Mhd. Reza Fahlevi, M.Pd
(Dikutip dalam kitab: Mukasyafatul Qulub-Imam Al Ghazali)
Bulan Sya’ban merupakan salah satu bulan yang memiliki keutamaan
dalam nya. Sesuai dengan kalender Hijriah, Sya’ban adalah bulan kedelapan yang
di apit dua bulan istimewa yakni, Rajab dan Ramadhan.
Sya'ban menjadi bulan yang sebaiknya diperlakukan layaknya bulan
Rajab. Pasalnya bulan ini kerap diabaikan. Padahal di bulan Sya'ban seluruh
amal dilaporkan kepada Allah SWT. Hal tersebut sebagaimana sabda
Rasulullah SAW berikut ini:
Artinya: Ini adalah bulan yang sering dilalaikan banyak
orang, bulan antara Rajab dan Ramadhan. Ini adalah bulan di mana amal-amal
diangkat menuju Allah. Saya (Nabi) ingin ketika amal saya diangkat dalam
kondisi berpuasa. (HR An-Nasa’i dan Ahmad)
Dari beberapa redaksi hadits di atas dapat dipahami bahwa bulan
Sya'ban memiliki keistimewaan yang tidak kalah dengan bulan Rajab. Meningkatkan
amal ibadah di bulan Sya'ban juga menjadi momentum diangkatnya seluruh amal
kepada Allah SWT
Di sebut Sya’ban karena ada beberapa kebaikan yang sangat banyak.
Sya’ban diambil dari kata “Asy-Syi’bi”, yaitu jalan di gunung. Jadi Sya’ban
adalah jalan kebaikan. Abi Umamah Al Bahili ra. berkata, Rasulullah Saw. pernah
bersabda, ‘Apabila datang bulan Sya’ban, maka bersihkanlah dirimu dan
perbaikilah niatmu.” Aisyah ra berkata Rasulullah Saw telah berpuasa,
sehingga kami mengatakan beliau tidak akan berbuka puasa (tidak puasa). Beliau
selalu berbuka, sehingga kami mengatakan beliau tidak puasa. Dan kebanyakan
puasa beliau adalah dalam bulan Sya’ban.” Dalam An-Nasa’I dari hadis Usamah ra,
berkata, Ya Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu berpuasa pada sebuah bulan
dari bulan-bulan ini, seperti puasamu dibulan Sya’ban” Beliau bersabda, “Itu
adalah sebuah bulan,yang biasanya manusia lengah, antara Rajab dan Ramadhan.
Dia adalah sebuah bulan di mana amal-amal ini diangkat kepada Tuhan seru
sekalian alam. Maka aku suka jika kalau amalku diangkat (dilaporkan), sedangkan
aku dalam keadaan puasa.” Dalam riwayat dikatakan, “Beliau telah berpuasa penuh
dibulan Sya’ban.” Imam Muslim berkata, “Beliau telah berpuasa bulan Sya’ban,
kecuali sedikit.” Riwayat ini menjelaskan riwayat pertama. Jadi yang
dimaksudkan dengan penuh adalah bagian yang terbesar.
Dikatakan bahwa sesungguhnya malaikat-malaikat dilangit memiliki
dua buah malam hari raya. Sebagaimana orang-orang Islam di bumi juga memiliki
dua buah malam hari raya. Lalu hari raya malaikat adalah malam Bara’ah yaitu
malam nishfu Sya’ban dan malam lailatul qadar. Sedangkan hari raya orang-orang
mukmin adalah hari raya Fitri dan Adha. Karena itulah, maka malam Nishfu
Sya’ban disebut malam hari raya malaikat. As-Subki menuturkan dalam tafsirnya,
“Sesungguhnya malam nishfu Sya’ban bisa menutup dosa-dosa setahun. Sedangkan
malam Jumat bisa menutup dosa-dosa seminggu dan malam lailatul qadar dapat
menutup dosa seumur hidup.” Artinya menghidupkan malam-malam ini (dengan
ibadah) menjadi sebab ditutupnya (dihapus) dosa. Al-Mundziri meriwayatkan
dengan Marfu’ “Barangsiapa yang menghidupkan dua malam hari raya dan malam
nishfu Sya’ban, maka hatinya tidak akan mati pada saat hati-hati ini mati.”
Pada bulan Sya’ban juga terdapat peristiwa sejarah yang tidak bisa
dilupakan oleh umat Islam, yaitu pindahnya kiblat dari Masjidil Aqsha ke
Masjidil Haram. Ceritanya ketika Nabi Muhammad saw. menanti-nanti datangnya
peristiwa ini dengan harapan yang sangat tinggi. Setiap hari Beliau tidak lupa
berdoa hingga Allah SWT mengabulkan penantiannya Maka turunlah ayat, “Sungguh
Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan
memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah
Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.”
(QS. Al Baqarah; 144)
Malam Nishfu Sya’ban adalah malam tanggal 15 bulan Sya’ban atau
separuh dari bulan Sya’ban. Lalu kapan malam Nishfu Sya’ban 2022? Berdasarkan
keputusan Lembaga Falakiyah, 1 Sya’ban 1443 H jatuh pada hari Jumat, 4 Mater
2022. Atas dasar penetapan Sya’ban tersebut, maka malam nishfu Sya’ban atau
pertengahan bulan Sya’ban tahun ini jatuh pada hari Kamis, 17 Maret 2022. Pada
hari nishfu Sya’ban inilah umat Islam dianjurkan untuk menunaikan puasa nishfu
Sya’ban selama satu hari, yakni pada tanggal 18 Maret 2022.
Hukum pengerjaannya puasa Sya’ban adalah Sunnah. Cara
mengerjakannya sama seperti melakukan puasa Sunnah lainnya. Hanya saja bacaan
niat yang membedakannya dengan puasa lainnya. Bacaan niat puasa Sya’ban adalah
sebagai berikut:
“Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa’I
sunnati Sya’bana lillahi Ta’aala”
Artinya: Aku berniat puasa Sunnah Sya’ban esok hari karena Allah
Ta’ala”
Selain mengamalkan
puasa Sya’ban 2022, umat Muslim juga dianjurkan untuk mengerjakan amalan lain
seperti membaca Al-Quran, melakukan sholat tasbih, ataupun membaca doa Nishfu
Sya’ban seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah Saw.
0 Post a Comment:
Posting Komentar