Rasa
lapar, baik karena berpuasa pada bulan
Ramadhan, ataupun karena mengurangi makan dalam kehidupan sehari-hari, untuk
mengendalikan syahwat makan dan minum adalah salah satu jalan untuk meraih
kemuliaan di sisi Allah Swt. Salah satu jalan meraih keselamatan di akhirat.
Salah satu jalan untuk meraih surga.
Nabi
Saw pernah berkata kepada Aisyah ra, “Biasakanlah mengetuk pintu surge, niscaya
ia akan dibukakan untuk mu.” Aisyah bertanya, “Bagaimana kami membiasakan
mengetuk pintu surga ?” Beliau menjawab, “Dengan rasa lapar dan haus.”
(Diriwayatkan dari Al hasan dikutip dari Imam Al-Ghazali). “Orang yang perutnya
kekenyangan, tidak akan masuk ke dalam kerajaan surga” (Diriwayatkan dari Ibnu
Abbas)
“Sesungguhnya
orang yang paling dekat dengan Allah Swt pada hari kiamat adalah orang yang
sering merasa lapar, haus dan banyak cobaan di dunia ini, dan orang yang penuh
dengan kasih sayang dan bertakwa kepada Allah. Ketika mereka hadir (ada disuatu
tempat), mereka tidak dikenal, dan ketika mereka pergi tidak dicari orang. Akan
tetapi bumi mengenal mereka dan para malaikat menolong mereka. Kebanyakan orang
merasa bahagia dengan dunia, sedang mereka merasa bahagia dengan ketaatan
kepada Allah”…(HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah).
Rasa
lapar atau sedikit makan dan minum adalah sebuah perilaku yang mulia di sisi
Allah Swt, sebab dengan demikian lebih mudah bagi seseorang untuk beribadah
kepada Allah, untuk mengerjakan sholat, untuk membaca Al-Quran, untuk berzikir
kepada Allah dan lain-lain, yang semua itu merupakan kunci-kunci menuju surga.
Karena itu, Lukman al-Hakim pernah menasehati anaknya, “Wahai anakku, jika perutmu penuh (kekenyangan), maka pikiran akan
tertidur, kebijaksanaan membeku, dan anggota badan menjadi malas melaksanakan
ibadah.”
Selain
itu, setiap ibadah dan juga kebaikan menjadi kunci mengantar seseorang ke
surga, dan sebaliknya setiap keburukan dan kejahatan menjadi penghalang menuju
surga, sedangkan setan senantiasa menghalanginya untuk melaksanakan ibadah,
sebaliknya setan selalu mendorong kepada keburukan dan kejahatan, maka rasa
lapar merupakan penghalang jalan bagi setan untuk memperdaya.
“Sesungguhnya setan berjlan mengikuti aliran
darah anak cucu Adam. Karena itu, persempitlah jalan setan itu dengan lapar dan
haus.”
Memang
Allah memerintahkan kepada kita untuk makan dan minum, asalkan makan dan minum
yang halal dan tidak melampaui batas. Sedangkan makanan dan minuman yang halal
yang kita makan saja, tidak mudah bagi kita untuk mempertanggungjawabkannya
diakhirat, apabila kita bersikap melampaui batas dalam makan dan minum
tersebut, maka bagaimana dengan makan dan minum yang haram? Umar bin Khattab ra
menasehati, “hati-hatilah terhadap
kekenyangan. Sesungguhnya ia akan menjadi badan dalam kehidupan dan menjadi
sumber malapetaka setelah kematian.”
Karena
itu, banyak kebaikan yang akan menyertai rasa lapar, sebaliknya banyak
keburukan yang akan menyertai kekenyangan.
“Rasa
lapar para pecinta Allah akan menyadarkan mereka. Rasa lapar orang-orang yang
bertobat akan menjadi ujian. Rasa lapar para pejuang adalah kemuliaan. Rasa
lapar orang-orang yang tabah adalah kekuatan. Dan rasa lapar orang-orang yang
zuhud adala hikmah.” (Yahya bin Mua’dz)
“Rasa
lapar merupakan kekenyangan yang tersimpan di sisi Allah. Dia tidak akan
memberikannya kecuali kepada orang-orang yang dicintainya-Nya.” (Abu
sulaiman Ad-Darani)
(Dikutip dalam Buku Mata Air
Ramadhan)