebihan harta. Sebab, kalau suatu saat keadaan berganti dan
harta tidak ada lagi, baru ingin bersedekah, maka yang tinggal hanyalah
penyesalan. Bersedekahlah selagi masih hidup. Sebab, jika saat kematian telah datang,
baru ingin bersedekah, maka tidak ada kesempatan lagi untuk itu, dan yang ada
hanyalah penyesalan. Dan memang, salah satu perkara yang sangat disesalkan
manusia menjelang kematiannya adalah keengganan atau kelalaiannya sehingga
tidak bersedekah tatkala hidup.
Seseorang yang bersedekah, berarti
meneladani Kedermawanan Allah Swt, meskipun kita tidak mampu menyamai
kedermawanan Allah Swt. Tapi demikianlah kita dituntun oleh Rasulullah Saw
untuk meneladani sifat-sifat mulia Allah, dalam batas-batas kemampuan kita
sebagai makhluk. Salah satu sifat mulia Allah adalah maha Memberi.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi Nabi Saw bersabda,”Sesungguhnya Allah Maha Memberi dan menyukai kedermawanan. Dan Allahmaha Mulia, meyukai kemuliaan.” (HR. Tirmidzi)
Bagi kamu yang suka bersedekah ini keutamaan
dari sedekah, dan bagi kamu yang belum mampu untuk bersedekah semoga kiranya
dapat memberi manfaat dan motivasi meneladani sifat Allah dan Rasul-Nya ini:
Benteng
Api Neraka
Sedekah itu menjadi banteng dari api
neraka. Syaratnya adalah ikhlas mencari keridhaan-Nya. Allah Swt tidak semata
menilai besar nominalnya. Keikhlasan yang menjadi ukuran utama.
Bersedekah dalam jumlah banyak, namun
niatnya hanya untuk mendapatkan popularitas, agar dipuji sebagai orang yang
dermawan tidak akan mendapat palaha dari Allah. Demikian pula ketika sedekah
itu diungkit-ungkit, sehingga menyakiti perasaan hati penerima. Maka pahala
sedekah itu bisa musnah tak berbekas. Allah Swt menggambarkan dalam Al-Quran:
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu
dengan menyebut-nyebut dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang
menafkahkan hartanya karena riya’ kepada manusia dan dia tidak beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan oang itu seperti batu licin yang di atasnya
ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu bersih (tidak bertanah).
Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan, dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS Al
Baqarah: 264)
Sedekah yang ikhlas bisa menjadi banteng dari
api neraka, sebagaimana Rasulullah Saw bersabda, “Takutlah kamu sekalian terhadap api neraka walauun hanya bersedekah
dengan separuh biji kurma.”(HR.
Bukhari dan Muslim)
Maka sebelum maut datang, sebelum
terlambat, mari berlomba-lomba memperbanyak sedekah dijalan Allah Swt. Karena harta
yang kita sedekahkan itulah yang nanti menjadi penyelamat, dengan niat yang
ikhlas dan mencari keridhaan-Nya semata.
Tidak
Mengurangi Harta
Sedekah itu tidak mengurangi harta loh…!! Malah
sedekah akan melipatgandakan harya yang kita miliki. Ini bagi kamu yang takut
harta nya berkurang gara-gara sedekah. Perhatikan ayat dibawah ini, Allah Swt
berfirman:
“Perumpamaan
(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan
Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan 7 bulir, pada
tiap-tiap bulir 100 biji. Allah Swt melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang
Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (Karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al
Baqarah: 261)
Ibnu Katsir rahimahullah berkata,”Ini perumpamaan yang diberikan Allah Swt
menyangkut pelipatgandaan pahala bagi orang yang berinfak di jalan Allah Swt
untuk mencari keridhaan-Nya, bahwa kebaikan itu dilipatgandakan mulai dari 10
kali lipat hingga 700 kali lipat.
Sedekah tidak akan mengurangi harta. Sedekah
tidak akan menjadikan seseorang jatuh miskin. Sebaliknya, kikir tidak
menjadikan seseorang bertambah kaya. Kikir justru menjadikan hidup terasa
sempit.
Dalam kehidupan para sahabat, Abdurrahman
bin Auf r.a dan Usman bin Affan r.a dikenal sebagai orang-orang kaya yang
dermawan. Sejarah mencatat bahwa mereka tidak jatuh miskin, karena
kedermawanannya.
Menolak
Bencana
Ternyata
sedekah bisa menolak bencana loo…!. Para dermawan biasanya jauh dari kejahatan.
Baik pencurian, perampokan, dan sebagainya. Namun, kita pun tidak boleh lantas
memvonis bahwa mereka yang ditimpa musibah berarti kikir atau bakhil.
Bukan
seperti itu!
Kalua
ada orang yang dermawan ternyata sering terkena musibah, itu adalah hak
AllahSwt. Bila musibah diterima dengan ridho dan sabar akan menumbuhkan rasa
cinta Allah Swt kepada dirinya. Allah swt akan menggugurkan dosanya lewat
musibah yang ia terima.
Rasulullah
Saw bersabda,”Orang Mukmin, baik
laki-laki maupun wanita, senantiasa mendapatkan cobaan, baik dirinya, anaknya
maupun hartanya sehingga ia menghadap Allah Ta’ala tanpa membawa dosa.” (HR. Tirmidzi)
Doa
itu itu bisa menolak takdir. Demikian pula
dengan sedekah bisa menolak bencana. Namun, jangan sampai salah niat. Memperbanyak
sedekah dengan tujuan terbebas dari bencana atau beharap balasan instan di
dunia.
Sungguh
Allah Swt bisa saja memberikan balasan cash di dunia, tapi diakhirat
jangan-jangan tidak ada pahala sedikitpun yang diterima. Naudzubillah.
Sama halnya
bisa sedekah hanya diniatkan untuk menolak bencana, membentengi rumah atau
perusahaan dari pencurian atau perampokan, jangan-jangan memang diberikan oleh
Allah. Rumah dan perusahaan kita benar-benar aman. Namun di akhirat,
jangan-jangan kita tidak memperoleh pahala sama sekali.
Bukti Rasa Syukur
Allah
telah banyak memberikan banyak nikmat kepada kita. Salah satu cara mensyukuri
nikmat itu adalah dengan berbagi kepada sesame. Ada hak orang-orang fakir dan
miskin yang terkait dengan harta kita.
Allah
menjadikan hidup ini berpasangan. Ada si kaya dan si miskin yang saling
membutuhkan. Si kaya berbagi kepada si miskin dan bernilai ibadah. Si miskin
bersabar dengan kondisinya dan juga bernilai ibadah. Allah Swt berfirman:
“Dan Allah melebihkan sebagian kamu dari
sebagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang-orang yang dilebihkan
(rezekinya itu) tidak mau memberikan rezeki mereka kepada budak-budak yang
mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezeki itu. Maka mengapa mereka
mengingkari nikmat Allah.” (QS. An-Nahl:
71)
Kaya
dan miskin adalah skenario hidup di dunia. Saat berlimpah harta, beroleh
kesenangan, kita syukuri agar bisa bernilai kebaikan. Sebaliknya, saat dilanda
kesempitan, kita bersabar agar memperoleh kebaikan pula.
Rasulullah
Saw bersabda, “Sungguh menakjubkan
keadaan orang yang beriman. Sungguh semua urusannya adalah yang terbaik. Hal itu
tidak akan terjadi bagi siapapun, selain orang yang beriman. Jika mendapatkan
kebaikan (nikmat), diapun bersyukur dan syukur itu baik baginya. Jika tertimpa
kesulitan (musibah), diapun bersabar dan sabar itu baik baginya.” (HR. Muslim. 7692)
Sedekah
dalam kondisi sempit lebih besar pahalanya dari pada kondisi lapang. Sedekah dalam
kondisi miskin lebih besar pahalanya
daripada dalam kondisi kaya dan berlimpah harta. Namun, menyembunyikan lebih
baik dari pada menampakkannya.
Menyembunyikan
sedekah, menghindari pujian, itu lebih baik dan maslahat daripada
menampakkannya. Lain halnya, bisal sudah menyembunyikan, sudah meluruskan niat,
namun pujian berdatangn. Itu tidak disebut riya’.
Mungkin
ada yang beralasan:”Saya bersedekah terang-terangan agar bisa menjadi contoh,
dan diikuti oleh orang lain.” Ini tidak mudah wahai sahabat ku….
Setan
akan terus berupaya menggoda korbannya agar menikmati pujian itu. Bila iman
tidak kuat, mulailah timbul perasaan sombong dan menepuk dada. Alhasil sedekah
yang awalnya murni karena Allah, bisa sirna sia-sia.
Mengundang Datangnya
Rezeki
Allah
tidak pernah menyalahi janji. Sedekah mengundang datangnya rezeki, itu benar. Namun
demikian, jangan sampai kita salah niat. Semisal memiliki perusahaan dan ingin
omsetnya berlipat, lantas sedekah dengan membabi buta. Bersedekah dengan
berlebihan dan mengharapkan balasan secara cash. Merupakan suatu kesalahan
dalam emahami firman Allah yang akan mengganti dengan 10 kali lipat, 100 kali
lipat bahkan lebih. Padahala Allah Swt mengingatkan kita dalam firman-Nya:
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan
dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan
mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah
orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di
akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang
telah mereka kerjakan.” (QS. Hud:
15-16)
Mengapa
ini saya sampaikan? Karena marak praktek sedekah yang sudah mula menyimpang. Sedekah
dijadikan ajang “menyogok” Allah Swt. Saat rezeki seret, perusahaan mulai jatuh, sedekah dijadikan
senjata. Asset pun disedekahkan dengan harapan balik modal dengan cepat. Ingin membuktikan
janji Allah Swt dala Al-Quran. Padahal, cara memahaminya bukan seperti itu! Namun
bagaimana kita niatkan sedekah itu benar-benar karena Allah Swt dan berharap
pahala dan ridha-Nya saja. Bukan karena ingin balik modal. Karena jangan
sampai, setelah harta habis disedekahkan, kemudian menjadikan perusahaannya
bangkrut, lantas menggugat kebenaran ayat Al-Quran.
Sahabat
ku yang di sayang Allah….
Kalaupun
ternyata setelah kita bersedekah, pintu-pintu rezeki seakan terbuka lebar. Rezeki
datang laksana air yang membanjir, ya sudah terima saja dengan penuh rasa
syukur. Namun jangan sampai ada klaim: “Ini karena sedekah yang saya lakukan.” Cukuplah
bagi kita menyerahkan pahala dan balasan sedekah kita di dunia, itu karena
rahmat-Nya semata.
Mendatangkan Keberkahan
Berkah
itu tidak harus banyak nominalnya. Karena jumlah yang banyak, tidak identik
dengan keberkahan. Bila ada orang miskin, pendapatannya setiap bulan pas-pasan,
cukup untuk makan diri dan keluarganya. Namun kemiskinannya justru menjadikan
dia dekat dengan Allah Swt, kemiskinan menjadikan sekecil apapun nikmat di
syukuri, tidak iri dan dengki dengan rezeki yang diberikan Allah kepada orang
lain, boleh dikatakan rezeki dan hidupnya penuh berkah.
Sebaliknya
bila ada orang kaya yang pendapatannya mungkin 10 kali lipat dari si miskin. Namun
keluarganya sering sakit-sakitan, kikir bukan main, jauh dari Allah Swt. Boleh dikatakan
banyak harta yang dimilikinya tidak membawa berkah.
Keberkahan
diukur dari dekatnya yang bersangkutan dengan Allah Swt. Maka, berapapun rezeki
yang di dapat, selama dekat dengan Allah Swt, maka rezeki itu bernilai berkah. Nah
sedekah adalah salah satu pintu yang akan menjadi kita penuh berkah. Semakin dermawan
kita, semakin berkah rezeki kita. Insya Allah.
Saya dan
kita semua sepakat. Memberi akan membuat hidup kita bahagia. Memberi sedekah
dengan niat ikhlas mencari keridhaan-Nya, akan menjadikan diri kita semakin
berbahagia.
Sialakan
buktikan!
Sumber: Dahsyatnya
7 Sunnah Nabi Muhammad Saw
Tulisan ini permintaan dari Rahmad Hidayat (Operator MAS Al Washliyah Desa Pakam)
0 Post a Comment:
Posting Komentar