"Dengan membaca kamu mengenal dunia. Dengan Menulis kamu dikenal Dunia."

murevi18.blogspot.com

Kamis, 05 Oktober 2023

Pengertian dan Klasifikasi Hadis Aḥād

 

Pengertian hadis aḥād

Menurut bahasa berasal dari kata aḥād adalah jamak dari wāhid atau aḥād yang artinya “satu”.

Menurut istilah seperti yang ditulis oleh Mahmūd Ṭahhan dalam bukunya “Taisīr fī Musṭalaḥi al-ḥadīṡ” adalah: “Hadis yang tidak memenuhi syarat hadis mutawātir”

Klasifikasi hadis Aḥād

Hadis Masyhūr

Masyhūr menurut bahasa berarti yang sudah tersebar atau yang sudah popular. Menurut Istilah hadis masyhūr adalah: “Hadis yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih, serta belum mencapai derajat mutawātir”.

Keterangan :

Hadis ini dinamakan hadis masyhūr karena diriwayatkan oleh 3 orang rijāl al- ḥadīṡ atau lebih dan belum sampai derajat mutawātir, adapun sanadnya adalah sebgai berikut:

1.      Ṭabaqah pertama (sahabat) 3 orang (Jabir, Abu musa, Abdullah bin Umar).

2.      Ṭabaqah kedua (tabi’īn kabir) 4 orang (Abu Zubair, Abu Burdah bin Abi Musa, Abi al-Khair, as-Sya’bi).

3.      Ṭabaqah ketiga (tabi’īn shaghir) 5 orang (Ibnu Juraih, Abu Burdah bin Abdullah, Yazid, Isma’il, dan Abi Safar).

4.      Ṭabaqah ke empat (atba’ tabi’īn kabir) 4 orang (Abu Ashim, Yahya, Ibn alHaris, Syu’bah).

5.      Ṭabaqah ke lima (atba’ tabi’īn shaghir) 4 orang (Hasan, Abdullah bin Humaid, Said, Ibn Wahab, Adam bin Abbas).

6.      Ṭabaqah selanjutnya Abu Tahir, Bukhari dan Muslim.

Selain hadis masyhūr secara definitif (istilahi) juga ada hadis masyhūr yang berarti terkenal. Adapun macam-macam masyhūr ghairu isthilahi adalah sebagai berikut;

Masyhūr khusus dikalangan ahli hadis seperti:

 


Masyhūr dikalangan ahli hadis, ulama dan orang umum, seperti:

 

Masyhūr dikalangan Uṣuliyyin seperti:

Masyhūr dikalangan umum seperti:

Hukum mengamalkan hadis masyhūr boleh dijadikan hujjah jika hadis derajat hadisnya ṣaḥīḥ atau ḥasan dan jika derajadnya ḍa'īf tidak boleh dijadikan hujjah untuk menentukan halal haram.

Nama lain hadis masyhūr adalah hadis “mustafiḍ”, namun hal ini masih berbeda pendapat dikalangan ulama sebagaimana mereka mendefinisikan hadis mustafiḍ adalah:

Menurut bahasa “intisyār” tersebar.

Menurut istilah, ulama berbeda pendapat:

Sama dengan masyhūr .

Lebih khusus dari masyhūr : karena Mustafiḍ syaratnya harus di awal sanad (ṭabaqah sahabat).

Lebih umum dari masyhūr: karena masyhūr syaratnya harus di awal sanad (ṭabaqah sahabat).

Hadis ‘Azīz

Hadis ‘azīz menurut bahasa berarti hadis yang mulia atau hadis yang kuat atau hadis yang jarang, karena memang hadis ‘azīz itu jarang adanya.

Para ulama memberikan definisi sebagai berikut: hadis ‘azīz adalah: “Hadis yang diriwayatkan oleh dua orang, walaupun dua orang periwayat tersebut terdapat pada satu ṭabaqah saja, kemudian setelah itu orang-orang pada meriwayatkannya”.

Definisi menurut Mahmud Tahhān adalah: “Hadis ‘azīz adalah hadis yang hanya diriwayatkan oleh dua orang rijāl al-ḥadīṡ disalah satu dari semua tingkatan sanad.”

Contoh:

“Rasulullah Saw. bersabda : “Kita adalah orang yang paling akhir (di dunia), dan yang paling dulu di hari kiamat”.

Hadis ini dinamakan hadis ‘azīz karena ditingkat sahabat hanya dua orang yaitu Hużaifah bin al-Yaman dan Abu Hurairah, biarpun ṭabaqah setelahnya diriwayatkan oleh rijāl al-ḥadīṡ yang jumlahnya banyak.


Hadis garīb

Hadis garīb menurut bahasa berarti hadis yang terpisah atau menyendiri dari yang lain.

Menurut istilah: “Hadis yang dalam sanadnya terdapat seorang yang sendirian dalam meriwayatkannya, disalah satu dari semua tingkatan sanad”.

Ditinjau dari segi tempat sendiriannya periwayat, hadis garīb terbagi menjadi dua macam. Yaitu garīb muṭlaq dan garīb nisbi.

Hadis garīb muṭlaq

Apabila periwayat yang sendirian tersebut pada tingkatan sanad yang pertama; jika hadisnya marfū’ maka periwayat pertama yang sendirian tersebut adalah sahabat, jika ḥadīṡnya mauqūf maka periwayat pertama yang sendirian tersebut adalah tabi’īn. Jika hadisnya maqṭū’ maka periwayat yang pertama yang sendirian tersebut adalah atba’ tabi’īn.

Garīb muṭlaq juga disebut al-farḍu al-muṭlaq atau al-farḍu saja.

“Nabi Muhammad Saw. bersabda :”Iman itu bercabang-cabang 73 cabang. Dan malu itu salah satu cabang dari iman”.

Hadis ini dinamakan hadis garīb muṭlaq, karena ṭabaqah pertamanya yaitu Abu Hurairah sendirian.

Contoh lain:

Hadis garīb nisbi

Garīb Nisbi adalah hadis yang hanya diriwayatkan oleh satu orang rijāl al- ḥadīṡ disalah satu dari semua tingkatan sanad selain tingkatan sanad yang pertama (sahabat).

Hadis garīb nisbi ada 3 bentuk yaitu;

Sendiriannya seorang ṡiqah

Yaitu hadis yang sanadnya satu atau lebih, namun di salah satu tingkatan sanad selain tingkatan sanad yang pertama hanya ada satu rijāl yang ṡiqah.

Definisi lain yaitu: hadis yang sanadnya banyak, namun yang ṡiqah hanya satu. Namun definisi ini lemah.

Seperti ada ucapan “tidak ada orang yang ṡiqah yang meriwayatkan kecuali fulan”.

Hadis ini dinamakan garīb nisbi (Sendiriannya sorang ṡiqah) karena hadis ini sanadnya lebih dari satu, namun pada ṭabaqah ke-IV yang ṡiqah hanya Imam Mālik saja sedangkan yang lain seperti Ibnu Lahi’ah tidak ṡiqah.

Sendiriannya periwayat tertentu dari syekh tertentu

Yaitu: hadis yang sanadnya satu atau lebih dari satu, namun ada periwayat tertentu yang hanya sendirian menerima hadis dari syekh tertentu.

Hadis ini diriwayatkan oleh orang banyak dari Sufyan ibnu Uyainah, dari Wa’il bin Daud, dari Bakar bin Wa’il, dari Ibnu Syihab Az-Zuhri, dari Anas bin Mālik dan dari Utsman bin Affan.

Tidak ada rijāl satu pun yang meriwayatkan hadis ini dari Wa’il bin Daud kecuali Bakar bin Wa’il.

Sendiriannya Periwayat Suatu Kota tertentu

Yaitu hadis yang diriwayatkan oleh satu sanad atau lebih namun hanya disuatu kota tertentu, sedangkan dikota lain tidak ada satupun rijāl al- ḥadīṡ yang meriwayatkannya.

Sehingga ada muḥaddiṡ yang mengatakan “Fulan hafal hadis sendirian dari penduduk Makkah”, dan lain-lain.

Hadis riwayat Muslim dari Abdullah bin Zaid tentang sifat wuḍunya Rasulullah dan mengusap rambut kepalanya dengan air yang bukan sisa tangan beliau. Namun Imam al-Hakim mengkomentari hadis ini bahwa hadis ini garīb karena hanya penduduk mesir yang meriwayatkan hadis ini dan tak satupun dari kota lain meriwayatkannya.

Contoh lain:

Kedudukan hadis aḥād

Hadis aḥād tidak pasti berasal dari Rasulullah Saw., tetapi hanya dugaan saja (ẓanni atau maẓnun) berasal dari beliau. Dengan ungkapan lain dapat dikatakan bahwa hadis aḥād mungkin benar berasal dari Rasulullah Saw., dan mungkin pula tidak benar berasal dari beliau.

Karena hadis aḥād itu tidak pasti (gairu qaṭ’i atau gairu maqṭū’), tetapi diduga (ẓanni atau maẓnun) berasal dari Rasulullah Saw., maka kedudukan hadis aḥād, sebagai sumber ajaran Islam, berada dibawah kedudukan hadis mutawātir.


Sumber : Buku Ilmu Hadis Kelas XI

NB : Untuk Kalangan Siswa Madrasah Aliyah

 

 

 

Share:

Pengikut

Definition List

Unordered List

Support